Bacalah kutipan dialog drama berikut!

Suasana masih sepi. Matahari bersinar cerah. Ana dan Yanti duduk-duduk di bawah pohon bougenvil yang sedang berbunga. Keasyikan mereka saat menggosip terganggu ketika Santi tiba.

Santi: (berkacak piriggang sambil menuding Yanti) Eh, maksud kamu apa, naruh bangkai kecoa di bangkuku?

Ana: (melongo).

Yanti: Lho? Aku gak ngapa-ngapain kok. Aku dari tadi Cuma ngobrol sama Ana di sini. Ngapain juga repot-repot nyari kecoak. Nggak penting banget.

Santi: Eh, tapi nyatanya ada kecoak di bangkuku.

Yanti: Kamu kok nuduh aku begitu?

Santi: Tadi Anita bilang, dia liat kamu bawa sesuatu ke bangkuku.

Yanti: (Berdiri) Tapi, kan, belum tentu yang Anita lihat tuh, aku.

Ana: Bicaranya jangan keras-keras, malu dilihat anak-anak yang lewat.

Santi: Yanti, elo keras kepala banget, sih. Dari tadi nggak mau ngaku.

Yanti: Tapi aku...

Ana: (Berdiri diantara Yanti dan santi) Sudah. Yanti, nggak usah banyak bicara lagi. Santi, cepat panggil Anita kesini. Biar dia yang ngejelasin semuanya.

Dengan wajah cemberut, Santi pun pergi untuk memanggil Anita.  

Suasana yang terbentuk pada penggalan naskah tersebut adalah ....