Iklan

Pertanyaan

Setelah mengalami defisit pada Januari 2014 lalu, neraca perdagangan pada Februari 2014 diperkirakan berpotensi surplus. Potensi surplus didasarkan pada kemungkinan membaiknya ekspor seiring meredanya dampak larangan ekspor mineral. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menyampaikan kondisi neraca perdagangan Februari 2014 tidak akan seburuk pada Januari 2014, saat defisit tercatat sebesar USDv430,6 Juta. Karena itu, kemungkinan neraca perdagangan surplus pun ada. Pernyataan Sasmito tersebut sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (Bl) yang memperkirakan neraca perdagangan Februan 2014 surplus sekitar USD 700 Juta. Kendati demikian, Sasmito mengatakan bahwa BPS belum bisa memberikan besaran surplus pada Februari 2014. Sebagai informasi, pemerintah melarang sepenuhnya ekspor mineral mentah per 12 Januan 2014. Larangan tersebut membuat nilai ekspor hanya tercatat USD 14,48 miliar. Angka tersebut turun 5,79% d1bandingkan Januari 2013. Pelemahan ekspor utamanya didorong oleh penurunan ekspor mineral mentah. Pada Januari 2014 ekspor mineral mentah yang masuk dalam kelompok bijih, kerak, dan abu logam hanya menembus USD 291,8 juta, turun 70,12% dibandingkan Desember 2013 (USD 977 juta). Dibandingkan Januari 2013, ekspor mineral mentah turun 34,8%. Sebelumnya Bl menilai neraca perdagangan yang pada Januari 2014 mencatat defisit memang lebih dipengaruhi pola musiman yang menurunkan ekspor komoditas non migas utama dan dampak penerapan UU Minerba. Sementara itu, ekspor manufaktur seperti mesin dan mekanik, produk kimia, dan produk dari logam pada Januari 2014 tumbuh cukup tinggi. Ke depan Bl memperkirakan neraca perdagangan akan kembali mencatat surplus, bersumber dari membaiknya ekspor yang didorong oleh naiknya permintaan dari negara mitra dagang, serta terkendalinya impor sejalan dengan moderasi permintaan domestik. Sasmito meyakini bahwa nilai ekspor maupun impor Februari 2014 akan mengalami penurunan dibandingkan dengan Januari 2014 karena jumlah hari yang terdapat pada bulan Februari lebih sedikit dibandingkan bulan Januari. Selain itu, penurunan ekonomi China juga berpengaruh terhadap permintaan ekspor. Namun, nilai tukar rupiah yang terus melemah bisa mendukung nilai ekspor Indonesia. Sebaliknya, nilai impor bisa tertekan karena importir harus mengeluarkan biaya lebih besar. Diharapkan Bl dapat mengendalikannya dengan nilai valas. BI menyatakan bahwa secara rata-rata, nilai tukar rupiah pada Februari 2014 adalah sebesar Rp11.919 per dolar AS, menguat 2,02% dibandingkan dengan rata-rata rupiah pada Januari 2014 sebesar Rp12.160 per dolar AS. Terlepas dan itu, Bl menjanjikan tetap konsisten menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya dan didukung berbagai upaya untuk meningkatkan pendalaman pasar valas. Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono mengatakan, bahwa ekspor otomotif kemungkinan menguat menyusul keputusan pabrikan mobil menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor. Sebagai informasi, sejumlah pabrikan mobil mulai meningkatkan ekspornya. Toyota Vios misalnya sudah mulai mengekspor produknya ke Timur Tengah yang meliputi Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Lebanon, dan Yaman. Adi menambahkan bahwa Indonesia adalah bagian dari negara yang memang merupakan basis ekspor sehingga potensi ekspornya dapat lebih besar. Indonesia juga memiliki sejumlah keunggulan sebagai basis ekspor dan tldak kalah dibandingkan negara lain yang menjadi basis ekspor seperti Thailand. Namun, Indonesia harus mampu memperbaiki sejumlah persoalan seperti iklim investasi dan birokrasi karena jika dibandingkan dengan Thailand, kita juga mempunyai sumber daya manusia yang terampil. (Sumber: Koran-Sindo com, disesuaikan seperlunya) Yang bukan termasuk fakta pada bacaan di atas adalah ....

Setelah mengalami defisit pada Januari 2014 lalu, neraca perdagangan pada Februari 2014 diperkirakan berpotensi surplus. Potensi surplus didasarkan pada kemungkinan membaiknya ekspor seiring meredanya dampak larangan ekspor mineral. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menyampaikan kondisi neraca perdagangan Februari 2014 tidak akan seburuk pada Januari 2014, saat defisit tercatat sebesar USDv430,6 Juta. Karena itu, kemungkinan neraca perdagangan surplus pun ada. Pernyataan Sasmito tersebut sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (Bl) yang memperkirakan neraca perdagangan Februan 2014 surplus sekitar USD 700 Juta. Kendati demikian, Sasmito mengatakan bahwa BPS belum bisa memberikan besaran surplus pada Februari 2014.

Sebagai informasi, pemerintah melarang sepenuhnya ekspor mineral mentah per 12 Januan 2014. Larangan tersebut membuat nilai ekspor hanya tercatat USD 14,48 miliar. Angka tersebut turun 5,79% d1bandingkan Januari 2013. Pelemahan ekspor utamanya didorong oleh penurunan ekspor mineral mentah. Pada Januari 2014 ekspor mineral mentah yang masuk dalam kelompok bijih, kerak, dan abu logam hanya menembus USD 291,8 juta, turun 70,12% dibandingkan Desember 2013 (USD 977 juta). Dibandingkan Januari 2013, ekspor mineral mentah turun 34,8%. Sebelumnya Bl menilai neraca perdagangan yang pada Januari 2014 mencatat defisit memang lebih dipengaruhi pola musiman yang menurunkan ekspor komoditas non migas utama dan dampak penerapan UU Minerba.

Sementara itu, ekspor manufaktur seperti mesin dan mekanik, produk kimia, dan produk dari logam pada Januari 2014 tumbuh cukup tinggi. Ke depan Bl memperkirakan neraca perdagangan akan kembali mencatat surplus, bersumber dari membaiknya ekspor yang didorong oleh naiknya permintaan dari negara mitra dagang, serta terkendalinya impor sejalan dengan moderasi permintaan domestik. Sasmito meyakini bahwa nilai ekspor maupun impor Februari 2014 akan mengalami penurunan dibandingkan dengan Januari 2014 karena jumlah hari yang terdapat pada bulan Februari lebih sedikit dibandingkan bulan Januari. Selain itu, penurunan ekonomi China juga berpengaruh terhadap permintaan ekspor. Namun, nilai tukar rupiah yang terus melemah bisa mendukung nilai ekspor Indonesia. Sebaliknya, nilai impor bisa tertekan karena importir harus mengeluarkan biaya lebih besar. Diharapkan Bl dapat mengendalikannya dengan nilai valas. BI menyatakan bahwa secara rata-rata, nilai tukar rupiah pada Februari 2014 adalah sebesar Rp11.919 per dolar AS, menguat 2,02% dibandingkan dengan rata-rata rupiah pada Januari 2014 sebesar Rp12.160 per dolar AS. Terlepas dan itu, Bl menjanjikan tetap konsisten menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya dan didukung berbagai upaya untuk meningkatkan pendalaman pasar valas.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono mengatakan, bahwa ekspor otomotif kemungkinan menguat menyusul keputusan pabrikan mobil menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor. Sebagai informasi, sejumlah pabrikan mobil mulai meningkatkan ekspornya. Toyota Vios misalnya sudah mulai mengekspor produknya ke Timur Tengah yang meliputi Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Lebanon, dan Yaman. Adi menambahkan bahwa Indonesia adalah bagian dari negara yang memang merupakan basis ekspor sehingga potensi ekspornya dapat lebih besar. Indonesia juga memiliki sejumlah keunggulan sebagai basis ekspor dan tldak kalah dibandingkan negara lain yang menjadi basis ekspor seperti Thailand. Namun, Indonesia harus mampu memperbaiki sejumlah persoalan seperti iklim investasi dan birokrasi karena jika dibandingkan dengan Thailand, kita juga mempunyai sumber daya manusia yang terampil.

(Sumber: Koran-Sindo com, disesuaikan seperlunya)

Yang bukan termasuk fakta pada bacaan di atas adalah ....

  1. Indonesia menjadi basis ekspor bersama dengan Thailand

  2. pangsa pasar ekspor otomotif Indonesia adalah negara Skandinavia

  3. naiknya permintaan ekspor menjadikan neraca perdagangan Indonesia surplus

  4. yang termasuk ke dalam mineral mentah adalah bijih, abu logam, dan kerak

  5. semakin besar biaya yang dikeluarkan importir akan membuat nilai impor semakin tertekan

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

01

:

52

:

39

Klaim

Iklan

M. Robo

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

jawaban yang tepat adalah B.

jawaban yang tepat adalah B.

Pembahasan

Fakta merupakan peristiwa atau hal yang berdasarkan kenyataan atau benar-benar terjadi. Kebenarannya dapat dipercaya dan dibuktikan. Pernyataan yang bukan fakta dalam bacaan tersebut adalah pangsa pasar ekspor otomotif Indonesia adalah Skandinavia. Pernyataan tersebut tidak terdapat dalam bacaan. Jadi, jawaban yang tepat adalah B.

Fakta merupakan peristiwa atau hal yang berdasarkan kenyataan atau benar-benar terjadi. Kebenarannya dapat dipercaya dan dibuktikan. Pernyataan yang bukan fakta dalam bacaan tersebut adalah pangsa pasar ekspor otomotif Indonesia adalah Skandinavia. Pernyataan tersebut tidak terdapat dalam bacaan. Jadi, jawaban yang tepat adalah B.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

4

Iklan

Pertanyaan serupa

Nama besar Bacharuddin Jusuf Habibie di dunia teknologi (khususnya kedirgantaraan) sudah tidak bisa diragukan lagi, baik di dalam maupun di luar negeri. Maklum, rekam jejak Presiden RI ketiga ini di t...

1

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02130930000

02130930000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia