Haloalkana merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus fungsi unsur halogen. Haloalkana berasal dari reaksi subtitusi antara senyawa alkana dengan unsur halogen (X). Rumus molekul senyawa haloalkana adalah CnH2n+1X· Secara umum, senyawa haloalkana dapat dituliskan sebagai R−X.
Aturan penamaan haloalkana sama dengan penamaan alkana. Rantai induk haloalkana merupakan rantai yang terpanjang yang mengikat halogen. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai yang mengikat atom halogen. Jika terdapat salah satu dari jenis halogen, prioritas penomoran didasarkan kereaktifan halogen dengan urutan F > Cl > Br > I.
Senyawa haloalkana pada soal di atas memiliki struktur sebagai berikut.
Pada struktur di atas, cabang (alkil) yang berupa unsur halogen adalah F, Cl, dan Br. Rantai induk senyawa tersebut terdiri dari 6 buah atom C. Urutan prioritas penomoran halogen adalah F > Cl > Br > I, maka atom C nomor 1 dimulai dari ujung sebelah kanan yang terikat atom F hingga atom C nomor 6 yang mengikat 2 buah atom Cl. Rantai induk yang terdiri dari 6 buah atom C akan memiliki nama heksana.
Cabang-cabang yang terdapat dalam struktur senyawa di atas adalah sebagai berikut.
- 2 buah cabang berupa gugus metil (−CH3) yang terdapat pada atom C nomor 2 dan 4.
- 1 buah cabang berupa atom Br yang memiliki nama bromo terikat pada atom C nomor 3.
- 1 buah cabang berupa atom F yang memiliki nama fluoro terikat pada atom C nomor 2.
- 3 buah cabang berupa atom Cl yang memiliki nama kloro terikat pada atom C nomor 4 (1 buah) dan nomor 6 (2 buah).
Nama senyawa dituliskan dengan menuliskan nama cabang-cabang terlebih dahulu sesuai urutan prioritasnya, kemudian dituliskan nama rantai induknya. Penamaan yang sesuai untuk senyawa di atas adalah 3-bromo-4,6,6-trikloro-2-fluoro-2,4-dimetilheksana.
Dengan demikian, maka nama yang tepat untuk senyawa di atas adalah 3-bromo-4,6,6-trikloro-2-fluoro-2,4-dimetilheksana.
Jadi, jawaban yang tepat adalah B.