Menurut daya hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi 2, yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik, karena dalam larutan tersebut terdapat ion-ion yang bergerak bebas. Sedangkan larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, karena dalam larutan tersebut hanya terdapat molekul-molekul netral, tidak terdapat ion di dalamnya.
Pada percobaan, cara membedakan larutan elektrolit dan non-elektrolit ditunjukkan dengan adanya nyala lampu dan gelembung gas pada elektroda. Larutan elektrolit akan memberikan nyala lampu dan gelembung gas pada elektroda, sedangkan non-elektrolit tidak. Jika nyala lampunya terang, maka larutan tersebut termasuk elektrolit kuat. Jika nyala lampunya redup, larutan tersebut termasuk elektrolit lemah.
Larutan dari senyawa (a) menunjukkan daya hantar listrik yang sangat kuat ditandai dengan adanya nyala lampu yang terang. Hal ini mengindikasikan bahwa larutan senyawa (a) bersifat elektrolit kuat, yang mana senyawa (a) dalam larutan terionisasi sempurna.
Sedangkan, larutan senyawa (b) menghasilkan daya hantar listrik yang lemah ditandai dengan adanya nyala lampu yang redup. Hal tersebut menandakan bahwa larutan senyawa (b) bersifat elektrolit lemah, yang mana senyawa (b) dalam larutan terionisasi sebagian.
Jadi, peristiwa di atas disebabkan oleh adanya atau tidaknya ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan.