Iklan

Iklan

Pertanyaan

Perhatikan kutipan hikayat berikut! Syahdan, di negeri nun jauh di sana, hiduplah seorang pemuda bersama keluarganya. Ia sangat tampan lagi gagah dan berani bak pangeran dari negeri seberang. Maka seluruh orang yang melihatnya akan terbelangah mulutnya. Maka karena rupanya itu dipanggillah ia si Gagah. Pada suatu hari, pergilah si Gagah menuju hutan hendak mencari makanan. Maka setelah berapa lamanya, ditemuinya buah-buahan pada pohon rindang lagi hijau. Maka dipetiknya buah itu. Tiada diketahuinya muncul binatang anggara dari atas pohon. Hikayat memiliki beberapa kaidah kebahasaan. Kaidah kebahasaan hikayat yang tampak paling dominan dalam kutipan di atas adalah ….

Perhatikan kutipan hikayat berikut!


    Syahdan, di negeri nun jauh di sana, hiduplah seorang pemuda bersama keluarganya. Ia sangat tampan lagi gagah dan berani bak pangeran dari negeri seberang. Maka seluruh orang yang melihatnya akan terbelangah mulutnya. Maka karena rupanya itu dipanggillah ia si Gagah.

    Pada suatu hari, pergilah si Gagah menuju hutan hendak mencari makanan. Maka setelah berapa lamanya, ditemuinya buah-buahan pada pohon rindang lagi hijau. Maka dipetiknya buah itu. Tiada diketahuinya muncul binatang anggara dari atas pohon.


Hikayat memiliki beberapa kaidah kebahasaan. Kaidah kebahasaan hikayat yang tampak paling dominan dalam kutipan di atas adalah …. space

  1. kata arkais space

  2. konjungsi kronologis space

  3. majas antonomasia space

  4. majas simile space

  5. majas metafora space

Iklan

K. Sahrozat

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

jawaban yang tepat adalah A.

jawaban yang tepat adalah A. space

Iklan

Pembahasan

Hikayat merupakan salah satu karya sastra lama yang berbentuk prosa. Hikayat memiliki beberapa kaidah kebahasaan, seperti kata arkais, konjungsi kronologis, majas antonomasia, dan majas simile. Berikut ini adalah kaidah kebahasaan yang muncul dalam kutipan hikayat di atas. Kata arkais : kata kata yang berhubungan dengan masa dahulu atau berciri kuno, yang saat ini sudah tidak lazim digunakan. Dalam kutipan hikayat di atas, terdapat tiga kata arkais , yakni syahdan ' kata yang biasanya dipakai untuk mengawali bab', terbelangah ‘terbuka lebar-lebar’, dan anggara ‘buas’. Konjungsi kronologis : konjungsi yang menandakan urutan waktu. Kutipan di atas mengandung satu konjungsi kronologis , yakni kata setelah yang terdapat pada kalimat kedua paragraf kedua. Majas antonomasia : majas yang menyebutkan sesuatu bukan dengan nama asli dari benda tersebut, melainkan dari salah satu sifat benda tersebut. Kutipan di atas mengandung majas antonomasia, khususnya pada frasa si Gagah . Frasa tersebut digunakan untuk memanggil seseorang berdasarkan sifat yang dimiliki. Frasa si Gagah muncul sebanyak dua kali dalam kutipan di atas. Majas simile : majas pertautan yang membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi dianggap mengandung segi yang serupa. Kutipan di atas mengandung majas simile, khususnya pada kalimat Ia sangat tampan lagi gagah dan berani bak pangeran dari negeri seberang . Dalam kalimat tersebut, ketampanan tokoh diibaratkan seperti ketampanan pangeran dari negeri seberang. Dalam kutipan di atas, majas simile muncul sebanyak satu kali . Berdasarkan penjelasan di atas, kaidah kebahasaan hikayat yang dominan dalam kutipan di atas adalah kata arkais (muncul sebanyak tiga kali). Sementara itu, majas metafora tidak terdapat dalam kutipan di atas. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A.

Hikayat merupakan salah satu karya sastra lama yang berbentuk prosa. Hikayat memiliki beberapa kaidah kebahasaan, seperti kata arkais, konjungsi kronologis, majas antonomasia, dan majas simile. Berikut ini adalah kaidah kebahasaan yang muncul dalam kutipan hikayat di atas.
 

  • Kata arkais: kata kata yang berhubungan dengan masa dahulu atau berciri kuno, yang saat ini sudah tidak lazim digunakan. Dalam kutipan hikayat di atas, terdapat tiga kata arkais, yakni syahdan 'kata yang biasanya dipakai untuk mengawali bab', terbelangah ‘terbuka lebar-lebar’, dan anggara ‘buas’.
  • Konjungsi kronologis: konjungsi yang menandakan urutan waktu. Kutipan di atas mengandung satu konjungsi kronologis, yakni kata setelah yang terdapat pada kalimat kedua paragraf kedua.
  • Majas antonomasia: majas yang menyebutkan sesuatu bukan dengan nama asli dari benda tersebut, melainkan dari salah satu sifat benda tersebut. Kutipan di atas mengandung majas antonomasia, khususnya pada frasa si Gagah. Frasa tersebut digunakan untuk memanggil seseorang berdasarkan sifat yang dimiliki. Frasa si Gagah muncul sebanyak dua kali dalam kutipan di atas.
  • Majas simile: majas pertautan yang membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi dianggap mengandung segi yang serupa. Kutipan di atas mengandung majas simile, khususnya pada kalimat Ia sangat tampan lagi gagah dan berani bak pangeran dari negeri seberang. Dalam kalimat tersebut, ketampanan tokoh diibaratkan seperti ketampanan pangeran dari negeri seberang. Dalam kutipan di atas, majas simile muncul sebanyak satu kali.


Berdasarkan penjelasan di atas, kaidah kebahasaan hikayat yang dominan dalam kutipan di atas adalah kata arkais (muncul sebanyak tiga kali). Sementara itu, majas metafora tidak terdapat dalam kutipan di atas.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A. space

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

7

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Perhatikan kutipan teks berikut! Setelah baginda datang kepada suatu serokan tasik itu, maka baginda pun bertemulah dengan segala orang yang menurut anjing itu. Maka titah baginda: "Apa yang disal...

4

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia