Iklan

Iklan

Pertanyaan

Perhatikan gambar berikut! https://id.wikipedia.org Analisa yang tepat terkait peran strategis tokoh tersebut terhadap bangkitnya nasionalisme bangsa Arab adalah.. .

Perhatikan gambar berikut!
Description: C:\Users\User\Pictures\Nasser.jpg

https://id.wikipedia.org

Analisa yang tepat terkait peran strategis tokoh tersebut terhadap bangkitnya nasionalisme bangsa Arab adalah..
.

  1. Pencetus Gerakan Non Blok

  2. Pemimpin Perang Arab-Israel 1948

  3. Penggerak terjadinya Revolusi Arab (Arab Spring)

  4. Penggerak terwujudnya persatuan bangsa Arab melawan praktik kolonialisme dan imperialisme bangsa asing

  5. Penggerak terwujudnya persatuan bangsa Arab melawan praktik politik monarki yang diterapkan negara-negara Arab

Iklan

C. Sianturi

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Gambar di atas adalah sosok Gamal Abdul Nasir atau dikenal juga dengan Gamal Abdul Nasser merupakan Presiden kedua Mesir pasca dideklarasikannya Mesir sebagai sebuah negara berbentuk republik pada 18 Juni 1953. Nasser adalah tokoh sentral yang berperan penting terhadap bangkitnya nasionalisme rakyat Mesir dan bangsa Arab. Peran vitalnya adalah ia yang memotori gerakan Mesir menentang penjajahan dan kekuasaan asing jauh ketika masih di Akademi Militer. Hal ini dibuktikan dengan keberanian Nasser menentang pendirian negara Israel yang dianggapnya sebagai proyek kolonial di tanah Arab dengan terlibat aktif bersama pasukan Arab dalam Perang Arab-Israeltahun 1948.Meski perang berakhir dengan kekalahan pihak Arab, namun momentum ini menjadi starting point bagi Nasser untuk terus menggelorakan nasionalisme Arab di kalangan masyarakat Arab guna melawan setiap praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa asing yang ingin melakukan penjajahan di tanah Arab. Dalam perkembangannya, pada tahun 1952, Gamal Abdul Nasser memimpin Angkatan Bersenjata Mesir dalam gerakan kudeta yang menggulingkan Raja Garouk I. Pada awal 1954,Gamal Abdul Nasser menangkap dan menahan presiden Mesir ketika itu, Jendral Muhammad Naguib,dan pada 25 Februari1954 Gamal Abdul Nasser menjadi Kepala Negara Mesir. Dua tahun kemudian, Gamal Abdul Nasser menjadi calon tunggal dalam pemilu presiden dan dilantik menjadi presiden Mesirkedua. Pada masa pemerintahannya, Nasser terus membangkitkan nasionalisme Arab (Pan Arabisme), menasionalisasi Terusan Suez yang mengakibatkan terjadinya Krisis Suez yang membuat Mesir harus berhadapan dengan Inggris, Prancis, dan Israel yang memiliki kepentingan terhadap terusan tersebut. Krisis Suez pun berakhir dengan keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berpihak pada Mesir dan Terusan Suez pun secara resmi berada dalam kedaulatan Mesir. Nasser juga dikenal sebagai penggerak Gerakan Non Blok di tengah berkecamuknya Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Peran terakhir Nasser di masa pemerintahannya adalah ia terus menggerakkan persatuan bangsa Arab melawan Israel yang dianggapnya sebagai penjajah yang terus merampas hak-hak kemerdekaan bangsa Arab Palestina dengan terlibat dalam Perang Enam Hari 1967. Lagi-lagi bangsa Arab Kalah dan membuat Nasser ingin mundur dari panggung politik namun rakyat Mesir menolaknya sehingga Nasser harus memimpin perang terakhir sebelum meninggal yaitu Perang Atrisi, sebuah perang antara Israeldan Mesirpada 1967 hingga 1970. Ceritanya, setelahberakhirnya Perang Enam Hari tahun 1967, ternyata tidak ada usaha diplomatik untuk menyelesaikan konflik Arab-Israel. Presiden Mesir Gamal Abdul Nassermeyakini bahwa hanya kekuatan militer yang mampu mengusir Israel, dan permusuhan berlanjut di sepanjang Terusan Suez, dalam bentuk baku tembak artileri yang terbatas dan serangan berskala kecil ke Sinai. Peperangan berlanjut hingga Agustus 1970, dan berakhir dengan gencatan senjata. Inilah bukti nyata peran strategis Nasser dalam membangitkan nasionalisme bangsa Arab melawan praktik kolonialisme dan imperialisme bangsa asing di tanah Arab.

Gambar di atas adalah sosok Gamal Abdul Nasir atau dikenal juga dengan Gamal Abdul Nasser merupakan Presiden kedua Mesir pasca dideklarasikannya Mesir sebagai sebuah negara berbentuk republik pada 18 Juni 1953.  Nasser adalah tokoh sentral yang berperan penting terhadap bangkitnya nasionalisme rakyat Mesir dan bangsa Arab. Peran vitalnya adalah ia yang memotori gerakan Mesir  menentang penjajahan dan kekuasaan asing jauh ketika masih di Akademi Militer. Hal ini dibuktikan dengan keberanian Nasser menentang pendirian negara Israel yang dianggapnya sebagai proyek kolonial di tanah Arab dengan terlibat aktif bersama pasukan Arab dalam Perang Arab-Israel tahun 1948. Meski perang berakhir dengan kekalahan pihak Arab, namun momentum ini menjadi starting point bagi Nasser untuk terus menggelorakan nasionalisme Arab di kalangan masyarakat Arab guna melawan setiap praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa asing yang ingin melakukan penjajahan di tanah Arab. Dalam perkembangannya, pada tahun 1952, Gamal Abdul Nasser memimpin Angkatan Bersenjata Mesir dalam gerakan kudeta yang menggulingkan Raja Garouk I. Pada awal 1954, Gamal Abdul Nasser menangkap dan menahan presiden Mesir ketika itu, Jendral Muhammad Naguib, dan pada 25 Februari 1954 Gamal Abdul Nasser menjadi Kepala Negara Mesir. Dua tahun kemudian, Gamal Abdul Nasser menjadi calon tunggal dalam pemilu presiden dan dilantik menjadi presiden Mesir kedua.

 

Pada masa pemerintahannya, Nasser terus membangkitkan nasionalisme Arab (Pan Arabisme), menasionalisasi Terusan Suez yang mengakibatkan terjadinya Krisis Suez yang membuat Mesir harus berhadapan dengan Inggris, Prancis, dan Israel yang memiliki kepentingan terhadap terusan tersebut. Krisis Suez pun berakhir dengan keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berpihak pada Mesir dan Terusan Suez pun secara resmi berada dalam kedaulatan Mesir. Nasser juga dikenal sebagai penggerak Gerakan Non Blok di tengah berkecamuknya Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Peran terakhir Nasser di masa pemerintahannya adalah ia terus menggerakkan persatuan bangsa Arab melawan Israel yang dianggapnya sebagai penjajah yang terus merampas hak-hak kemerdekaan bangsa Arab Palestina dengan terlibat dalam Perang Enam Hari 1967. Lagi-lagi bangsa Arab Kalah dan membuat Nasser ingin mundur dari panggung politik namun rakyat Mesir menolaknya sehingga Nasser harus memimpin perang terakhir sebelum meninggal yaitu Perang Atrisi, sebuah perang antara Israel dan Mesir pada 1967 hingga 1970. Ceritanya, setelah berakhirnya Perang Enam Hari tahun 1967, ternyata tidak ada usaha diplomatik untuk menyelesaikan konflik Arab-Israel. Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser meyakini bahwa hanya kekuatan militer yang mampu mengusir Israel, dan permusuhan berlanjut di sepanjang Terusan Suez, dalam bentuk baku tembak artileri yang terbatas dan serangan berskala kecil ke Sinai. Peperangan berlanjut hingga Agustus 1970, dan berakhir dengan gencatan senjata. Inilah bukti nyata peran strategis Nasser dalam membangitkan nasionalisme bangsa Arab melawan praktik kolonialisme dan imperialisme bangsa asing di tanah Arab.

 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

58

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gerakan nasionalisme Mesir yang dipimpin oleh Arabi Pasha pada tahun 1880-an adalah....

3

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia