Tanggal 29 September 1945, Indonesia didatangi AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies). Lembaga ini merupakan pasukan sekutu yang bertugas di Indonesia. Tugasnya, menerima kekuasaan dari Jepang, melucuti dan memulangkan orang Jepang, membebaskan tawanan sekutu, menjaga keamanan dan menyelidiki pihak yang diduga penjahat perang setelah Perang Dunia II selesai. AFNEI dipimpin oleh seorang Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Lembaga AFNEI ini berawal dari seorang perwira pasukan sekutu bernama Mayor Greenhalgh, yang melakukan aksi terjun payung di lapangan udara Kemayoran tanggal 14 September 1945. Ia memiliki tugas membuat markas besar pasukan sekutu di Jakarta. Setelah kedatangannya, datanglah kapal penjelajah Cumberland di Tanjung Priok pada 29 September 2017. Pasukan ini dipimpin oleh Panglima Skuadron (Penjelajah V Inggris) dan Laksamana Muda W.R. Patterson yang merupakan komando dari SEAC (South East Asia Command). SEAC adalah pasukan sekutu dari komando Asia Tenggara, pemimpinnya yaitu Laksamana Lord Louis Mountbatten. Pasukan di bawah komando inilah yang bernama Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI). Adapun tugas dari AFNEI sendiri adalah.
- Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang.
- Membebaskan para tawanan perang dan inteniran Sekutu
- Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian di pulangkan
- Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil
- Menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang
Pasukan AFNEI pun terdiri dari tiga divisi yaitu:
- Divisi India ke-23, di bawah pimpinan Mayor Jendral D.C. Hawthorn yang bertugas untuk daerah Jawa Barat;
- Divisi India ke-5, di bawah pimpinan Mayor Jenderal E.C. Marsergh yang bertugas untuk daerah Jawa Timur;
- Divisi India ke-26, di bawah pimpinan Mayor Jenderal H.M. Chambers yang bertugas untuk daerah Sumatera.
Pasukan-pasukan AFNEI hanya bertugas di Sumatera dan Jawa. Lalu sisanya wilayah Indonesia lainnya diserahkan tugasnya kepada angkatan perang Australia. Awalnya bangsa Indonesia senang hati menyambut kedatangan mereka, karena mengumandangkan perdamaian. Akan tetapi, pasukan Inggris ini membawa pejabat-pejabat NICA yang dikirim secara diam-diam. Merasa tugasnya tidak akan berhasil tanpa bantuan pemerintah kita, Letjen Sir Philip Christison melakukan upaya politik dengan melakukan perundingan bersama pihak Indonesia pada 25 Oktober 1945.
Hasilnya adalah pengakuan secara de facto atas Republik Indonesia oleh AFNEI sebagai pimpinan militer sementara di Indonesia. Christison berjanji tidak akan mencampuri persoalan yang menyangkut status ketatanegaraan Indonesia. Nyatanya, kedatangan sekutu di kota-kota yang dituju selalu menimbulkan insiden, bahkan pertempuran. Penyebabnya sangat jelas, seringkali sekutu tidak menghormati kedaulatan RI. Selain itu, mereka juga tidak menghargai pemimpin-pemimpin Indonesia, baik di tingkat pusat maupun di daerah.
Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah D.