Selama masa Demokrasi Terpimpin, politik luar negeri bebas aktif bangsa Indonesia tidak dilakukan secara tepat asas. Sukarno sebagai tokoh sentral di masa ini, menelurkan beberapa konsep progresif seperti Manipol-UUSDEK, Resopim, dan Nasakom. Konsep pemikiran Sukarno tersebut selalu mengandung unsur ideologi kiri, ditambah penolakan Sukarno terhadap Nekolim, membuat Indonesia merapat ke Blok Timur, karena memiliki musuh bersama, yaitu negara-negara kapitalis barat.
Penolakan Indonesia terhadap Nekolim terjadi ketika Inggris hendak membentuk negara Malaysia. Sukarno menganggap pembentukan sebuah negara di dekat Indonesia yang dilakukan oleh kekuatan Nekolim dapat mengancam Indonesia. Berbekal keberhasilan operasi Trikora yang dapat mengusir pengaruh Belanda dari Papua Barat, Indonesia hendak mempelopori perlawanan terhadap negara-negara Nekolim di kawasan Asia Tenggara, dengan cara mengkonfrontasi Malaysia yang saat itu dibantu oleh Inggris. Konflik ini kemudian membuat Indonesia keluar dari PBB.
Dengan demikian, politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin bertentangan dengan asas bebas-aktif, sebab Orde Lama terlalu condong ke blok timur yang berideologi sosialis-komunis, sehingga melanggar asas bebas, dan juga keluar dari PBB akibat konfrontasi dengan Malaysia, sehingga melanggar asas aktif.