Revolusi Bunga (Carnation Revolution) merupakan revolusi (kudeta) tak berdarah yang terjadi di Portugal pada tahun 1974. Revolusi Bunga membuat kediktatoran yang telah berkuasa selama hampir 50 tahun, akhirnya terguling tahun 1974. Revolusi tersebut berdampak bagi negara-negara jajahan Portugis, salah satunya termasuk Timor Timur yang diizinkan untuk mendirikan partai politik. Apa keterkaitan Timor Timur setelah terjadinya Revolusi Bunga dengan pemerintahan Orde Baru?

Pembahasan

Salah satu dampak terjadinya Revolusi Bunga di Timor Timur adalah munculnya berbagai partai yang mengakomodasi masa depan bagi Timor Timur. Partai-partai tersebut diantaranya Fretilin yang menghendaki kebebasan sendiri bagi Timor Timur, sementara AITI (APODETI), Partai Buruh (Pratido Trabalhista), dan KOTA menginginkan Timor Timur lepas dari Portugal dan menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan UDT (Uni Demokrasi Timor) ingin Timor Timur bergabung dengan negara Portugal. Pada perkembangannya UDT bergabung dengan partai-partai yang ingin berintegrasi dengan Indonesia dengan membentuk Pemerintahan Sementara Timor Timur (PSTT) di tanggal 17 Desember 1975. Berikutnya PSTT menandatangani petisi yang berisi tentang desakan kepada Pemerintah RI untuk menerima dan mengintegrasikan wilayah Timor Timur menjadi wilayah NKRI. Petisi ini ditandatangani oleh Ketua PSTT dan Ketua DPR Timor Timur pada tanggal 30 Mei 1976. Petisi ini kemudian disambut baik oleh Presiden Soeharto dengan mengirimkan delegasi ke Timor Timur. Pada tanggal 17 Juli 1976 Timor Timur resmi menjadi provinsi RI ke-27, berdasarkan Ketetapan MPR No. VI/MPR/1978.