Perhatikan teks di bawah ini dengan cermat.

1. Pada suatu hari Tuti, anaknya Sugiyanto, sang pejabat negara, membayar tarif parkir. Penjaga parkir menyebutkan tarif Rp3.000.
2. Tuti yang tidak punya uang receh mengeluarkan pecahan Rp50.000.
   Penjaga parkir: Ini bu, kembaliannya.
   
   Bu Tuti: Sudah… simpan saja buat keluarga Anda.
   Penjaga parkir sangat senang karena menerima Rp47.000 rupiah dan langsung berterima kasih kepada Tuti. Setelah beberapa jam Tommy datang membayar parkir. Kali ini Tommy mengeluarkan uang 20 ribuan.
   Penjaga parkir: Ini pak, kembaliannya 17 ribu.
   
   Tommy: Sudahlah, simpan saja buat sekolah anak Anda.
   Penjaga langsung memasukkan kembalian itu kekantongnya dan berterima kasih banyak ke Tommy.
3. Setelah beberapa jam, datang Sugiyanto dengan mobilnya. Sugiyanto mengeluarkan uang Rp5.000 dan disodorkan ke penjaga tol. Sugiyanto menunggu. Lima menit berlalu. Lalu bertanya kepada penjaga parkir.
   Sugiyanto: Loh, mana uang kembalian saya?
   
   Penjaga parkir: Ah bapak, masa uang 2.000 rupiah aja dibalikin. Tadi Bu Tuti dan Pak Tommy lewat kembaliannya 47.000 dan 17.000 aja diberikan ke saya, masa Bapak yang 2000 aja minta kembalian?
    
4. Soeharto: Anda tahu Tuti dan Tommy anak siapa?
   
   Penjaga parkir: Ya tahu, Pak! Kan anaknya bapak pejabat negara.
    
5. Soeharto: Nah, mereka kan anak pejabat negara. Sedangkan saya anak petani!! Sekarang, mana kembalian saya
    
6. Penjaga parkir: Hah! Bapak ini bisa saja. Nih kembaliannya.

(Sumber: Kompas.com) 

Struktur orientasi pada kutipan teks anekdot di atas ditunjukkan nomor ...