Iklan

Pertanyaan

Sebagian ahli menganggap Meganthropus palaeojavanicus termasuk kelompok Pithecanthropus , tetapi ada pula ahli yang menganggapnya sebagai jenis Australopithecus . Mengapa terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ahli terkait manusia purba tersebut?

Sebagian ahli menganggap Meganthropus palaeojavanicus termasuk kelompok Pithecanthropus, tetapi ada pula ahli yang menganggapnya sebagai jenis Australopithecus. Mengapa terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ahli terkait manusia purba tersebut?

  1. ...

  2. ...

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

07

:

42

:

33

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Pembahasan
lock

Meganthropus paleojavanicus diyakini sebagai manusia purba tertua di Indonesia, pertama ditemukan oleh peneliti kelahiran Jerman-Belanda, Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald pada 1941. Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba jenis Megantropus paleojavanicus di daerah Sangiran, Jawa Tengah.Bagian fosil yang ditemukan yakni: fragmen rahang bawah sebelah kanan (dengan kedua geraham muka dan geraham bawah) rahang atas sebelah kiri (dengan geraham kedua dan ketiga) gigi lepas.Fosil itu dinamai "mega" karena ukurannya besar, paling besar dibanding fosil-fosil yang ditemukan sebelumnya. Dalam genus manusia, spesies ini dinamai Meganthropus paleojavanicus , yang berarti manusia besar tertua yang berasal dari Jawa. Rahang dan giginya besar. Kira-kira hampir sama ukurannya dengan rahang gorila. Meganthtopus temuan von Koeningswald berasal dari masa Pleistosen awal (lapisan bawah). Meganthropus atau kerap disebut Manusia Sangiran, tadinya adalah manusia purba tertua yang ditemukan di Indonesia. Sampai sekarang belum ditemukan perkakas atau alat-alat yang digunakan Meganthropus . Namun di Afrika, di lapisan yang hampir sama, ditemukan fosil dan alat batu-batu yang masih kasar. Alat-alat berupa kapak penetak dan alat serpih menunjukkan pola kehidupan yang masih sangat sederhana. Sehingga, disimpulkan Meganthropus hidup dengan mengumpulkan makanan ( food gathering ). Makanan utamanya tumbuh-tumbuhan, yakni umbi dari dalam tanah. Sebab, mereka belum mengenal api. Para ahli kesulitan mengidentifikasi keberadaan dan kebudayaan yang ditinggalkan. Fosil yang ditemukan juga sangat sedikit. Ini menimbulkan perbedaan pendapat di antara para ahli. Ada yang menggolongkannya sebagai Pithecanthropus . Tetapi ada juga yang menganggapnya sebagai Australopithecus . Namun banyak juga ahli yang kemudian mengklasifikasikannya sebagai Homo erectus paleojavanicus. Dengan demikian, perbedaan pendapat tentang Meganthropus paleojavanicus tersebut terjadi karena fosil yang ditemukan sangat sedikit, hal ini menimbulkan perbedaan pendapat di antara para ahli dan para ahli kesulitan mengidentifikasi keberadaan dan kebudayaan yang ditinggalkan.

Meganthropus paleojavanicus diyakini sebagai manusia purba tertua di Indonesia, pertama ditemukan oleh peneliti kelahiran Jerman-Belanda, Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald pada 1941. Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba jenis Megantropus paleojavanicus di daerah Sangiran, Jawa Tengah. Bagian fosil yang ditemukan yakni: fragmen rahang bawah sebelah kanan (dengan kedua geraham muka dan geraham bawah) rahang atas sebelah kiri (dengan geraham kedua dan ketiga) gigi lepas. Fosil itu dinamai "mega" karena ukurannya besar, paling besar dibanding fosil-fosil yang ditemukan sebelumnya. Dalam genus manusia, spesies ini dinamai Meganthropus paleojavanicus, yang berarti manusia besar tertua yang berasal dari Jawa. Rahang dan giginya besar. Kira-kira hampir sama ukurannya dengan rahang gorila. Meganthtopus temuan von Koeningswald berasal dari masa Pleistosen awal (lapisan bawah). Meganthropus atau kerap disebut Manusia Sangiran, tadinya adalah manusia purba tertua yang ditemukan di Indonesia. Sampai sekarang belum ditemukan perkakas atau alat-alat yang digunakan Meganthropus. Namun di Afrika, di lapisan yang hampir sama, ditemukan fosil dan alat batu-batu yang masih kasar. Alat-alat berupa kapak penetak dan alat serpih menunjukkan pola kehidupan yang masih sangat sederhana. Sehingga, disimpulkan Meganthropus hidup dengan mengumpulkan makanan (food gathering). Makanan utamanya tumbuh-tumbuhan, yakni umbi dari dalam tanah. Sebab, mereka belum mengenal api. Para ahli kesulitan mengidentifikasi keberadaan dan kebudayaan yang ditinggalkan. Fosil yang ditemukan juga sangat sedikit. Ini menimbulkan perbedaan pendapat di antara para ahli. Ada yang menggolongkannya sebagai Pithecanthropus. Tetapi ada juga yang menganggapnya sebagai Australopithecus. Namun banyak juga ahli yang kemudian mengklasifikasikannya sebagai Homo erectus paleojavanicus.

Dengan demikian, perbedaan pendapat tentang Meganthropus paleojavanicus tersebut terjadi karena fosil yang ditemukan sangat sedikit, hal ini menimbulkan perbedaan pendapat di antara para ahli dan para ahli kesulitan mengidentifikasi keberadaan dan kebudayaan yang ditinggalkan.

 

Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

2

Iklan

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!