Iklan

Pertanyaan

Tabel Corak Kehidupan Masa Praaksara di Indonesia Lengkapilah tabel di bawah ini!

Tabel Corak Kehidupan Masa Praaksara di Indonesia
Lengkapilah tabel di bawah ini!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

08

:

42

:

04

Klaim

Iklan

I. Agung

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia

Jawaban terverifikasi

Jawaban

kehidupan masyarakat pada zaman ini telah mengenal adanya pembagian status berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki. Hal penting lainnya adalah mereka sudah melakukan perdagangan antar pulau di Indonesia serta antara Kepulauan Indonesia dan Daratan Asia Tenggara. Perahu bercadik memainkan peranan besar dalam hubungan-hubungan perdagangan itu. Perdagangan di lakukan dengan cara tukar menukar barang (barter) yang diperlukan tiap-tiap pihak. Adapun peninggalan pada zaman ini yaitu Neraka, Moko, Arca perunggu, dan Bejana Perunggu.

kehidupan masyarakat pada zaman ini telah mengenal adanya pembagian status berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki. Hal penting lainnya adalah mereka sudah melakukan perdagangan antar pulau di Indonesia serta antara Kepulauan Indonesia dan Daratan Asia Tenggara. Perahu bercadik memainkan peranan besar dalam hubungan-hubungan perdagangan itu. Perdagangan di lakukan dengan cara tukar menukar barang (barter) yang diperlukan tiap-tiap pihak.  Adapun peninggalan pada zaman ini yaitu Neraka, Moko, Arca perunggu, dan Bejana Perunggu.

Pembahasan

Zaman logam disebut juga masa perunggu dan besi atau masa perundagian. Pada zaman ini, manusia telah menetap dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan keahlian tertentu. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat pada zaman ini telah mengenal adanya pembagian status berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki. Manusia pada zaman ini juga telah mengenal peralatan yang terbuat dari logam tertentu yang mudah didapat seperti perunggu dan besi. Zaman ini terjadi sekitar tahun 300 SM, ketika gelombang kedua dari Melayu Austronesia dari ras Mongoloid tiba di Nusantara. Adapun corak kehidupannya yaitu mulai munculnya golongan undagi atau golongan yang terampil melakukan suatu usaha tertentu seperti membuat alat-alat dari logam, rumah kayu, gerabah, dan perhiasan. Pada saat itu tidak semua orang mampu membuat alat-alat tersebut. Hanya golongan terampil yang mampu membuatnya. Karena membutuhkan keahlian khusus, barang logam itu termasuk barang mahal dan langka, terutama pada masa awal perundagian. Kendati telah mengenal logam, alat alat gerabah tidak digantikan. Gerabah tetap memainkan perang penting. Pembuatan gerabah bahkan mengalami kemajuan yang pesat, tidak lagi menggunakan tangan dan tatap batu, tetapi menggunakan roda pemutar. Selain itu, munculnya kemampuan membuat alat-alat dari logam tidak menggantikan mata pencaharian pokok yaitu bercocok tanam. Pada zaman ini, penduduk Nusantara hidup secara menetap di desa-desa di daerah pegunungan, dataran rendah, dan di tepi pantai dalam tata kehidupan yang makin teratur dan terpimpin. Perdagangan di lakukan antar pulau di Indonesia serta antara Kepulauan Indonesia dan Daratan Asia Tenggara. Perahu bercadik memainkan peranan besar dalam hubungan-hubungan perdagangan itu. Perdagangan di lakukan dengan cara tukar menukar barang (barter) yang diperlukan tiap-tiap pihak. Benda tukar yang digemari adalah benda-benda yang mengandung magis seperti nekara perunggu, moko dan manik-manik. Pada saat itu, ada dua teknik utama membuat barang-barang dari logam yaitu a cire perdue dan bivalve. Dalam masyarakat ini pula mulai tampak pengelompokan golongan-golongan tertentu, seperti golongan pengarue upacara-upacara atau yang berhubungan dengan kepercayaan, petani, pedagang, serta pembuat benda-benda logam. Adapun hasil kebudayaan pada zaman ini adalah. Nekara merupakan semacam berumbung yang dibuat dari perunggu, dibagian tengah berpinggang dan pada sisi atasnya tertutup. Pada masa prasejarah, nekara dianggap sebagai sesuatu yang suci. Nekara digunakan pada waktu upacara penting saja, misalnya untuk memanggil hujan, memanggil arwah nenek moyang dan dipakai sebagai genderang perang. Moko adalah nekara yang memiliki bentuk yang lebih kecil dan ramping. Moko berfungsi sebagai benda pusaka atau digunakan untuk mas kawin. Di Indonesia nekara ditemukan di daerah Sumatera, Sumbawa, Pulau Rote, Jawa, Pulai Kei, Bali serta pulau Selayar. Bejana Perunggu merupakan sebuah wadah yang bagian bawahnya membulat seperti gitar. Bejana perunggu ditemukan di daerah Sumatera dan Madura. Patung perunggu di Indonesia banyak ditemukan di daerah Bangkinang (Riau) dan Limbangan (Bogor). Bentuk patung perunggu pada umumnya dalam bentuk perwujudan manusia (berupa penari yang bergaya dinamis) dan binatang seperti kerbau. Berdasarkan penjelasan di atas maka corak kehidupan pada zaman Perundagian adalah mereka pada saat itu sudah mengenal golongan undagi atau golongan yang terampil melakukan suatu usaha tertentu seperti membuat alat-alat dari logam, rumah kayu, gerabah, dan perhiasan. Pada zaman ini, manusia telah menetap dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan keahlian tertentu. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat pada zaman ini telah mengenal adanya pembagian status berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki. Hal penting lainnya adalah mereka sudah melakukan perdagangan antar pulau di Indonesia serta antara Kepulauan Indonesia dan Daratan Asia Tenggara. Perahu bercadik memainkan peranan besar dalam hubungan-hubungan perdagangan itu. Perdagangan di lakukan dengan cara tukar menukar barang (barter) yang diperlukan tiap-tiap pihak. Adapun peninggalan pada zaman ini yaitu Neraka, Moko, Arca perunggu, dan Bejana Perunggu.

Zaman logam disebut juga masa perunggu dan besi atau masa perundagian. Pada zaman ini, manusia telah menetap dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan keahlian tertentu. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat pada zaman ini telah mengenal adanya pembagian status berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki. Manusia pada zaman ini juga telah mengenal peralatan yang terbuat dari logam tertentu yang mudah didapat seperti perunggu dan besi. Zaman ini terjadi sekitar tahun 300 SM, ketika gelombang kedua dari Melayu Austronesia dari ras Mongoloid tiba di Nusantara.

Adapun corak kehidupannya yaitu mulai munculnya golongan undagi atau golongan yang terampil melakukan suatu usaha tertentu seperti membuat alat-alat dari logam, rumah kayu, gerabah, dan perhiasan. Pada saat itu tidak semua orang mampu membuat alat-alat tersebut. Hanya golongan terampil yang mampu membuatnya. Karena membutuhkan keahlian khusus, barang logam itu termasuk barang mahal dan langka, terutama pada masa awal perundagian. Kendati telah mengenal logam, alat alat gerabah tidak digantikan. Gerabah tetap memainkan perang penting. Pembuatan gerabah bahkan mengalami kemajuan yang pesat, tidak lagi menggunakan tangan dan tatap batu, tetapi menggunakan roda pemutar. Selain itu, munculnya kemampuan membuat alat-alat dari logam tidak menggantikan mata pencaharian pokok yaitu bercocok tanam.

Pada zaman ini, penduduk Nusantara hidup secara menetap di desa-desa di daerah pegunungan, dataran rendah, dan di tepi pantai dalam tata kehidupan yang makin teratur dan terpimpin. Perdagangan di lakukan antar pulau di Indonesia serta antara Kepulauan Indonesia dan Daratan Asia Tenggara. Perahu bercadik memainkan peranan besar dalam hubungan-hubungan perdagangan itu. Perdagangan di lakukan dengan cara tukar menukar barang (barter) yang diperlukan tiap-tiap pihak. Benda tukar yang digemari adalah benda-benda yang mengandung magis seperti nekara perunggu, moko dan manik-manik. Pada saat itu, ada dua teknik utama membuat barang-barang dari logam yaitu a cire perdue dan bivalve. Dalam masyarakat ini pula mulai tampak pengelompokan golongan-golongan tertentu, seperti golongan pengarue upacara-upacara atau yang berhubungan dengan kepercayaan, petani, pedagang, serta pembuat benda-benda logam.

Adapun hasil kebudayaan pada zaman ini adalah.

  1. Nekara merupakan semacam berumbung yang dibuat dari perunggu, dibagian tengah berpinggang dan pada sisi atasnya tertutup. Pada masa prasejarah, nekara dianggap sebagai sesuatu yang suci. Nekara digunakan pada waktu upacara penting saja, misalnya untuk memanggil hujan, memanggil arwah nenek moyang dan dipakai sebagai genderang perang.
  2. Moko adalah nekara yang memiliki bentuk yang lebih kecil dan ramping. Moko berfungsi sebagai benda pusaka atau digunakan untuk mas kawin. Di Indonesia nekara ditemukan di daerah Sumatera, Sumbawa, Pulau Rote, Jawa, Pulai Kei, Bali serta pulau Selayar.
  3. Bejana Perunggu merupakan sebuah wadah yang bagian bawahnya membulat seperti gitar. Bejana perunggu ditemukan di daerah Sumatera dan Madura.
  4. Patung  perunggu  di  Indonesia  banyak  ditemukan  di  daerah  Bangkinang  (Riau) dan  Limbangan (Bogor). Bentuk patung perunggu  pada  umumnya  dalam  bentuk perwujudan  manusia  (berupa penari  yang  bergaya  dinamis)  dan  binatang  seperti kerbau.

Berdasarkan penjelasan di atas maka corak kehidupan pada zaman Perundagian adalah mereka pada saat itu sudah mengenal golongan undagi atau golongan yang terampil melakukan suatu usaha tertentu seperti membuat alat-alat dari logam, rumah kayu, gerabah, dan perhiasan. Pada zaman ini, manusia telah menetap dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan keahlian tertentu. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat pada zaman ini telah mengenal adanya pembagian status berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki. Hal penting lainnya adalah mereka sudah melakukan perdagangan antar pulau di Indonesia serta antara Kepulauan Indonesia dan Daratan Asia Tenggara. Perahu bercadik memainkan peranan besar dalam hubungan-hubungan perdagangan itu. Perdagangan di lakukan dengan cara tukar menukar barang (barter) yang diperlukan tiap-tiap pihak.  Adapun peninggalan pada zaman ini yaitu Neraka, Moko, Arca perunggu, dan Bejana Perunggu.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

1

Iklan

Pertanyaan serupa

Kebudayaan Bacson-Hoabinh ditemukan di gua-gua di Asia Tenggara. Peninggalan kebudayaan ini ditemukan di daerah Indonesia, yaitu....

7

3.6

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02130930000

02130930000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia