Iklan

Pertanyaan

Perhatikan kutipan teks hikayat berikut! Setelah keesokan harinya maka segala menteri hulubalang pun menyuruh orang mudik ke Kota Mahligai dan ke Lancang mengerahkan segala rakyat hilir berbuat negeri itu. Setelah sudah segala menteri hulubalang dititahkah oleh raja masing-masing dengan ketumbukannya, maka raja pun berangkat kembali ke Kota Mahligai. Hatta antara dua bulan lamanya, maka negeri itu pun sudahlah. Maka raja pun pindah hilir duduk pada negeri yang diperbuat itu dan negeri itu pun dinamakannya Patani Darussalam ‘negeri yang sejahtera’. Arkian pangkalan yang di tempat pelanduk putih lenyap itu dan pangkalannya itu pada pintu gajah ke hulu Jambatan Kedi itulah. Dan pangkalan itulah tempat Encik Tani naik turun merawa dan menjerat itu. Syahdan kebanyakan kata orang nama negeri itu mengikut nama orang yang merawa itulah. Bahwa sesungguhnya nama negeri itu mengikut sembah orang mengatakan pelanduk lenyap itu. Paragraf cerpen yang merupakan pengembangan dari teks hikayat di atas adalah ...

Perhatikan kutipan teks hikayat berikut!


Setelah keesokan harinya maka segala menteri hulubalang pun menyuruh orang mudik ke Kota Mahligai dan ke Lancang mengerahkan segala rakyat hilir berbuat negeri itu. Setelah sudah segala menteri hulubalang dititahkah oleh raja masing-masing dengan ketumbukannya, maka raja pun berangkat kembali ke Kota Mahligai. Hatta antara dua bulan lamanya, maka negeri itu pun sudahlah. Maka raja pun pindah hilir duduk pada negeri yang diperbuat itu dan negeri itu pun dinamakannya Patani Darussalam ‘negeri yang sejahtera’. Arkian pangkalan yang di tempat pelanduk putih lenyap itu dan pangkalannya itu pada pintu gajah ke hulu Jambatan Kedi itulah. Dan pangkalan itulah tempat Encik Tani naik turun merawa dan menjerat itu. Syahdan kebanyakan kata orang nama negeri itu mengikut nama orang yang merawa itulah. Bahwa sesungguhnya nama negeri itu mengikut sembah orang mengatakan pelanduk lenyap itu.


Paragraf cerpen yang merupakan pengembangan dari teks hikayat di atas adalah ...

  1. Suatu hari, seorang raja pergi berburu ke Kota Mahligai bersama rakyatnya. Karena tidak menemukan hewan buruan, ia pun pergi ke Lancang.

  2. Arif, seorang pemimpin perusahaan, suatu hari memerintahkan karyawannya untuk membangun perusahaan baru. Dalam waktu dua bulan, perusahaan baru itu jadi. Konon, tempat di mana perusahaan itu dibangun adalah sebuah tempat bersejarah di masa lalu.

  3. Di sebuah kota tua, seorang laki-laki berperawakan tinggi tegap tampak sedang berdiri dikelilingi ratusan orang yang mungkin adalah anak buahnya. Laki-laki itu kelihatan garang, memerintahkan ini dan itu. Tanpa diketahui, tiba-tiba seekor pelanduk putih melintas.

  4. “Pergilah berburu ke Mahligai dan Lancang!” kata seorang raja kepada rakyatnya. Menuruti perintah raja, rakyat pun pergi berburu. Tanpa diduga, mereka justru berhasil menciptakan negeri baru.

  5. “Kalian harus pergi merebut kekuasaan pasar di kota seberang!” kata seorang pemimpin pasar kuno. Para pengikutnya, tanpa banyak bertanya, seketika pergi menuruti kemauannya meski tanpa rencana yang matang.

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

22

:

43

:

44

Klaim

Iklan

A. Rizkyamsi

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

paragraf cerpen yang paling sesuai dengan alur hikayat di atas adalah B.

paragraf cerpen yang paling sesuai dengan alur hikayat di atas adalah B.

Pembahasan

Langkah terakhir yang perlu dilakukan saat mengubah hikayat menjadi cerpen adalah mengembangkan poin-poin alur dari hikayat menjadi sebuah cerpen yang memiliki tokoh dan setting berbeda dengan teks asal dengan tetap memperhatikan alur dan nilai. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerpen harus sesuai dengan alur yang ada dalam hikayat. Poin-poin alur dalam kutipan hikayat di atas adalah (1) seorang raja memerintahkan rakyatnya untuk membangun negeri baru, (2) negeri baru akhirnya jadi dalam waktu dua bulan, (3) raja pindah ke negeri baru, dan (4) rupanya, negeri baru itu adalah tempat pelanduk putih lenyap (kemungkinan hal ini berhubungan dengan masa lalu raja). Dengan demikian, paragraf cerpen yang paling sesuai dengan alur hikayat di atas adalah B.

Langkah terakhir yang perlu dilakukan saat mengubah hikayat menjadi cerpen adalah mengembangkan poin-poin alur dari hikayat menjadi sebuah cerpen yang memiliki tokoh dan setting berbeda dengan teks asal dengan tetap memperhatikan alur dan nilai. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerpen harus sesuai dengan alur yang ada dalam hikayat. Poin-poin alur dalam kutipan hikayat di atas adalah (1) seorang raja memerintahkan rakyatnya untuk membangun negeri baru, (2) negeri baru akhirnya jadi dalam waktu dua bulan, (3) raja pindah ke negeri baru, dan (4) rupanya, negeri baru itu adalah tempat pelanduk putih lenyap (kemungkinan hal ini berhubungan dengan masa lalu raja).

Dengan demikian, paragraf cerpen yang paling sesuai dengan alur hikayat di atas adalah B.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

22

Iklan

Pertanyaan serupa

Perhatikan kutipan teks hikayat berikut untuk menjawab soal nomor 6 dan 7! Pada zaman dahulu, tersebutlah ada seorang kakek yang cukup disegani. Orang mesti bisa melihat fisiknya yang sudah sangat ...

2

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia