Ketika ke dalam suatu pelarut ditambahkan suatu zat terlarut, maka akan terbentuk suatu larutan yang akan memiliki sifat yang berbeda daripada pelarut murninya. Di antara sifat-sifat tersebut adalah penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, dan kenaikan titik didih. Semakin banyak partikel zat terlarut di dalam larutan, maka perbedaan sifat yang ditimbulkan semakin besar.
Pada gambar di atas terdapat dua gelas A dan B berisi air dengan volume masing-masing 100 mL. Pada gelas A dimasukkan padatan KCl sebanyak 1,49 g, sedangkan pada gelas B dimasukkan glukosa sebanyak 3,6 g.
Jumlah mol zat terlarut pada gelas A dan B dapat dihitung sebagai berikut.
KCl
Glukosa
Ternyata jumlah mol KCl dan glukosa yang dilarutkan dalam gelas A dan gelas B sama-sama berjumlah 0,02 mol. Larutan KCl pada gelas A adalah larutan elektrolit, sedangkan larutan glukosa pada gelas B adalah larutan nonelektrolit. Zat elektrolit dalam larutan akan terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat nonelektrolit tidak akan terurai, melainkan tetap sebagai molekulnya. Maka jumlah partikel zat terlarut pada larutan elektrolit akan lebih banyak daripada jumlah partikel zat terlarut pada larutan nonelektrolit.
Karena jumlah partikel zat terlarut pada gelas A lebih banyak daripada gelas B, maka:
- Molekul pelarut pada gelas A lebih sulit untuk menguap dibandingkan pada gelas B.
- Titik beku larutan A lebih rendah dibanding larutan B.
- Jumlah partikel zat terlarut pada gelas A lebih banyak daripada jumlah partikel zat terlarut pada gelas B.
- Titik didih larutan A lebih tinggi daripada larutan B.
Dengan demikian, pernyataan yang tepat ada pada nomor 2 dan 4.
Jadi, pilihan jawaban yang benar adalah D.