Perhatikan potongan artikel berikut!
Dalam sejarah moneter di Indonesia, pada periode tahun 1957-1965 Indonesia mengalami masa perekonomian terkelam sepanjang sejarah. Penerimaan negara saat itu tidak mencukupi di saat kebutuhan belanja semakin membesar. Pada akhirnya dipilih cara yang paling mudah yakni dengan meminjam dari BI yang kemudian dipenuhi dengan cara mencetak uang. “Akibatnya terjadi kenaikan harga hingga 635%, dengan kenaikan ini, misal harga barang pokok Rp100 kenaikan inflasi di atas meningkatkan harga hingga menjadi Rp735”, kata Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet.
(Sumber: https://finance.detik.com/moneter/d-5009576/ngerinya-dampak-hiperinflasi-kalau-ri-kebanyakan-cetak-uang)
Berdasarkan artikel tersebut tingkat inflasi yang menimpa Indonesia pada periode 1957-1965 adalah ….
berat
sedang
hiperinflasi
demand inflation
imported inflation
A. Coordinator
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Unversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan artikel tersebut pada tahun 1957-1965 Indonesia mengalami inflasi karena harga barang pokok mengalami kenaikan hingga 635%. Berdasarkan tingkat keparahannya maka kenaikan harga yang mencapai 635% disebut dengan hiperinflasi (karena lebih dari 100%). Itulah mengapa tingkat inflasi memiliki hubungan positif dengan jumlah uang beredar, sehingga ketika terjadi inflasi maka akan menyebabkan jumlah uang beredar (JUB) meningkat.
Jadi, jawaban yang benar adalah poin C.
8
0.0 (0 rating)
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Produk Lainnya
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2022 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia