Sikap toleransi telah berkembang sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Sikap tersebut ditunjukkan oleh tokoh Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada peristiwa . . . .
pernikahan politik antara Pramodawardhani dengan Rakai Pikatan
pemindahan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok
pembangunan pusat perdagangan di Sungai Bengawan Solo oleh Rakai Dyah Balitung
pembangunan Candi Kalasan yang bercorak Buddha oleh Rakai Panangkaran
pembentukan tiga jabatan penting di bawah raja yaitu mahamantri oleh Rakai Dyah Balitung
M. Nur
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Pernikalah politik antara Pramodawardhani dengan Rakai Pikatan memiliki makna penting. Selain menyatukan dua dinasti yang terpecah selama bertahun-tahun, juga sebagai simbol adanya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Rakai Pikatan berasal dari Dinasti Sanjaya sedangkan Pramodhawardhani berasal dari Dinasti Syailendra. Dinasti Sanjaya menganut agama Hindu, sedangkan Dinasti Syailendra menganut agama Buddha. Pernikahan politik ini kemudian menunjukkan bahwa dua agama ini kemudian diakui oleh Kerajaan Mataram Kuno. Artinya, agama Hindu dan Buddha dapat hidup berdampingan secara damai di Mataram Kuno.
6rb+
5.0 (3 rating)
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Produk Lainnya
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2022 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia