Pakuan Pajajaran adalah pusat pemerintahan Kerajaan Sunda, sebuah kerajaan yang selama beberapa abad (abad VII-XVI) pernah berdiri di wilayah barat Pulau Jawa dan sebagian Jawa Tengah sekarang. Kerajaan ini bahkan pernah menguasai wilayah bagian selatan Pulau Sumatra. Lokasi Pakuan Pajajaran berada di wilayah Bogor, Jawa Barat. Pada masa lalu, di Asia Tenggara ada kebiasaan menyebut nama kerajaan dengan nama ibu kotanya sehingga Kerajaan Sunda sering disebut Kerajaan Pajajaran. Kerajaan ini bercorak Hindu dan Buddha. Sekitar abad XIV, diketahui kerajaan ini telah beribu kota di Pakuan Pajajaran serta memiliki dua kawasan pelabuhan utama di Sunda Kalapa dan Banten. Menurut Carita Parahyangan, Kerajaan Sunda didirkan oleh Tarusbawa pada tahun 669 (591 Saka). Sebelum berdiri sebagai kerajaan yang mandiri, sunda merupakan bawahan Tarumanegara. Hingga Tarusbawa dan Sanjaya berhasil membuat Kerajaan Sunda tidak lagi menjadi bawahan Tarumanegara bahkan justru bersatu dengan Kerajaan Galuh yang juga merupakan bawahan dari Kerajaan Tarumanegara.
Selanjutnya dalam Prasasti Sang Hyang Tapak yang ditemukan di daerah Cibadak, Sukabumi Jawa Barat yang menggunakan bahasa Jawa Kuno dan huruf Kawi, disebutkan seorang raja bernama Maharaja Sri Jayabhupati dan berkuasa di Prahajyan Sunda. Prahajyan Sunda di sini adalah sebutan lain untuk Kerajaan Sunda atau Kerajaan Pajajaran, bukan sebuah kerajaan sendiri. Melihat dari gelar Raja Jayabhupati yaitu Wisnumurti, hal ini menandakan bahwa Raja Jayabhupati beragama Hindu aliran Siwa. Raja Jayubphati digantikan oleh Rahyang Niskala Wastukencana, dan kemudian baru disebut-sebut nama Raja Sri Baduga Maharaja, yang dalam kitab Pararaton diceritakan dalam Perang Bubat dengan Kerajaan Majapahit. Raja Pajajaran berikutnya adalah Prabu Ratu Dewata yang pada masa pemerintahannya mendapatkan serangan dari Banten, serangan ini mengakhiri pula riwayat Kerajaan Sunda.
Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah Raja Tarusbawa, Maharaja Sri Jayabhupati, Rahyang Niskala Wastukencana, Raja Sri Baduga Maharaja serta Prabu Ratu Dewata.