Sebelum menentukan genotipe dan fenotipe individu pada angka 1, 2, dan 3, perhatikan keterangan dari peta silsilah keluarga yang mengalami kelainan buta warna di bawah ini.
Berdasarkan peta silsilah diketahui bahwa keturunan pertama memiliki empat sifat yang berbeda yaitu wanita buta warna (XbwXbw), wanita normal carier (XXbw), laki-laki buta warna (XbwY) dan laki-laki normal (XY), maka kemungkinan bahwa nomor 1 yaitu induk laki-laki buta warna (XbwY) dan nomor 2 yaitu induk perempuan normal carier (XXbw). Hal tersebut dapat dibuktikan dengan bagan persilangannya berikut :
Parental (P1) : XbwY >< XXbw
(laki-laki buta warna) (perempuan normal carier)
Gamet : Xbw, Y >< X, Xbw
Filial (F1) : XbwXbw (perempuan buta warna)
XXbw (perempuan normal carier)
XbwY (laki-laki buta warna)
XY (laki-laki normal)
Pada peta silsilah tersebut anak perempuan yang buta warna (XbwXbw) melakukan perkawinan dengan laki-laki normal (XY) maka bagan persilangannya yaitu
Parental : XY >< XbwXbw
(laki-laki normal) (perempuan buta warna)
Gamet : X, Y >< Xbw
Filial : XXbw (perempuan normal carier)
XbwY (laki laki buta warna)
Berdasarkan persilangan diatas, karena peta silsilah keluarga angka 3 berbentuk persegi maka bisa dipastikan individu 3 yaitu laki-laki buta warna (XbwY).
Dengan demikian, genotipe dan fenotipe individu pada angka 1, 2, dan 3 yaitu