Menurut Kuntowijoyo, sejarah akan menjadi ilmu yang bersifat sinkronik ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial lain seperti sosiologi, antropologi, politik, dan ekonomi. Ketika sejarah ditulis dengan pendekatan ilmu sosial, sejarah bukan hanya memanjang dalam waktu, melainkan juga meluas dalam ruang. Oleh karena itu, dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial, kajian sejarah dapat bersifat diakronik dan sinkronik. Keunggulan Fero di banding Bima adalah menggunakan cara berpikir sinkronik dan juga dinkronik. Dimana pada cara berpikir sinkronik sering digunakan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, politik, ekonomi, agama, dan antropologi. Ilmu-ilmu sosial tersebut sangat dibutuhkan dalam kajian sejarah untuk melengkapi penjelasan. Menurut Sartono Kartodirdjo, ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan pesat sehingga dapat menyediakan teori dan konsep yang berguna bagi analisis sejarah. Penerapan cara berpikir sinkronik membuat analisis sejarah tidak hanya terbatas pada kajian informatif tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana. Cara berpikir sinkronik dapat mengembangkan kajian sejarah pada pembahasan tentang struktur masyarakat, pola perilaku, serta bantuan ilmu-ilmu lain, terutama ilmu-ilmu sosial bagi kebutuhan analisis sejarah. Berpikir dengan pendekatan sinkronis dalam sejarah adalah mempelajari peristiwa yang sezaman, atau bersifat horizontal. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
- Kerangka berpikir Sinkronis mengamati kehidupan sosial secara maluas berdimensi ruang.
- Konsep berpikir sinkronis memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terstruktur dan saling berkaitan antara satu unit dengan unit yang lainnya.
- Menguraikan kehiduapan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan bagian demi bagian.
- Menjelaskan sturkut dan fungsi dari masing masing unit dalam kondisi statis.
- Banyak digunakan oleh ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan arkeologi.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan Fero adalah menggunakan cara berpikir sinkronik dan juga dinkronik. Dimana pada cara berpikir sinkronik sering digunakan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, politik, ekonomi, agama, dan antropologi. Ilmu-ilmu sosial tersebut sangat dibutuhkan dalam kajian sejarah untuk melengkapi penjelasan. Penerapan cara berpikir sinkronik membuat analisis sejarah tidak hanya terbatas pada kajian informatif tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana. Cara berpikir sinkronik dapat mengembangkan kajian sejarah pada pembahasan tentang struktur masyarakat, pola perilaku, serta bantuan ilmu-ilmu lain, terutama ilmu-ilmu sosial bagi kebutuhan analisis sejarah.
Maka jawaban yang tepat adalah D.