Dalam kepemimpinan Sultan Syarif Abdurrahman Al Qadrie, Kerajaan Pontianak berhasil menjadi kerajaan terakhir di Kalimantan Barat yang mempunyai perkembangan yang pesat dibandingkan dengan kerajaan lain yang sudah berdiri terlebih dahulu. Perkembangan Kesultanan Pontianak ini tidak terlepas pula dari berbagai faktor lain yang mempengaruhinya, yaitu adalah sebagai berikut.
- Faktor geografis yang strategis.
- Faktor interaksi sosial.
- Faktor kepemimpinan.
- Faktor ekonomi yang menunjang.
Dari letaknya yang strategis, pelabuhan Pontianak banyak dikunjungi oleh para pedagang baik dari daerah maupun luar daerah, sehingga dengan cepat pelabuhan Pontianak menjadi bandar perdagangan yang besar di Kalimantan Barat. Hal ini juga ditunjang oleh kepemimpinan Sultan Syarif Abdurrahman yang berambisi untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Banyak kerajaan-kerajaan di sekitarnya menjadi takluk seperti Sanggau, Mempawah, Kubu, Landak dan lain-lain. Strategi yang di lakukan untuk memperluas wilayah ini dengan melakukan dua pernikahan politik di Kalimantan, pertama dengan putri dari Kerajaan Mempawah dan kedua dengan putri dari Kesultanan Banjar (Ratu Syarif Abdul Rahman, putri dari Sultan Tamjidillah I, sehingga ia dianugerahi gelar Pangeran). Dengan penguasaan atas kerajaan-kerajaan itu, maka sumber-sumber ekonomi yang penting mengalir ke Pontianak seperti hasil-hasil hutan, emas, biji besi dan lain-lain. Hasil-hasil tambang terutama emas inilah yang menarik pedagang luar untuk datang ke Kalimantan Barat.
Ketertarikan dunia luar terutama suku bangsa Cina secara bertahap datang ke Kalimantan Barat khususnya bertujuan untuk mengolah emas. Sehingga perkembangan bangsa ini sangat pesat, merupakan salah satu suku yang terbesar di Kalimantan Barat. Sebaliknya dari negeri Cina mereka memperkenalkan guci dan keramik sebagai salah satu barang dagangan mereka, terbukti dengan banyaknya temuan-temuan arkeologi dalam bentuk guci dari berbagai dinasti yang ada di Cina pada waktu itu. Sultan Syarif Abdurrahman Al Qadrie berhasil mengembangkan perdagangan sehingga berkembang pesat. Hubungan antara pelabuhan-pelabuhan Sambas, Sellakau, Sebakau, dan Singkawang berjalan dengan lancar. Begitu juga perkembangan dagang dengan pedagang-pedagang seperti China, India, dan Eropa.
Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah dengan melakukan dua pernikahan politik di Kalimantan, pertama dengan putri dari Kerajaan Mempawah dan kedua dengan putri dari Kesultanan Banjar.