Pada kasus di atas, dapat diketahui terjadi 3 percobaan pada buah apel yang sudah dipotong, yaitu:
1. Potongan apel yang didiamkan 30 menit
Potongan apel yang didiamkan akan berwarna kecoklatan. Pada buah apel terdapat enzim khusus (enzim polifenol oksidase atau tirosinase yang apabila terkena oksigen akan menghasilkan senyawa fenolik dalam jaringan apel berubah menjadi orto-kuinon atau o-kuinon. O-kuinon tidak memiliki warna dan dapat memberikan perlindungan terhadap bakteri dan jamur karena membentuk antiseptik alami, senyawa ini dapat bereaksi dengan asam amino dan oksigen untuk menghasilkan zat warna (pigmen) melanin. Melanin inilah yang menyebabkan buah apel teroksidasi sehingga warnanya menjadu coklat.
2. Potongan apel diberi air, didiamkan 30 menit
Jika potongan buah apel diletakkan dalam air dan didiamkan 30 menit maka akan terjadi perubahan warna tetapi sedikit dan tidak secoklat pada percobaan pertama, hal ini dikarenakan potongan apel yang direndam air tidak melakukan kontak langsung dengan udara sehingga akan memperlambat reaksi oksidasi pada buah apel.
3. Potongan apel diberi air jeruk, didiamkan 30 menit
Air jeruk bersifat asam dan senyawa asam akan menghambat oksidasi pada buah apel karena air jeruk akan menghentikan reaksi oksidasi polifenol dari reaksi dengan gas oksigen (O2) karena senyawa asam yang terkandung di dalamnya, sehingga pada percobaa yang ketiga siswa tersebut potongan buah apel terlihat masih segar.
Jadi, adanya perubahan warna pada apel diakibatkan oleh reaksi oksidasi apel buah dengan oksigen di udara dan dapat dihambat dengan air asam atau rendam pada air agar tidak kontak langsung dengan udara luar.