Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan di ovarium. Sebelum saling bertemu dalam proses pembuahan, kedua sel kelamin ini perlu melalui proses pematangan untuk akhirnya dilepaskan. Proses pematangan spermatozoa dinamakan spermatogenesis dan untuk sel telur disebut oogenesis.
Spermatogenesis adalah awal dari proses pembentukan sel spermatozoa yang biasa kita kenal sebagai sperma. Proses ini terjadi di organ kelamin jantan yang disebut testis, tepatnya di bagian tubulus seminiferous. Tubulus seminiferous berperan penting pada proses pembentukan sperma karena pada dindingnya terdapat calon sperma (spermatogonium/ spermatogonia) yang berjumlah ribuan. Benih-benih sperma ini diberi nutrisi oleh sel Sertoli, yang juga terdapat di tubulus seminiferous, untuk bisa melakukan pembelahan sel yang terdiri dari mitosis dan meiosis, hingga pada akhirnya terbentuk menjadi sperma yang matang.
Sperma yang matang kemudian disimpan di suatu saluran yang terletak di belakang testis, yakni epididimis. Dari epididimis, sperma bergerak ke bagian lain yang dinamakan vas deferens dan duktus ejakulatorius. Di dalam duktus ejakulatorius, cairan yang dihasilkan oleh organ reproduksi lainnya, seperti vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan bulbo uretra, ditambahkan pada sperma hingga membentuk cairan yang biasa disebut sebagai semen atau air mani. Cairan ini kemudian mengalir menuju uretra dan dikeluarkan ketika ejakulasi.
Hormon memegang peranan penting dalam proses pembentukan sperma. Beberapa jenis hormon yang punya andil dalam proses ini, yaitu:
- LH (Luteinizing Hormone). LH berfungsi untuk merangsang sel Leydig yang terdapat di testis untuk menghasilkan hormon testosteron yang dapat mendorong proses spermatogenesis terjadi.
- FSH (Folicle Stimulating Hormone). FSH merupakan hormon yang dapat merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein), yang berfungsi untuk melindungi, menunjang, dan memberi makan benih sperma hingga menjadi sperma yang matang.
- Testosteron. Hormon testosteron dihasilkan oleh testis yang berfungsi merangsang perkembangan organ seks untuk melakukan spermatogenesis.
Proses spermatogenesis ini dimulai sejak mengalami pubertas. Setidaknya 100 juta sperma diproduksi di testis setiap harinya.
Sedangkan Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam indung telur yang disebut ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan benih sel-sel telur yang disebut oogonia. Pembentukan sel telur pada perempuan dimulai sejak di dalam kandungan ibu, ketika masih berbentuk janin yang sudah memiliki organ reproduksi.Sama seperti pembentukan sperma, sel telur juga mengalami proses pembelahan yang disebut mitosis dan meiosis. Di akhir bulan ketiga usia janin, semua oogonia telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Seluruh oogonia tersebut akan membelah hingga menjadi sel telur. Pembelahan ini baru berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan.
Selama proses tersebut berlangsung, akan terbentuk 6-7 juta sel telur dan akan berkurang hingga sekitar 1 juta sel telur pada saat bayi dilahirkan. Sel telur tersebut terus mengalami penurunan jumlah hingga sekitar 300.000 sel telur yang disimpan hingga masa pubertas tiba. Usai masa pubertas, seorang wanita akan memasuki masa aktif reproduksi di mana oogenesis kembali terjadi dalam waktu satu bulan sekali, yang diatur dalam siklus menstruasi. Selama masa aktif reproduksinya, hanya sekitar 300-400 telur matang yang akan dilepaskan untuk selanjutnya dibuahi. Jumlah dan kualitas telur ini akan terus menurun seiring berjalannya usia seorang wanita.
Telur-telur yang sudah matang tersebut akan dilepaskan oleh indung telur ke saluran telur bernama tuba falopi. Selanjutnya, jika sel telur tersebut bertemu dengan sel sperma dan berhasil dibuahi, sel telur tersebut akan menetap di tuba falopi dan menempel di dinding rahim. Jika tidak terjadi pembuahan, maka sel telur akan dikeluarkan dari dalam tubuh sekitar 14 hari kemudian dalam bentuk darah menstruasi.
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, seperti FSH dan LH. Pada saat terjadi siklus menstruasi, bagian otak yang disebut hipotalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi kelenjar penghasil hormon (pituitari) untuk mengeluarkan hormon FSH dan LH. Kejadian ini menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron yang akhirnya merangsang ovulasi terjadi.
Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah B.