Perhatikan wacana berikut! Di tengah kemajuan zaman, masyarakat adat Ammatoa di Desa Tanah Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan masih terus berusaha memegang teguh pola hidup yang disebut kamase-masea. Dalam bahasa Konjo (bahasa sehari-hari masyarakat Ammatoa), kamase-masea dimaknai sebagai cara hidup sederhana atau tidak berlebihan. Masyarakat adat Ammatoa hidup sederhana dan menolak modernisasi. Kesederhanaan tersebut tecermin dari bentuk rumah hingga pakaian yang dikenakan. Masyarakat adat Ammatoa mengenakan pakaian hitam sebagai simbol kesederhanaan dan tidak mengenakan alas kaki. Semua rumah warga dibangun menggunakan bahan kayu. Meskipun banyaktamu dari luar yang datang, mereka wajib mengikuti aturan adat yang berlaku. Sumber: https://web.archive.org/web/20210121143935/https://cultura.id/berkenalan-dengan-masyarakat-adat-ammatoa, diakses 29 Maret 2021 Faktor penghambat perubahan sosial dalam masyarakat adat Ammatoa adalah ...

Pembahasan

Jawaban yang benar adalah E. Faktor penghambat perubahan sosial yakni: Sikap tradisional , merujuk pada kepercayaan nenek moyang yang dipegang teguh. Terlambatnya perkembangan ilmu pengetahuan , merujuk pada kurangnya kompetensi akibat terbatasnya ilmu pengetahuan. Hambatan yang bersifat ideologis, merujuk pada keyakinan seseorang atas suatu paham yang universal. Kurangnya interaksi antarkelompok, merujuk pada kehidupan yang homogen. Prasangka terhadap kebudayaan baru, merujuk pada penolakan masyarakat terhadap kebudayaan yang baru. Rasa takut atas integrasi kebudayaan , merujuk pada kekhawatiran masyarakat akan lunturnya kebudayaan lama. Adanya kepentingan yang kuat (vested interest) ,merujuk pada kepentingan kelompoknya sendiri. Berdasrkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa Suku Ammatoa yang masih memegang teguh kepercayaan nenek moyangnya dan menolak modernisasi menjadi faktor penghambat perubahan sosial dari adanya sikap tradisional masyarakat. Jadi, jawaban yang benar adalah E.