Iklan

Pertanyaan

Pengolahan limbah secara aerob terdiri atas dua metode pengolahan, yaitu proses yang menggunakan lumpur aktif dan proses yang menggunakan saringan tetes. Jelaskan mengenai kedua metode tersebut!

Pengolahan limbah secara aerob terdiri atas dua metode pengolahan, yaitu proses yang menggunakan lumpur aktif dan proses yang menggunakan saringan tetes. Jelaskan mengenai kedua metode tersebut!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

08

:

20

:

41

Klaim

Iklan

R. Fransisca

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Gadjah Mada

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

1. Tricking Filter (Saringan Tetes) Tricking filter merupakan salah satu aplikasi pengolahan limbah cair dengan menggunakan teknologi biofilm. Proses biologis yang terjadi pada biofilm adalah pseudo steady stat e, yaitu pengabaian reaksi pertumbuhan biofilm dan difusi substrat pada suatu skala waktu tertentu. Saringan tetes dirancang untuk menangani limbah cair yang encer. Saringan tetes bukan filter tetapi unit-unit oksidasi aerob yang menyerap dan mengoksidasi bahan organik dalam limbah yang melalui media filter. Media yang dalam saringan tetes umumnya adalah hancuran batu atau karang dengan ukuran besar, umumnya 2 sampai 4 inci, atau media plastik dengan berbagai konfigurasi. Bakteri fakultatif heterotrofik merupakan populasi mikroorganisme terbesar dalam saringan tetes Protozoa dan bentuk-bentuk kehidupan hewan yang lebih tinggi terdapat dalam saringan dan ganggang akan tumbuh dalam permukaan saringan yang muatannya tidak berlebihan, tetapi tidak akan tumbuh di bawah permukaan karena sinar matahari tidak dapat tembus. Bahan organik di dalam air limbah akan merangsang pertumbuhan biologik pada permukaan media. Bahan organik tersebut akan diuraiakan oleh mikroorganisme yang menempel pada media filter. Bahan organik sebagai substrat yang terlarut dalam limbah cair diabsorbsi biofilm (lapisan berlendir). Pada bagian luar lapisan biofilm, bahan organik diuraikan mikroorganisme aerob. Pertumbuhan mikroorganisme akan mempertebal lapisan biofilm. Oksigen yang terdifusi dapat dikonsumsi sebelum biofilm mencapai ketebalan maksimium. Apabila mencapai ketebalan penuh, oksigen tidak mencapai penetrasi secara penuh, sehingga bagian dalam atau permukaan media menjadi anaerob. Pada saat lapisan biofilm mengalami penambahan ketebalan, bahan organik yang diabsorbsi dapat diuraikan oleh mikroorganisme, namun tidak dapat mencapai mikroorganisme yang berada di permukaan media. Dengan kata lain, tidak tersedia bahan organik untuk sel karbon pada bagian permukaan media, sehingga organisme pada bagian permukaan akan mengalami fase indegenous (mati). Pada akhirnya, mikroorganisme sebagai biofilm tersebut akan lepas dari media dan cairan yang masuk akan turut melepas dan mendorong biofilm keluar. Setelah itu, lapisan biofilm baru akan segera tumbuh. Penting diperhatikan agar pertumbuhan mikroba tidak dibunuh oleh kondisi toksik dalam limbah karena penyaring tidak akan berfungsi pada efisiensi yang telah dirancang sampai pertumbuhan mapan kembali yang dapat memakan waktu yang lama. 2. Activated Sludge (Lumpur Aktif) Sistem pengolahan lumpur aktif adalah pengolahan dengan cara membiakkan bakteri aerobik dalam tangki aerase yang bertujuan untuk menurunkan organik karbon atau organik nitrogen. Dalam penurunan organik karbon, bakteri yang berperan adalah bekteri heterotrifik. Sumber energi berasal dari oksidasi senyawa organik dan sumber karbon yang bersal dari organik karbon. BOD atau COD dipakai sebagai ukuran atau satuan yang menyatakan konsentrasi organik karbon yang selanjutnya disebut substrat. Proses activated sludge didasarkan atas pengguanaan sejumlah mikroba yang terdapat dalam bentukflogtersuspensi akibat agitasi, sehingga akan terjadi kontak dengan senyawa organik dalam air limbah dalam frekuensi yang sering. Agitasi ini dapat dilakukan dengan agitasi mekanik dengan turbin atau dengan mengalirkan udara (aerasi). Pada proses lumpur aktif terdiri atas 2 tangki yaitu, tangki aerasi dimana terjadi reaksi penguraian zat organik secara biokimia oleh mikroba dalam keadaan cukup oksigen dan tangki biosolid tempat lumpur aktif dipisahkan dari cairan. Air limbah bersama lumpur aktif masuk ke dalam tangki aerasi, dimana dilakukan aerasi terus-menerus untuk memberikan oksigen. Di dalam tangki aerasi ini, terjadi reaksi penguraian zat organik yang terkandung di dalam air limbah secara biokimia oleh mikroba yang terkandung di dalam lumpur aktif menjadi gas CO 2 dan sel baru. Jumlah mikroba dalam tangki aerasi akan bertambah banyak dengan dihasilkannya sel-sel baru.

1. Tricking Filter (Saringan Tetes)

Tricking filter merupakan salah satu aplikasi pengolahan limbah cair dengan menggunakan teknologi biofilm. Proses biologis yang terjadi pada biofilm adalah pseudo steady state, yaitu pengabaian reaksi pertumbuhan biofilm dan difusi substrat pada suatu skala waktu tertentu.

Saringan tetes dirancang untuk menangani limbah cair yang encer. Saringan tetes bukan filter tetapi unit-unit oksidasi aerob yang menyerap dan mengoksidasi bahan organik dalam limbah yang melalui media filter. Media yang dalam saringan tetes umumnya adalah hancuran batu atau karang dengan ukuran besar, umumnya 2 sampai 4 inci, atau media plastik dengan berbagai konfigurasi.

Bakteri fakultatif heterotrofik merupakan populasi mikroorganisme terbesar dalam saringan tetes Protozoa dan bentuk-bentuk kehidupan hewan yang lebih tinggi terdapat dalam saringan dan ganggang akan tumbuh dalam permukaan saringan yang muatannya tidak berlebihan, tetapi tidak akan tumbuh di bawah permukaan karena sinar matahari tidak dapat tembus. Bahan organik di dalam air limbah akan merangsang pertumbuhan biologik pada permukaan media. Bahan organik tersebut akan diuraiakan oleh mikroorganisme yang menempel pada media filter. Bahan organik sebagai substrat yang terlarut dalam limbah cair diabsorbsi biofilm (lapisan berlendir). Pada bagian luar lapisan biofilm, bahan organik diuraikan mikroorganisme aerob. Pertumbuhan mikroorganisme akan mempertebal lapisan biofilm. Oksigen yang terdifusi dapat dikonsumsi sebelum biofilm mencapai ketebalan maksimium. Apabila mencapai ketebalan penuh, oksigen tidak mencapai penetrasi secara penuh, sehingga  bagian dalam atau permukaan media menjadi anaerob.

Pada saat lapisan biofilm mengalami penambahan ketebalan, bahan organik yang diabsorbsi dapat diuraikan oleh mikroorganisme, namun tidak dapat mencapai mikroorganisme yang berada di permukaan media. Dengan kata lain, tidak tersedia bahan organik untuk sel karbon pada bagian permukaan media, sehingga organisme pada bagian permukaan akan mengalami fase indegenous (mati). Pada akhirnya, mikroorganisme sebagai biofilm tersebut akan lepas dari media dan cairan yang masuk akan turut melepas dan mendorong biofilm keluar. Setelah itu, lapisan biofilm baru akan segera tumbuh. Penting diperhatikan agar pertumbuhan mikroba tidak dibunuh oleh kondisi toksik dalam limbah karena penyaring tidak akan berfungsi pada efisiensi yang telah dirancang sampai pertumbuhan mapan kembali yang dapat memakan waktu yang lama.

2. Activated Sludge (Lumpur Aktif)

Sistem pengolahan lumpur aktif adalah pengolahan dengan cara membiakkan bakteri aerobik dalam tangki aerase yang bertujuan untuk menurunkan organik karbon atau organik nitrogen. Dalam penurunan organik karbon, bakteri yang berperan adalah bekteri heterotrifik. Sumber energi berasal dari oksidasi senyawa organik dan sumber karbon yang bersal dari organik karbon. BOD atau COD dipakai sebagai ukuran atau satuan yang menyatakan konsentrasi organik karbon yang selanjutnya disebut substrat.

Proses activated sludge didasarkan atas pengguanaan sejumlah mikroba yang terdapat dalam bentuk flog tersuspensi akibat agitasi, sehingga akan terjadi kontak dengan senyawa organik dalam air limbah dalam frekuensi yang sering. Agitasi ini dapat dilakukan dengan agitasi mekanik dengan turbin atau dengan mengalirkan udara (aerasi).

Pada proses lumpur aktif terdiri atas 2 tangki yaitu, tangki aerasi dimana terjadi reaksi penguraian zat organik secara biokimia oleh mikroba dalam keadaan cukup oksigen dan tangki biosolid tempat lumpur aktif dipisahkan dari cairan.

Air limbah bersama lumpur aktif masuk ke dalam tangki aerasi, dimana dilakukan aerasi terus-menerus untuk memberikan oksigen. Di dalam tangki aerasi ini, terjadi reaksi penguraian zat organik yang terkandung di dalam air limbah secara biokimia oleh mikroba yang terkandung di dalam lumpur aktif menjadi gas CO2 dan sel baru. Jumlah mikroba dalam tangki aerasi akan bertambah banyak dengan dihasilkannya sel-sel baru.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

1

Iklan

Pertanyaan serupa

Apa yang di maksud dengan bioteknologi? Apa saja ciri-ciri nya? Apa saja macam-macam nya? Apa manfaat Bioteknologi?

1

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02130930000

02130930000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia