Iklan
Iklan
Pertanyaan
Perhatikan kutipan cerpen berikut!
"Pemilik kilang, pengusaha kaya dari kota, melarang Paman Doblo terlalu bermurah hati · kepada penduduk sekitar. Dia hanya dibenarkan memberikan limbah yang berupa kulit kayu kepada anak-anak. Selebihnya harus dikumpulkan karena bisa dijual ke pabrik kertas atau perusahan pembuat genteng."
"Dan Paman Doblo patuh?"
"Papa mulanya tampak tertekan. Namun, kemudian dia laksanakan juga keinginan majikan. Perubahan. pada dirinya pun mulai tampak. Keramahan mulai surut dari wajahnya. Dan kejadian terakhir kemarin malah menyangkut anak lelaki saya yang baru naik kelas 3 SD."
“Anakmu mencuri limbah?"
"Tidak. Layang~layang anak saya tersangkut kawat berduri atas tembok pagar kilang. Ingat, andaikan peristiwa itu terjadi dulu ketika kita masih anak-anak, Paman Dablo tentu akan datang menolong sambil tersenyum."
"Dan terhadap anakmu kemarin?"
"Paman Dablo datang dengan langkah gopoh dan mata membulat sehingga anak saya lari ketakutan sampai terkencing-kencing."
Dikutip dari: Ahmad Tohari, "Paman Dablo Merobek Layang-Layang" dalam Mata yang Enak Dipandang, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2013
Penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah…
Kenakalan anak SD dan perilaku masyarakat ·yang sering mencuri limbah di tempat Paman Dablo bekerja.
Paman Dablo tidak patuh terhadap keinginan majikannya karena bertentangan dengan hati nurani.
Perusahaan kertas dan pembuat genteg tidak mau memberikan limbah kayu bekas terhadap masyarakat sekitar.
Kemarahan Paman Dablo terhadap anak SD kelas 3 yang bermain layang-layang di sekitar tempat kerjanya.
Majikan Paman Dablo mengharuskannya tidak terlalu bermurah hati memberikan sumbangan kepada masyarakat.
Iklan
R. Trihandayani
Master Teacher
1rb+
5.0 (1 rating)
Iklan
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2023 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia