Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, terjadi peperangan atau gangguan keamanan karena Belanda berupaya kembali menjajah Indonesia. Berikut 5 gangguan keamanan pasca kemerdekaan.
- Pertempuran 5 hari Semarang
Pertempuran ini terjadi antara laskar dengan para tahanan Jepang, Pertempuran ini terjadi karena para Pemuda ingin melucuti senjata Jepang sedangkan para tahanan harus menjaga status quo sampai sekutu tiba di Indonesia. Pertempuran tersebut berlangsung pada 15 Oktober hingga 20 Oktober 1945 setelah Kasman Singodimedjo dan Mr. Sartono mewakili Indonesia, sedangkan dari Jepang hadir Letnan Kolonel Nomura, Komandan Tentara Dai Nippon melakukan perjanjian yang berisi pelucutan senjata dilakukan oleh pihak sekutu.
Pertempuran ini terjadi antara pasukan Inggris dengan TKR serta laskar-laskar di Surabaya. Pertempuran ini terjadi karena penolakan ultimatum sekutu untuk menyerahkan senjata ditolak oleh pihak Indonesia ditambah sebelumnya Perwira Inggris Brigjend A.W.S Mallaby tewas di Surabaya. Pertempuran ini menjadi pertempuran paling besar dalam revolusi Indonesia karena Inggris dengan kekuatan penuh mengempur Surabaya selama dua minggu dari 10 November hingga akhirnya kota tersebut jatuh pada 24 November.
- Pertempuran Puputan Margarana
Pertempuran ini terjadi antara Belanda dengan rakyat Bali yang dipimpin oleh I Gusti Ngrah Rai. Pertempuran ini terjadi setelah Perjanjian Linggarjati tidak memasukan Bali kedalam wilayah RI. Puputan Margarana terjadi padatanggal 20 November 1946. rakyat Bali menolak Belanda yang inigin berkuasa kembali sehingga terjadi pertempuran habis-habisan yang dilancarkan kaum pejuang dan rakyat Bali melawan pasukan Belanda.
Agresi Militer pertama merupakan serangan yang terjadi pada 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947. Serangan tersebut terjadi karena pergantian pemerintahan Belanda dari yang menolak kekerasan fisik berganti dengan pro kekerasan fisik.Operasi Product merupakan nama operasi Agresi Militer pertama yang menargetkan wilayah-wilayah Indonesia yang kaya akan perkebunan dan sumber-sumber Alam. Agresi tersebut berhenti setelah PBB mengeluarkan resolusi pada 1 Agustus 1947.
Agresi Militer kedua merupakan serangan penghabisan yang terjadi pada terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Jogjakarta ibu kota saat itu, serta penangkapan Soekarno, Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Operasi tersebut bernama Operasi Gagak karena bbertujuan menghabisi eksistensi Indonesia dengan penangkapan para Pejabat Negara. Operasi ini gagal karena Indonesia mendirikan PDRI di Bukti Tinggi, Sumatera Barat dan keberhasilan serangan umum 1 Maret yang menunjukan eksistensi bangsa Indonesia.
Dengan demikian, beberapa gangguan keamanan setelah kemerdekaan Indonesia adalah adanya pertempuran-pertempuran seperti di Semarang hingga di Bali yang diakibatkan oleh keinginan Belanda untuk menguasai kembali Indonesia.