Perhatikan kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 9 dan 10! Sunyi. Dengan perasaan takut, Agung mengendap-endap mencari jalan keluar dari rumah sihir yang ia masuki tanpa sengaja. Ia menyalakan senter kecil yang tidak pernah ia tanggalkan dari saku celananya. Tap, tap, tap. Agung melangkah pelan. Tanpa terasa, sudah berjam-jam Agung berputar-putar di dalam rumah itu. Meski keringat bercucuran dan rasa takut kian mencekam, Agung tak ingin putus asa mencari jalan keluar. Apalagi, ia ingat ada kakeknya yang sedang sakit di rumah. Ia harus segera pulang untuk merawat kakeknya. “ada cahaya!” kata Agung dalam hati saat ia tiba-tiba melihat cahaya kecil yang sepertinya mengarah ke pintu keluar. Paragraf resolusi yang tepat untuk melengkapi kutipan di atas adalah ...

Agung berjalan lagi menuju cahaya yang ia lihat. Rupanya, cahaya itu benar-benar menuju ke pintu keluar. Dengan hati gembira, akhirnya Agung berhasil keluar dari rumah sihir yang mengerikan itu. Agung pun segera berlari menuju rumahnya.

Agung amat terkejut. Rupayanya, cahaya yang ia lihat tidak mengarah ke pintu keluar, melainkan mengarah ke ruangan penyihir jahat. Mendadak, keringat dingin mengucur dari dahi Agung. Ia amat panik karena harus menghadapi sang penyihir.

Agung berjalan mengikuti cahaya yang dilihatnya. “Tidak mungkin!” teriak Agung saat ia tahu bahwa ternyata ia hanya berputar-putar di satu ruangan. Cahaya yang ia lihat rupanya hanyalah sebuah tipuan dari penyihir. Agung pun panik mencari jalan keluar.

“Apakah ada orang di sini?” suara Agung gemetaran. Ia sudah lelah berjalan. Ia juga takut akan bertemu penyihir jahat. Ia menyesal telah masuk ke dalam rumah itu. Kini, Agung hanya bisa menangis menunggu pertolongan. Akankah pertolongan datang?