Iklan

Pertanyaan

Analisis unsur kebahasaan yang terdapat pada teks drama berikut!


Lakon Remaja
Arloji
Karya P. Hariyanto

    Kisah ini terjadi di sebuah kamar depan keluarga yang cukup terpandang. Terdapat berbagai perlengkapan yang lazim di kamar tamu semacam itu, namun yang terpenting ialah seperangkat meja dan kursi tamu. Pada kira-kira pukul 09.00 drama ini terjadi.

    Dengan penuh keriangan, si Jidul membersihkan meja dan kursi-kursi. Kepalanya melenggut-lenggut, pantatnya bergidal-gidul seirama dengan musik dangdut yang terdengar meriah. Jidul terkejut ketika musik mendadak berhenti.

(1) Pak Pikun: (muncul, langsung menuju Jidul) "Ayo! Mana! Berikan kembali padaku! Ayo! Mana!"

(2) Jidul: (ber-ah-uh, sambil memberikan isyarat yang menyatakan ketidakmengertiannya)

(3) Pak Pikun: "Jangan berlagak lupa! Siapa lagi kalau bukan kamu yang mengambilnya? Ayo, Jidul, kamu sembunyikan di mana, heh?"

(4) Jidul: (ber-ah-uh, semakin bingung dan takut)

(5) Pak Pikun: "Dasar tangan panjang! Belum sampai sebulan di sini kamu sudah kambuh lagi, ya? Dasar nggak tahu diri! Ayo, kembalikan kepadaku! Mana, heh?"

(6) Jidul: (meringkuk diam)

(7) Pak Pikun: (semakin keras suaranya) "Jidul! Kamu mau kembalikan apa tidak? Mau insaf apa tidak? Apa mau kupanggilkan orang-orang sekampung untuk mengadilimu, heh? Kamu mau dipukuli seperti dulu lagi atau mau aku bawa ke meja hijau? Ayo, mana?"

(8) Ibu: (Muncul tergesa-gesa) "Eh, ada apa Pak Pikun? Ada apa dengan Jidul?"

(9) Pak Pikun: "Anak ini memang tidak pantas dikasihani, Bu. Dia mencuri lagi, Bu!"

(10) Ibu: "Mencuri?" (tertegun). "Kamu mengambil hak orang lain lagi, Jidul?"

(11) Jidul: (ber-ah-uh sambil menggoyang-goyangkan kepala dan tangannya)

(12) Pak Pikun: "Mungkir, ya? Padahal jelas, Bu! Tadi saya mandi. Setelah itu, arloji saya tertinggal di kamar mandi. Lalu dia masuk, entah mengapa. Lalu tidak ada lagi arloji saya, Bu."

(13) Ibu: "O, arloji Pak Pikun hilang, begitu?"

(14) Pak Pikun: "Bukan hilang, Bu! Jelas dicurinya! Ayo, ngaku saja! Kamu ngaku saja, Jidul!"

(15) Jidul: (ber-ah-uh mencoba menjelaskan ketidaktahuannya)

(16) Pak Pikun: "Masih mungkir? Minta ku pukul?"

(17) Ibu: "Sabar, Pak Pikun! Sabar, kendalikan diri!"

(18) Pak Pikun: "Maaf, Bu. Ini biar saya urus sendiri! Kamu baru mau ngaku kalau dipukul, ya? Sini!" (Mau memukul si Jidul).

(19) Jidul: (Meloncat, lari ke luar dikejar oleh Pak Pikun)

(20) lbu: "Sabar dulu Pak Pikun! Diperiksa dulu! (mendesah sendiri) Ya, ampun! Orang sudah tua kok gegabah, tidak sabaran begitu, keras kepala pula."

(21) Tritis: (Muncul membawa buku dan alat tulis) "Uh! Pagi-pagi sudah mencuri. Ganggu orang belajar saja!"

(22) Ibu: "Belum jelas, Tritis!"

(23) Tritis: "Ah, Ibu sih suka membela si Jidul! Siapa lagi kalau bukan dia yang mengambil arloji Pak Pikun? Apa ibu lupa? Dia kan dulu ketahuan mencuri ayam kita, ketahuan, mau dipukuli orang malah kemudian dibela Ayah dan ditampung di rumah kita. Keenakan dia, maka kini mencuri lagi!"

(24) Ibu: "Ya, memang, dulu pernah mencuri. ltu karena ia kelaparan. Tetapi, belum tentu sekarang dia mengambil arloji Pak Pikun, Tritis!"

(25) Tritis: "Kalau bukan si Jidul, apa Ibu atau aku yang mengambil arloji itu, Ibu?" (Tertawa).

(26) Ibu: (Menemukan ide). "Ah! Mungkin masih ada di kamar mandi, Tritis! Atau mungkin di dekat jemuran. Pak Pikun kan pelupa. Mari kita coba mencarinya!" (Bersama Tritis melangkah ke kiri akan ke luar, tetapi kemudian terhenti)

    Terdengar suara rusuh. Si Jidul kembali meloncat masuk dari kanan. Maunya berlari, tetapi tersandung sesuatu. Ia jatuh terguling mengejutkan Ibu dan Tritis. Dan sebelum sempat bangkit, Pak Pikun sudah keburu masuk pula dan menangkapnya dengan geram.

(27) Pak Pikun: (sambil mengacung-acungkan penggada besar, tangan kirinya tetap mencengkeram leher kaus si Jidul). "Mau, lari ke mana lagi, heh? Ku pukul kamu sekarang!"

(28) Ibu: "Sabar, Pak! Tunggu dulu!"

(29) Pak Pikun: "Tunggu apa lagi, Bu! Anak nggak benar ini harus saya ajar biar kapok." (Akan memukulkan penggadanya).

(30) Ibu: “Tunggu dulu! Siapa tahu, Jidul benar tidak mencuri dan Pak Pikun yang tidak benar menaruh arlojinya!"

(31) Pak Pikun: "Tak mungkin, Bu! Saya yakin, si bocah ini pencurinya. Kamu harus menanggung akibatnya." (akan memukulkan penggadanya).

(32) Tritis: (Melihat tangan Pak Pikun) "Eh, lihat! Arlojinya kan itu! Di pergelangan tangan kananmu, Pak Pikun. Lihat!” (Tertawa ngakak).

(33) Ibu: "O, iya! Betul! Dasar Pak Pikun ya Pikun!" (Tertawa geli).

    Pak Pikun tertegun memandang pergelangan tangannya yang kanan. Dilepaskannya si Jidul. Diamat-amatinya arloji itu. Penggadanya sudah dijatuhkan. Dengan sangat malu, ia berjalan ke luar tertegun-tegun, diiringi gelak tawa Ibu dan Titis. Sementara itu, si Jidul pun tertawa-tawa pula dengan caranya sendiri yang spesifik.space 

Sumber: Kumpulan Naskah Remaja (dengan pengubahan)space 

Penggunaan kataganti

Penggunaan kata gantispace 

Belajar bareng Champions

Brain Academy Champions

Hanya di Brain Academy

Habis dalam

02

:

01

:

32

:

00

Klaim

Iklan

E. Iga

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Sanata Dharma

Jawaban terverifikasi

Jawaban

dapat disimpulkan bahwa terdapat penggunaan kata ganti pada teks drama di atas, yaitu kata ganti orang dan kata ganti penunjuk.

dapat disimpulkan bahwa terdapat penggunaan kata ganti pada teks drama di atas, yaitu kata ganti orang dan kata ganti penunjuk.space 

Pembahasan

Drama berarti dialog yang dipentaskan atau cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Unsur-unsur dalam teks dramayaitu tema, tokoh, alur, latar, dan amanat. Teks drama memiliki beberapa karakteristik kebahasaan , salah satunya adalah penggunaan kata ganti. Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk mengganti subjek atau objek tertentu dalam suatu kalimat. Kata ganti terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu: A. Kata ganti orang Kata ganti orang pertama tunggal, contoh: aku, saya, daku, ku,-ku Kata ganti orang pertama jamak, contoh: kami, kita Kata ganti orang kedua tunggal, contoh: kamu, anda, engkau, kau, dikau, -mu Kata ganti orang kedua jamak, contoh:kalian, kamu sekalian Kata ganti orang ketiga tunggal, contoh:dia, beliau, ia, -nya Kata ganti orang ketiga jamak, contoh:mereka, -nya B. Kata ganti penunjuk Kata ganti penunjuk umum, contoh:ini, itu Kata ganti penunjuk tempat, contoh:sini, situ, sana, di sini, ke sana, dari situ, ke sini, dari sana, ke sini Kata ganti penunjuk ihwal, contoh:begini, begitu Kata ganti penanya benda atau orang, contoh:apa, siapa, mana, yang mana Kata ganti penanya waktu, contoh:kapan, bilamana, apabila Kata ganti penanya tempat, contoh:di mana, ke mana, dari mana Kata ganti penanya keadaan, contoh:mengapa, bagaimana Kata ganti penanya jumlah, contoh:berapa C. Kata ganti yang tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, contoh:sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa, apa-apa, masing-masing, sendiri. Contoh penggunaan kata ganti yang ditemukan pada teks drama di atas, diantaranya: Kata ganti orang - " Kamu mengambil hak orang lain lagi, Jidul?" -"Maaf, Bu. Ini biar saya urus sendiri! Kamu baru mau ngaku kalau dipukul, ya? Sini!" Kata ganti penunjuk -"O, arloji Pak Pikun hilang, begitu ?" -"Ya, memang, dulu pernah mencuri. ltu karena ia kelaparan. Tetapi, belum tentu sekarang dia mengambil arloji Pak Pikun, Tritis!" Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat penggunaan kata ganti pada teks drama di atas, yaitu kata ganti orang dan kata ganti penunjuk.

Drama berarti dialog yang dipentaskan atau cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.space Unsur-unsur dalam teks drama yaitu tema, tokoh, alur, latar, dan amanat.

Teks drama memiliki beberapa karakteristik kebahasaan, salah satunya adalah penggunaan kata ganti. Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk mengganti subjek atau objek tertentu dalam suatu kalimat.

Kata ganti terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu:

A. Kata ganti orang

  1. Kata ganti orang pertama tunggal, contoh: aku, saya, daku, ku,-ku
  2. Kata ganti orang pertama jamak, contoh: kami, kita
  3. Kata ganti orang kedua tunggal, contoh: kamu, anda, engkau, kau, dikau, -mu
  4. Kata ganti orang kedua jamak, contoh: kalian, kamu sekalian
  5. Kata ganti orang ketiga tunggal, contoh: dia, beliau, ia, -nya
  6. Kata ganti orang ketiga jamak, contoh: mereka, -nya

B. Kata ganti penunjuk

  1. Kata ganti penunjuk umum, contoh: ini, itu
  2. Kata ganti penunjuk tempat, contoh: sini, situ, sana, di sini, ke sana, dari situ, ke sini, dari sana, ke sini
  3. Kata ganti penunjuk ihwal, contoh: begini, begitu
  4. Kata ganti penanya benda atau orang, contoh: apa, siapa, mana, yang mana
  5. Kata ganti penanya waktu, contoh: kapan, bilamana, apabila
  6. Kata ganti penanya tempat, contoh: di mana, ke mana, dari mana
  7. Kata ganti penanya keadaan, contoh: mengapa, bagaimana
  8. Kata ganti penanya jumlah, contoh: berapa

C. Kata ganti yang tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, contoh: sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa, apa-apa, masing-masing, sendiri.

Contoh penggunaan kata ganti yang ditemukan pada teks drama di atas, diantaranya:

  • Kata ganti orang
    "Kamu mengambil hak orang lain lagi, Jidul?"
    - "Maaf, Bu. Ini biar saya urus sendiri! Kamu baru mau ngaku kalau dipukul, ya? Sini!"

     
  • Kata ganti penunjuk
    - "O, arloji Pak Pikun hilang, begitu?"
    - "Ya, memang, dulu pernah mencuri. ltu karena ia kelaparan. Tetapi, belum tentu sekarang dia mengambil arloji Pak Pikun, Tritis!"

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat penggunaan kata ganti pada teks drama di atas, yaitu kata ganti orang dan kata ganti penunjuk.space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

1

Iklan

Pertanyaan serupa

Berikut kalimat yang menggunakan kata ganti orang adalah ....

5

3.2

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia