Iklan
Iklan
Pertanyaan
Bacalah cuplikan novel berikut untuk menjawab soal nomor 21-25.
Masa saya masih berusia empat tahun, ayah saya telah meninggal. Ia telah meninggalkan saya sebelum saya kenal siapa dia dan betapa rupanya, hanya di dinding masih saya dapati gambarnya, gambar semasa ia masih muda, gagah, dan manis.
Ia telah meninggalkan saya dan ibu di dalam keadaan yang sangat melarat. Rumah tempat kami tinggal hanya sebuah rumah kecil yang telah lama, yang lebih dikenal kalau disebut gubuk atau dangau. Kemiskinan kami telah menjadikan ibu putus harapan memandang kehidupan dan pergaulan dunia ini karena tali tempat bergantung sudah putus dan tanah tempat berpijak sudah runtuh. Hanyalah saya yang tinggal, jerat semata, tempat dia menggantungkan pengharapan untuk zaman yang akan datang, zaman yang masih gelap.
Meskipun pada masa itu ibu masih muda, ada juga dua tiga orang dari kalangan saudagar-saudagar atau orang-orang berpangkat yang memintanya menjadi istri. Akan tetapi, semua telah ditolaknya dengan perasaan yang sangat terharu. Hatinya belum lupa kepada almarhum ayah, semangatnya boleh dikatakan telah mengikutinya ke kuburan.
(Sumber: Di Bawah Lindungan Kabah, Hamka)
Ringkasan yang sesuai dengan cuplikan novel tersebut adalah .....
Ayah yang tak pernah saya kenal rupa dan sifatnya meninggalkan kami, saya dan ibu, dalam kemelaratan. Tiada hendak ibu mencari pengganti ayah meski beberapa saudagar dan orang berpangkat memintanya menjadi istri. Sayalah kini yang menjadi tumpuannya untuk zaman mendatang.
Saya dan ibu tinggal hanya berdua di gubuk reyot. Kami hidup dalam kemelaratan yang ditinggalkan ayah sejak saya berusia empat tahun. Sayalah yang menjadi tumpuan ibu untuk melanjutkan hidup. Ia tidak ingin mengkhianati cinta ayah dengan menerima lamaran orang lain.
Kemelaratan yang kami alami sepeninggal ayah semakin membuat sengsara. lbu hanya bertumpu kepada saya yang tak tahu apa apa. Bahkan, ia telah menolak untuk dipersunting saudagar atau orang-orang berpangkat yang kemari.
Ayah yang sangat kami cintai hanya meninggalkan kemelaratan. Kami pun harus berjuang untuk bertahan hidup. Namun, tidak dengan merelakan cinta ibu kepada ayah meskipun beberapa saudagar dan orang berpangkat hendak memperistrinya.
Ayah meninggalkan saya dan ibu dalam kemelaratan. Namun, cinta kasih kami tidak pernah pudar kepadanya. Bahkan, ibu senantiasa menjaga hatinya dan menolak dengan haru pinangan saudagar atau orang-orang berpangkat itu.
Iklan
E. Iga
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Sanata Dharma
7
3.5 (2 rating)
suteja
ok
Iklan
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia