Perkembangan seni arsitektur Eropa di Indonesia dimulai pada abad XIX dengan berkembangnya gaya arsitektur Indis yang memadukan arsitektur Eropa dan lokal. Kemudian di akhir abad XIX hingga awal abad XX, berkembang gaya Napoleon Klasik, Neogotik, dan Rasionalisme Belanda.
Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut:
Kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara memengaruhi kebudayaan bangsa Indonesia. Pengaruh tersebut mulai dari kosakata bahasa, musik, seni tari, pakaian, arsitektur hingga cara berpikir.
Dalam seni arsitektur, pada abad XIX, arsitektur bergaya Eropa mengalami perkembangan signifikan di Indonesia. Pada periode tersebut berkembang gaya arsitektur yang disebut Indis. Gaya Indis merupakan perpaduan antara arsitektur Eropa dan arsitektur lokal. Bangunan bergaya Indis memiliki struktur bangunan yang kukuh.
Pada akhir abad XIX hingga awal abad XX, arsitektur yang berkembang di Indonesia adalah gaya Napoleon Klasik. Pemerintah kolonial menerapkan gaya Napoleon klasik untuk membangun kantor pemerintahan. Selain itu, pada masa ini berkembang arsitektur bergaya Neogotik dan Rasionalisme Belanda. Gaya arsitektur tersebut dapat dilihat pada bangunan kantor-kantor de Javasche Bank di beberapa kota besar, seperti Bandung, Medan, Surabaya, dan Jakarta.