Iklan

Pertanyaan

Petunjuk Buatlah rangkuman mengenai bagaimana perkembangan beberapa organisasi etnis kedaerahan dan keagaamaan pada masa pergerakan nasional!

Petunjuk

Buatlah rangkuman mengenai bagaimana perkembangan beberapa organisasi etnis kedaerahan dan keagaamaan pada masa pergerakan nasional!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

19

:

23

:

52

Klaim

Iklan

E. Mardiana

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Sejarah Nahdlatul Ulama atau disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.Pasca runtuhnya Khilafah di Turki Usmani tahun 1924, terjadi rencana dari para ulama di Kairo untuk mengadakan pertemuan internasional untuk membahas masalah khilafah. Para ulama di Indonesia yang terdiri dari berbagai organisasi juga melakukan pertemuan melalui Kongres Al-Islam untuk menentukan delegasi yang akan dikirimkan ke Kairo.Namun, karena di Semenanjung Arabia masih terjadi kemelut, maka rencana pertemuan di Kairo ditunda. Setelah kemelut di Semenanjung Arabia mereda dan muncul kekuasaan baru di bawah kepemimpian Ibn Sa’ud, maka pemimpin baru ini menjanjikan akan mengadakan pertemuan di Hijaz untuk membahas pengaturan terhadap dua kota suci, yakni Mekkah dan Madinah. Rencana ini kemudian menjadi perhatian bagi ulama Indonesia untuk mempersiapkan delegasi untuk dikirim ke Hijaz.Akhirnya pada tahun 31 Januari 1926 pada saat kongres di Bandung dipilihlah delegasi yang akan dikirim ke Hijaz, yakni Tjokroamonoto (SI) dan Mas Mansur (Muhammadiyah), tanpa mengikutsertakan kaum tradisionalis. Akibat kekecewaan karena tidak diikutsertakan dalam delegasi ke Hijaz, kaum tradisionalis mengadakan pertemuan di Surabaya untuk menentukan delegasi dari kaum tradisionalis.Pada pertemuan tersebut dibentuklah Komite Hijaz dengan mengatasnamakan diri dari organisasi Nahdlatul Ulama . Komite ini akan mewakili aspirasi kaum tradisionalis sebagai delegasi ke Hijaz (Mekkah). Pada saat itulah dianggap sebagai hari lahirnya Nahdlatul Ulama . Sebagai ulama yang disegani, Hasyim Asy’ari diangkat sebagai Ra’is ‘Am NU, sementara wakilnya adalah Achmad Dachlan. Tokoh lain yang tak kalah penting adalah Wahab Chasbullah yang diangkat sebagai katib (sekretaris). Tujuan dibentuknya Nadlatul Ulama adalah memegang dengan teguh pada salah satu mahzabnya imam empat, yaitu Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah al-Nu’man, atau Imam Ahmad bin Hambal, dan mengerjakan apa saja menjadikan kemaslahatan agama Islam. Bentuk PerjuanganNahdlatul Ulama: Dalam perjalanannya, NU memainkan peranan yang cukup besar bagi bangsa Indonesia. Pada masa-masa awal setelah didirikan saja, NU sudah melakukan berbagai upaya untuk memajukan masyarakat Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memajukan bidang pendidikan dengan mendirikan banyak madrasah dan pesantren. NU juga mulai mengembangkan perekonomian masyarakat dengan mendirikan koperasi pada tahun 1929 di Surabaya. Koperasi ini sangat berperan dalam penjualan barang dan mengorganisis barter dalam masyarakat. Koperasi yang didirikan NU ini semakin berkembang hingga akhirnya pada tahun 1937 jangkauannya semakin luas dan dibentuklah Syirkah Mu’awanah .Sejak kedatangan jepang, peran NU semakin diperhitungkan. Jepang yang kala itu sedang membutuhkan basis massa untuk membantu Jepang dalam Perang Pasifik, akhirnya Jepang melakukan mobilisasi terhadap rakyat pedesaan di Indonesia. Sementara kaum ulama dan kiai diberikan jabatan resmi agar mau membantu Jepang. Misalnya saja dengan menjadikan Hasyim Asy’ari sebagai ketua Shumubu (Kepala Kantor Urusan Agama). NU juga memainkan perannya dalam organisasi Masyumi bentukan Jepang. Sebagian besar tokoh NU dijadikan pengurus, seperti Hasyim Asy’ari yang diangkat sebagai ketua pertama Masyumi, dan juga Wahab Chasbullah yang diangkat sebagai Penasehat Dewan Pelaksana. Selain itu puluhan ribu anggota NU juga dilatih secara militer dalam PETA (Pembela Tanah Air). Tokoh NU juga terlibat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sehingga terlibat langsung dalam perumusan pernyataan kemerdekaan. Kebijakan Jepang tersebut mau tak mau menarik sejumlah anggota NU ke ranah politik. Berdasarkan penjelasan di atas maka sejarah lahirnya NU adalah pada tahun 31 Januari 1926 pada saat kongres di Bandung dipilihlah delegasi yang akan dikirim ke Hijaz, yakni Tjokroamonoto (SI) dan Mas Mansur (Muhammadiyah), tanpa mengikutsertakan kaum tradisionalis. Akibat kekecewaan karena tidak diikutsertakan dalam delegasi ke Hijaz, kaum tradisionalis mengadakan pertemuan di Surabaya untuk menentukan delegasi dari kaum tradisionalis.Pada pertemuan tersebut dibentuklah Komite Hijaz dengan mengatasnamakan diri dari organisasi Nahdlatul Ulama . Lalu tujuannya adalah untukmemegang dengan teguh pada salah satu mahzabnya imam empat, yaitu Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah al-Nu’man, atau Imam Ahmad bin Hambal, dan mengerjakan apa saja menjadikan kemaslahatan agama Islam. Lalu adapun bentuk perjuangannya adalahmemajukan bidang pendidikan dengan mendirikan banyak madrasah dan pesantren,uluhan ribu anggota NU juga dilatih secara militer dalam PETA (Pembela Tanah Air). Tokoh NU juga terlibat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sehingga terlibat langsung dalam perumusan pernyataan kemerdekaan.

  1. Sejarah Nahdlatul Ulama atau disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Pasca runtuhnya Khilafah di Turki Usmani tahun 1924, terjadi rencana dari para ulama di Kairo untuk mengadakan pertemuan internasional untuk membahas masalah khilafah. Para ulama di Indonesia yang terdiri dari berbagai organisasi juga melakukan pertemuan melalui Kongres Al-Islam untuk menentukan delegasi yang akan dikirimkan ke Kairo.Namun, karena di Semenanjung Arabia masih terjadi kemelut, maka rencana pertemuan di Kairo ditunda. Setelah kemelut di Semenanjung Arabia mereda dan muncul kekuasaan baru di bawah kepemimpian Ibn Sa’ud, maka pemimpin baru ini menjanjikan akan mengadakan pertemuan di Hijaz untuk membahas pengaturan terhadap dua kota suci, yakni Mekkah dan Madinah. Rencana ini kemudian menjadi perhatian bagi ulama Indonesia untuk mempersiapkan delegasi untuk dikirim ke Hijaz.Akhirnya pada tahun 31 Januari 1926 pada saat kongres di Bandung dipilihlah delegasi yang akan dikirim ke Hijaz, yakni Tjokroamonoto (SI) dan Mas Mansur (Muhammadiyah), tanpa mengikutsertakan kaum tradisionalis. Akibat kekecewaan karena tidak diikutsertakan dalam delegasi ke Hijaz, kaum tradisionalis mengadakan pertemuan di Surabaya untuk menentukan delegasi dari kaum tradisionalis.Pada pertemuan tersebut dibentuklah Komite Hijaz dengan mengatasnamakan diri dari organisasi Nahdlatul Ulama. Komite ini akan mewakili aspirasi kaum tradisionalis sebagai delegasi ke Hijaz (Mekkah). Pada saat itulah dianggap sebagai hari lahirnya Nahdlatul Ulama. Sebagai ulama yang disegani, Hasyim Asy’ari diangkat sebagai Ra’is ‘Am NU, sementara wakilnya adalah Achmad Dachlan. Tokoh lain yang tak kalah penting adalah Wahab Chasbullah yang diangkat sebagai katib (sekretaris).
  2. Tujuan dibentuknya Nadlatul Ulama adalah memegang dengan teguh pada salah satu mahzabnya imam empat, yaitu Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah al-Nu’man, atau Imam Ahmad bin Hambal, dan  mengerjakan apa saja menjadikan kemaslahatan agama Islam.
  3. Bentuk Perjuangan Nahdlatul Ulama: Dalam perjalanannya, NU memainkan peranan yang cukup besar bagi bangsa Indonesia. Pada masa-masa awal setelah didirikan saja, NU sudah melakukan berbagai upaya untuk memajukan masyarakat Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memajukan bidang pendidikan dengan mendirikan banyak madrasah dan pesantren. NU juga mulai mengembangkan perekonomian masyarakat dengan mendirikan koperasi pada tahun 1929 di Surabaya.  Koperasi ini sangat berperan dalam penjualan barang dan mengorganisis barter dalam masyarakat. Koperasi yang didirikan NU ini semakin berkembang hingga akhirnya pada tahun 1937 jangkauannya semakin luas dan dibentuklah Syirkah Mu’awanah. Sejak kedatangan jepang, peran NU semakin diperhitungkan. Jepang yang kala itu sedang membutuhkan basis massa untuk membantu Jepang dalam Perang Pasifik, akhirnya Jepang melakukan mobilisasi terhadap rakyat pedesaan di Indonesia. Sementara kaum ulama dan kiai diberikan jabatan resmi agar mau membantu Jepang. Misalnya saja dengan menjadikan Hasyim Asy’ari sebagai ketua Shumubu (Kepala Kantor Urusan Agama). NU juga memainkan perannya dalam organisasi Masyumi bentukan Jepang. Sebagian besar tokoh NU dijadikan pengurus, seperti Hasyim Asy’ari yang diangkat sebagai ketua pertama Masyumi, dan juga Wahab Chasbullah yang diangkat sebagai Penasehat Dewan Pelaksana. Selain itu puluhan ribu anggota NU juga dilatih secara militer dalam PETA (Pembela Tanah Air). Tokoh NU juga terlibat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sehingga terlibat langsung dalam perumusan pernyataan kemerdekaan. Kebijakan Jepang tersebut mau tak mau menarik sejumlah anggota NU ke ranah politik.


Berdasarkan penjelasan di atas maka sejarah lahirnya NU adalah pada tahun 31 Januari 1926 pada saat kongres di Bandung dipilihlah delegasi yang akan dikirim ke Hijaz, yakni Tjokroamonoto (SI) dan Mas Mansur (Muhammadiyah), tanpa mengikutsertakan kaum tradisionalis. Akibat kekecewaan karena tidak diikutsertakan dalam delegasi ke Hijaz, kaum tradisionalis mengadakan pertemuan di Surabaya untuk menentukan delegasi dari kaum tradisionalis.Pada pertemuan tersebut dibentuklah Komite Hijaz dengan mengatasnamakan diri dari organisasi Nahdlatul Ulama. Lalu tujuannya adalah untuk memegang dengan teguh pada salah satu mahzabnya imam empat, yaitu Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah al-Nu’man, atau Imam Ahmad bin Hambal, dan  mengerjakan apa saja menjadikan kemaslahatan agama Islam. Lalu adapun bentuk perjuangannya adalah memajukan bidang pendidikan dengan mendirikan banyak madrasah dan pesantren, uluhan ribu anggota NU juga dilatih secara militer dalam PETA (Pembela Tanah Air). Tokoh NU juga terlibat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sehingga terlibat langsung dalam perumusan pernyataan kemerdekaan.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

5

Iklan

Pertanyaan serupa

Pada lambang NU terdapat bintang sembilan, posisi lima bintang di atas bola dunia dan empat di bawah bola dunia. Simbol lima bintang di atas dunia menunjukkan....

5

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia