Iklan

Iklan

Pertanyaan

Peristiwa penyimpangan semu hukum Mendel muncul dalam bentuk ...

Peristiwa penyimpangan semu hukum Mendel muncul dalam bentuk ...

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

peristiwa penyimpangan semu hukum Mendel muncul dalam bentuk atavisme, kriptomeri, polimeri, epistasis-hipostasis, dan komplementer.

peristiwa penyimpangan semu hukum Mendel muncul dalam bentuk atavisme, kriptomeri, polimeri, epistasis-hipostasis, dan komplementer.

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Pada kondisi normal, persilangan monohibrid (penerapan Hukum I Mendel) menghasilkan rasio fenotip 3 : 1 atau 1 : 2 : 1 dan persilangan dihibrid (penerapan Hukum II Mendel) menghasilkan rasio fenotip 9 : 3 : 3 : 1. Namun pada kenyataannya, tidak semua persilangan menghasilkan rasio fenotip yang sesuai dengan Hukum Mendel. Terdapat beberapa kasus menghasilkan rasio fenotip yang menyimpang dari Hukum tersebut, disebabkan oleh beberapa gen yang saling memengaruhi pada saat pembentukan fenotip (keturunan). Meskipun demikian, rasio fenotip ini masih mengikuti aturan Hukum Mendel, sehingga hasil rasio fenotipnya dapat dikatakan sebagai penyimpangan semu Hukum Mendel . Penyimpangan semu ini terdiri dari beberapa macam, yaitu: Atavisme (interaksi beberapa pasangan gen), adalah interaksi antar gen yang menghasilkan filia atau keturunan dengan fenotip yang berbeda dari induknya. Contoh: kasus jengger ayam (misalnya persilangan antara ayam berpial rose dengan ayam berpial pea) Kriptomeri , adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak berpasangan dengan gen dominan lainnya. Dengan kata lain, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos). Contoh: persilangan bunga Linaria maroccana berwarna merah dengan berwarna putih. Polimeri , adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling menambah) dimana gen-gen tersebut saling berinteraksi untuk memengaruhi dan menghasilkan keturunan yang sama. Dengan kata lain, polimeri terjadi akibat gen ganda yang bekerja secara kumulatif menumbuhkan sifat tertentu. Contoh: persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih, dimana gandum berbiji merah memiliki dua gen yaitu M1 dan M2 yang jika kedua gen ini bertemu maka ekspresi warna akan semakin kuat. Epistasis-Hipostasis , adalah peristiwa ketika gen yang bersifat dominan akan menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi disebut epistasis , sedangkan gen yang ditutupi disebut hipostasis . Contoh: persilangan labu (misalnya antara labu putih dengan labu kuning). Komplementer , adalah interaksi antar gen dominan dengan sifat yang berbeda yang saling melengkapi, sehingga memunculkan fenotip tertentu. Apabila salah satu gen tidak muncul, maka sifat yang dimaksud tidak akan muncul atau pemunculan suatu karakter akan terhalang. Contoh:kasus persilangan bunga Lathyrus odoratus. Dengan demikian, peristiwa penyimpangan semu hukum Mendel muncul dalam bentuk atavisme, kriptomeri, polimeri, epistasis-hipostasis, dan komplementer.

Pada kondisi normal, persilangan monohibrid (penerapan Hukum I Mendel) menghasilkan rasio fenotip 3 : 1 atau 1 : 2 : 1 dan persilangan dihibrid (penerapan Hukum II Mendel) menghasilkan rasio fenotip 9 : 3 : 3 : 1. Namun pada kenyataannya, tidak semua persilangan menghasilkan rasio fenotip yang sesuai dengan Hukum Mendel. Terdapat beberapa kasus menghasilkan rasio fenotip yang menyimpang dari Hukum tersebut, disebabkan oleh beberapa gen yang saling memengaruhi pada saat pembentukan fenotip (keturunan). Meskipun demikian, rasio fenotip ini masih mengikuti aturan Hukum Mendel, sehingga hasil rasio fenotipnya dapat dikatakan sebagai penyimpangan semu Hukum Mendel. Penyimpangan semu ini terdiri dari beberapa macam, yaitu:

  1. Atavisme (interaksi beberapa pasangan gen), adalah interaksi antar gen yang menghasilkan filia atau keturunan dengan fenotip yang berbeda dari induknya. Contoh: kasus jengger ayam (misalnya persilangan antara ayam berpial rose dengan ayam berpial pea)
  2. Kriptomeri, adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak berpasangan dengan gen dominan lainnya. Dengan kata lain, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos). Contoh: persilangan bunga Linaria maroccana berwarna merah dengan berwarna putih.
  3. Polimeri, adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling menambah) dimana gen-gen tersebut saling berinteraksi untuk memengaruhi dan menghasilkan keturunan yang sama. Dengan kata lain, polimeri terjadi akibat gen ganda yang bekerja secara kumulatif menumbuhkan sifat tertentu. Contoh: persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih, dimana gandum berbiji merah memiliki dua gen yaitu M1 dan M2 yang jika kedua gen ini bertemu maka ekspresi warna akan semakin kuat.
  4. Epistasis-Hipostasis, adalah peristiwa ketika gen yang bersifat dominan akan menutupi pengaruh gen dominan lain  yang bukan alelnya. Gen yang menutupi disebut epistasis, sedangkan gen yang ditutupi disebut hipostasis. Contoh: persilangan labu (misalnya antara labu putih dengan labu kuning).
  5. Komplementer, adalah interaksi antar gen dominan dengan sifat yang berbeda yang saling melengkapi, sehingga memunculkan fenotip tertentu. Apabila salah satu gen tidak muncul, maka sifat yang dimaksud tidak akan muncul atau pemunculan suatu karakter akan terhalang. Contoh: kasus persilangan bunga Lathyrus odoratus.

Dengan demikian, peristiwa penyimpangan semu hukum Mendel muncul dalam bentuk atavisme, kriptomeri, polimeri, epistasis-hipostasis, dan komplementer.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

21

Lidya Indriani

Mudah dimengerti

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Tuliskan kasus-kasus yang merupakan contoh penyimpangan semu hukum Mendel!

4

4.3

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia