Iklan

Iklan

Pertanyaan

Perhatikan legenda berikut untuk menjawab soal nomor 1 sampai 6! Zaman dahulu, di tanah Gayo, Aceh, tinggallah sebuah keluarga petani yang amat miskin. Mereka hanya memiliki setapak ladang kecil sehingga hasil ladang mereka tak mencukupi untuk menyambung hidup selama semusim. Untuk menyambung hidup, petani itu menjala ikan di sungai atau memasang jerat burung di hutan. Jika ada burung yang berhasil dijerat, ia akan menjualnya ke kota. Petani itu memiliki dua orang anak, yaitu si Sulung dan si Bungsu. Sebagai seorang anak, si Sulung bukan main nakalnya. Suatu ketika, datang musim kemarau yang dahsyat dan panjang. Banyak sungai mengering dan tanaman turut gersang, membuat petani itu tak memiliki hasil ladang sedikit pun. Suatu hari, petani itu menyuruh si Sulung untuk menggembalakan kambing ke padang rumput. Namun, saat menggembala, ia tidur hingga sore hari. Saat bangun, kambing yang ia gembala telah hilang. Ayahnya amat sedih mengetahui hal itu. Akhirnya, petani itu pergi ke hutan untuk melihat perangkap yang dipasangnya. Betapa senangnya ia melihat di dalam perangkapnya telah ada seekor babi kecil. Namun, malangnya ia karena saat hendak berbalik, ia dihadang oleh dua ekor babi besar yang marah karena ia menangkap kawanannya. Ia akhirnya meninggal setelah mencoba melawan dan kabur dari sergapan dua babi yang mengamuk. Di rumah, lagi-lagi si Sulung berulah. Si Sulung memecahkan satu-satunya periuk yang dimiliki ibunya saat ibunya menyuruhnya untuk menjualnya ke pasar. Ibunya amat sedih menyaksikan kenakalan anaknya itu. Belum lagi, tak lama setelah itu ada tetangga yang mengabarkan kematian sang suami. Akhirnya, ia memutuskan pergi ke Batu Belah. Sebelum pergi, ia berpesan kepada si Sulung, “Sulung, Ibu merasa tidak sanggup lagi hidup di dunia ini. Hati Ibu amat sedih memikirkan segala perilakumu. Sekarang, asuhlah adikmu dengan baik sebab Ibu akan menyusul ayahmu.” Sesampainya di Batu Belah, ia pun bernyanyi, “Batu belah batu bertangkup. Hatiku alangkah merana. Batu belah batu bertangkup. Bawalah aku serta.” Tak lama kemudian, angin kencang bertiup dan batu besar di hadapannya terbelah. Ia masuk ke dalamnya, lalu batu itu kembali tertutup. Si Sulung amat menyesal. Ia menangis dan memanggil-manggil ibunya. Namun, ibunya tak pernah kembali meski ia sudah berjanji untuk tidak nakal lagi. Sudah terlambat. Ibunya telah menghilang ditelan Batu Belah. Cerita ini mengajarkan kepada setiap anak agar menjadi anak yang berbakti. Jenis alur yang digunakan dalam legenda di atas adalah ….

Perhatikan legenda berikut untuk menjawab soal nomor 1 sampai 6!

Zaman dahulu, di tanah Gayo, Aceh, tinggallah sebuah keluarga petani yang amat miskin. Mereka hanya memiliki setapak ladang kecil sehingga hasil ladang mereka tak mencukupi untuk menyambung hidup selama semusim. Untuk menyambung hidup, petani itu menjala ikan di sungai atau memasang jerat burung di hutan. Jika ada burung yang berhasil dijerat, ia akan menjualnya ke kota. Petani itu memiliki dua orang anak, yaitu si Sulung dan si Bungsu. Sebagai seorang anak, si Sulung bukan main nakalnya.

Suatu ketika, datang musim kemarau yang dahsyat dan panjang. Banyak sungai mengering dan tanaman turut gersang, membuat petani itu tak memiliki hasil ladang sedikit pun. Suatu hari, petani itu menyuruh si Sulung untuk menggembalakan kambing ke padang rumput. Namun, saat menggembala, ia tidur hingga sore hari. Saat bangun, kambing yang ia gembala telah hilang. Ayahnya amat sedih mengetahui hal itu.

Akhirnya, petani itu pergi ke hutan untuk melihat perangkap yang dipasangnya. Betapa senangnya ia melihat di dalam perangkapnya telah ada seekor babi kecil. Namun, malangnya ia karena saat hendak berbalik, ia dihadang oleh dua ekor babi besar yang marah karena ia menangkap kawanannya. Ia akhirnya meninggal setelah mencoba melawan dan kabur dari sergapan dua babi yang mengamuk.

Di rumah, lagi-lagi si Sulung berulah. Si Sulung memecahkan satu-satunya periuk yang dimiliki ibunya saat ibunya menyuruhnya untuk menjualnya ke pasar. Ibunya amat sedih menyaksikan kenakalan anaknya itu. Belum lagi, tak lama setelah itu ada tetangga yang mengabarkan kematian sang suami. Akhirnya, ia memutuskan pergi ke Batu Belah. Sebelum pergi, ia berpesan kepada si Sulung, “Sulung, Ibu merasa tidak sanggup lagi hidup di dunia ini. Hati Ibu amat sedih memikirkan segala perilakumu. Sekarang, asuhlah adikmu dengan baik sebab Ibu akan menyusul ayahmu.”

Sesampainya di Batu Belah, ia pun bernyanyi, “Batu belah batu bertangkup. Hatiku alangkah merana. Batu belah batu bertangkup. Bawalah aku serta.”

Tak lama kemudian, angin kencang bertiup dan batu besar di hadapannya terbelah. Ia masuk ke dalamnya, lalu batu itu kembali tertutup. Si Sulung amat menyesal. Ia menangis dan memanggil-manggil ibunya. Namun, ibunya tak pernah kembali meski ia sudah berjanji untuk tidak nakal lagi. Sudah terlambat. Ibunya telah menghilang ditelan Batu Belah. Cerita ini mengajarkan kepada setiap anak agar menjadi anak yang berbakti.


Jenis alur yang digunakan dalam legenda di atas adalah ….

  1. alur campuran

  2. alur maju-mundur

  3. alur mundur

  4. alur maju

Iklan

A. Rizky

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Indonesia

Jawaban terverifikasi

Jawaban

dapat disimpulkan bahwa legenda di atas menggunakan alur maju. Jawaban yang tepat adalah D.

dapat disimpulkan bahwa legenda di atas menggunakan alur maju. Jawaban yang tepat adalah D.

Iklan

Pembahasan

Alur adalah jalan cerita dalam sebuah karya sastra. Alur dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut. Alur maju: cerita disajikan sesuai dengan urutan peristiwa dari awal hingga akhir. Alur mundur: cerita disajikan dengan menoleh ke belakang atau menayangkan kisah akhir cerita terlebih dahulu, kemudian cerita berjalan mundur hingga ke awal cerita. Alur campuran: perpaduan antara alur maju dan alur mundur. Cerita dalam legenda di atas disajikan dengan urutan peristiwa dari awal hingga akhir. Cerita dimulai dengan pengenalan tokoh, kemudian peristiwa demi peristiwa diceritakan secara urut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa legenda di atas menggunakan alur maju. Jawaban yang tepat adalah D.

Alur adalah jalan cerita dalam sebuah karya sastra. Alur dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

  • Alur maju: cerita disajikan sesuai dengan urutan peristiwa dari awal hingga akhir.
  • Alur mundur: cerita disajikan dengan menoleh ke belakang atau menayangkan kisah akhir cerita terlebih dahulu, kemudian cerita berjalan mundur hingga ke awal cerita.
  • Alur campuran: perpaduan antara alur maju dan alur mundur.

Cerita dalam legenda di atas disajikan dengan urutan peristiwa dari awal hingga akhir. Cerita dimulai dengan pengenalan tokoh, kemudian peristiwa demi peristiwa diceritakan secara urut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa legenda di atas menggunakan alur maju. Jawaban yang tepat adalah D.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

12

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Perhatikan kutipan fabel berikut untuk menjawab soal nomor 1 sampai 7! Di pedalaman sebuah hutan yang hijau, ketika musim panas tiba, seekor semut bersama kawanannya tampak akur, berjalan bergeromb...

12

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia