Larutan elektrolit kuat akan terionisasi sempurna di dalam air. Semakin banyak ion dalam larutan, semakin kuat daya hantar listriknya.
Zat-zat elektrolit lemah hanya terionisasi sebagian saat dilarutkan dalam air. Ion-ion yang terbentuk dalam larutan hanya sebagian, sedangkan sebagian yang lain masih dalam bentuk molekul. Sedikitnya jumlah ion yang terbentuk ini mengakibatkan daya hantar listriknya lemah.
Zat nonelektrolit tidak terionisasi dalam air sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. Seluruh zat nonelektrolit tetap dalam bentuk molekulnya saat dilarutkan dalam air.
Pada uji larutan elektrolit, ada larutan yang memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji dan ada pula yang tidak, dan beberapa larutan juga menimbulkan gejala hantaran listrik berupa adanya gelembung gas. Larutan elektrolit yang memberikan gejala berupa lampu menyala dan membentuk gelembung gas disebut elektrolit kuat. Adapun elektrolit yang tidak memberikan gejala lampu menyala atau hanya menyala redup tetapi menimbulkan gelembung gas termasuk elektrolit lemah. Sementara itu, larutan nonelektron tidak dapat menyalakan lampu sama sekali dan juga tidak menimbulkan gelembung gas.
Berdasarkan data yang tersedia pada tabel, dapat disimpulkan bahwa sumber mata air X mengandung larutan elektrolit kuat, sedangkan sumber mata air Y dan Z mengandung larutan elektrolit lemah. Sumber mata air Y memiliki daya hantar listrik yang lebih kuat dibandingkan sumber mata air Z. Pada sumber mata air Y, meski hanya terdapat sedikit gelembung, larutan masih mampu menyalakan lampu dengan redup, hal tersebut menandakan bahwa daya hantarnya lebih baik dibandingkan sumber mata air Z yang lampunya tidak menyala. Oleh karena itu, larutan yang memiliki daya hantar paling kuat adalah X dan yang paling lemah adalah Z.
Jadi, jawaban yang benar adalah B.