Iklan

Iklan

Pertanyaan

Perhatikan kutipan fabel berikut untuk menjawab soal nomor 1 sampai 7! Di pedalaman sebuah hutan yang hijau, ketika musim panas tiba, seekor semut bersama kawanannya tampak akur, berjalan bergerombol dan senantiasa saling menolong untuk mencari makan. Mereka amat kompak mengikuti komando dari sang pemimpin. Di tengah perjalanan, mereka berjumpa dengan tikus. “Hai, Semut! Mengapa kalian mencari makan saat musim panas begini?” tanya tikus. “Kami mencari makan untuk bekal saat musim hujan datang nanti. Kalian pun sebaiknya mencari makan sejak awal. Kalau tidak, saat musim hujan nanti kita bisa kelaparan.” “Terima kasih atas nasihatmu, Semut. Kami juga akan segera mencari makanan kami,” kata tikus. Tak lama kemudian, semut-semut itu bertemu ayam hutan yang terkenal bersuara merdu. Ia tinggal di sebuah kandang bagus yang dibuatkan oleh seorang manusia yang selalu memberinya makan setiap akhir pekan. Ia bertanya mengapa semut-semut itu bekerja keras mencari makan saat musim panas. Semut menjelaskan alasannya mencari makan. Namun, tidak seperti tikus yang mengikuti saran semut, si ayam hutan justru terbahak mendengar jawaban semut. “Kasihan sekali kalian, semut-semut kecil! Aku tak perlu mencari makan seperti kalian. Sebab aku punya tuan yang selalu memberiku makan!” kata ayam sambil tergelak. Semut tak peduli kata-kata ayam dan segera melanjutkan perjalanan. Suatu hari, langit menjadi gelap dan hujan tiba-tiba mengguyur seluruh hutan. Rupanya, musim hujan sudah tiba. Semut dan tikus kembali ke sarangnya masing-masing. Mereka bisa mulai menikmati hasil kerja kerasnya selama mengumpulkan makanan saat hari-hari masih cerah. Namun, ayam hutan yang sombong tak memiliki persediaan makanan. Saat banjir melanda hutan itu, ayam hutan akhirnya mati tenggelam saat kelaparan. Kutipan fabel di atas menggunakan jenis alur ….

Perhatikan kutipan fabel berikut untuk menjawab soal nomor 1 sampai 7!

Di pedalaman sebuah hutan yang hijau, ketika musim panas tiba, seekor semut bersama kawanannya tampak akur, berjalan bergerombol dan senantiasa saling menolong untuk mencari makan. Mereka amat kompak mengikuti komando dari sang pemimpin. Di tengah perjalanan, mereka berjumpa dengan tikus.

“Hai, Semut! Mengapa kalian mencari makan saat musim panas begini?” tanya tikus.

“Kami mencari makan untuk bekal saat musim hujan datang nanti. Kalian pun sebaiknya mencari makan sejak awal. Kalau tidak, saat musim hujan nanti kita bisa kelaparan.”

“Terima kasih atas nasihatmu, Semut. Kami juga akan segera mencari makanan kami,” kata tikus.

Tak lama kemudian, semut-semut itu bertemu ayam hutan yang terkenal bersuara merdu. Ia tinggal di sebuah kandang bagus yang dibuatkan oleh seorang manusia yang selalu memberinya makan setiap akhir pekan.

Ia bertanya mengapa semut-semut itu bekerja keras mencari makan saat musim panas. Semut menjelaskan alasannya mencari makan. Namun, tidak seperti tikus yang mengikuti saran semut, si ayam hutan justru terbahak mendengar jawaban semut.

“Kasihan sekali kalian, semut-semut kecil! Aku tak perlu mencari makan seperti kalian. Sebab aku punya tuan yang selalu memberiku makan!” kata ayam sambil tergelak. Semut tak peduli kata-kata ayam dan segera melanjutkan perjalanan.

Suatu hari, langit menjadi gelap dan hujan tiba-tiba mengguyur seluruh hutan. Rupanya, musim hujan sudah tiba. Semut dan tikus kembali ke sarangnya masing-masing. Mereka bisa mulai menikmati hasil kerja kerasnya selama mengumpulkan makanan saat hari-hari masih cerah. Namun, ayam hutan yang sombong tak memiliki persediaan makanan. Saat banjir melanda hutan itu, ayam hutan akhirnya mati tenggelam saat kelaparan.

Kutipan fabel di atas menggunakan jenis alur ….

  1. maju

  2. mundur

  3. campuran

  4. sorot balik

Iklan

A. ACFREELANCE

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

dapat disimpulkan bahwa alur fabel tersebut adalah alur maju. Jawaban yang tepat adalah A.

dapat disimpulkan bahwa alur fabel tersebut adalah alur maju. Jawaban yang tepat adalah A.

Iklan

Pembahasan

Alur adalah jalan cerita dalam sebuah karya sastra. Alur dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut. Alur maju atau progresif: cerita disajikan sesuai dengan urutan peristiwa dari awal hingga akhir. Alur mundur atau sorot balik: cerita disajikan dengan menoleh ke belakang atau menayangkan kisah akhir cerita terlebih dahulu, kemudian cerita berjalan mundur hingga ke awal cerita. Alur campuran: perpaduan antara alur maju dan alur mundur. Cerita dalam fabel di atas disajikan dengan urutan peristiwa dari awal hingga akhir. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa alur fabel tersebut adalah alur maju. Jawaban yang tepat adalah A.

Alur adalah jalan cerita dalam sebuah karya sastra. Alur dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

  • Alur maju atau progresif: cerita disajikan sesuai dengan urutan peristiwa dari awal hingga akhir.
  • Alur mundur atau sorot balik: cerita disajikan dengan menoleh ke belakang atau menayangkan kisah akhir cerita terlebih dahulu, kemudian cerita berjalan mundur hingga ke awal cerita.
  • Alur campuran: perpaduan antara alur maju dan alur mundur.

Cerita dalam fabel di atas disajikan dengan urutan peristiwa dari awal hingga akhir. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa alur fabel tersebut adalah alur maju. Jawaban yang tepat adalah A.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

1

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Perhatikan kutipan fabel berikut! Setelah berpisah dengan tikus, semut-semut itu bertemu ayam hutan yang terkenal bersuara merdu. Ia tinggal di sebuah kandang bagus yang dibuatkan oleh seorang m...

2

1.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia