Iklan

Iklan

Pertanyaan

Model Teks Diskusi 2 Kesadaran Membayar Pajak Kesadaran rakyat Indonesia membayar pajak masih sangat rendah. Sementara penerimaan negara selama lima tahun terakhir 75–85% berasal dari penerimaan pajak. Haruskah kita berutang terus dengan bangsa asing? Kemandirian bangsa Indonesia akan tercapai jika kesadaran rakyat membayar pajak sudah tinggi. Sumber pembiayaan negara terbagi tiga: pinjaman luar negeri dan dalam negeri, penjualan sumber daya alam, dan penerimaan pajak. Utang luar negeri dan dalam negeri dapat memberatkan posisi APBN RI karena utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara akan dicap sebagai negara miskin dan tukang utang karena tidak mampu untuk mengatasi perekonomian negara sendiri. Penjualan sumber daya alam secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau ekosistem, serta membuat sumber daya alam tersebut menjadi langka. Penerimaan negara melalui pajak merupakan satu-satunya sumber penerimaan negara yang minim risiko, serta dapat meningkatkan kemandirian bangsa. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut data World Bank tahun 2014, Growth Domestic Product Indonesia menduduki peringkat 16 besar tertinggi di dunia. Potensi kemandirian Indonesia sangat tinggi. Sayangnya, dalam lima tahun terakhir, tax ratio cukup rendah dan target pajak tidak tercapai yang salah satunya disebabkan oleh rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.Hanya tingkat kepatuhan wajib pajak badan 55% dan 25% tingkat kepatuhan wajib pajak perorangan. Di lain pihak penerimaan negara dari penjualan sumber daya alam semakin mengecil sejak tahun 1982. Sebelumnya primadona penerimaan negara adalah dari penjualan sumber daya alam. Kemandirian bangsa ke depan sangat tergantung kepada kesadaran rakyat membayar pajak. Banyak juga orang yang merasa tidak perlu menyumbang kepada negara. Mereka berpikir negaralah yang harus menyejahterakan rakyatnya. Mereka adalah sekelompok masyarakat kontraprestasi pajak, menolak membayar pajak dengan melakukan demonstrasi. Padahal, mereka justru kelompok penikmat pajak, bukan pembayar pajak yang juga dikenal sebagai anggota masyarakat yang tergolong sebagai penikmat pajak tanpa berkontribusi. Yang patut disayangkan, ada juga anggota masyarakat yang merusak fasilitas umum yang dibiayai oleh pajak. Tindakan ini seperti merusak barang yang kita beli dengan keringat sendiri. Siswa atau mahasiswa yang malasbelajar tidak gigih menuntut ilmu pun termasuk kelompok ini karena semua fasilitas pendidikan dibiayai oleh pajak. Kelompok kontraprestasi lainnya adalah yang kecewa karena anggaran negara yang dibiayai pajak itu dikorupsi. Mereka berpikir untuk apa bayar pajak jika untuk dikorupsi. Korupsi tindakan yang sangat salah, tidak membayar pajak juga sangat salah. Koruptor dan wajib pajak yang tidak membayar pajak adalah warga negara yang tidak membela negaranya. Mereka jenis warga yang bertentangan dengan tujuan negara untuk menyejahterakan rakyatnya. Wajib pajak yang patuh membayar pajak adalah patriot bangsa. Mereka membela negara, membangun negara, mengangkat harkat dan derajat bangsa di mata dunia dengan membayar pajak. Pajak untuk kemandirian bangsa agar kita menjadi bangsa yang kuat dan disegani di dunia. Stop utang negara dengan membayar pajak. Pajak banyak, utang hilang, negara kaya, rakyat makmur. Terwujudlah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pertanyaan Telaah Bagaimana teks diskusi ini disusun?

Model Teks Diskusi 2


Kesadaran Membayar Pajak


     Kesadaran rakyat Indonesia membayar pajak masih sangat rendah. Sementara penerimaan negara selama lima tahun terakhir 75–85% berasal dari penerimaan pajak. Haruskah kita berutang terus  dengan bangsa asing?

    Kemandirian bangsa Indonesia akan tercapai jika kesadaran rakyat membayar pajak sudah tinggi. Sumber pembiayaan negara terbagi tiga: pinjaman luar negeri dan dalam negeri, penjualan sumber daya alam, dan penerimaan pajak. Utang luar negeri dan dalam negeri dapat memberatkan posisi APBN RI karena utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara akan dicap sebagai negara miskin dan tukang utang karena tidak mampu untuk mengatasi perekonomian negara sendiri. Penjualan sumber daya alam secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau ekosistem, serta membuat sumber daya alam tersebut menjadi langka. Penerimaan negara melalui pajak merupakan satu-satunya sumber penerimaan negara yang minim risiko, serta dapat meningkatkan kemandirian bangsa.

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut data World Bank tahun 2014, Growth Domestic Product Indonesia menduduki peringkat 16 besar tertinggi di dunia. Potensi kemandirian Indonesia sangat tinggi. Sayangnya, dalam lima tahun terakhir, tax ratio cukup rendah dan target pajak tidak tercapai yang salah satunya disebabkan oleh rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Hanya tingkat kepatuhan wajib pajak badan 55% dan 25% tingkat kepatuhan wajib pajak perorangan. Di lain pihak penerimaan negara dari penjualan sumber daya alam semakin mengecil sejak tahun 1982. Sebelumnya primadona penerimaan negara adalah dari penjualan sumber daya alam. Kemandirian bangsa ke depan  sangat tergantung kepada kesadaran rakyat membayar pajak.

    Banyak juga orang yang merasa tidak perlu menyumbang kepada negara. Mereka berpikir negaralah yang harus menyejahterakan rakyatnya. Mereka adalah sekelompok masyarakat kontraprestasi  pajak, menolak membayar pajak dengan melakukan demonstrasi. Padahal, mereka justru kelompok penikmat pajak, bukan pembayar pajak yang juga dikenal sebagai anggota masyarakat yang  tergolong sebagai penikmat pajak tanpa berkontribusi. Yang patut disayangkan, ada juga anggota masyarakat yang merusak fasilitas umum yang dibiayai oleh pajak. Tindakan ini seperti merusak  barang yang kita beli dengan keringat sendiri. Siswa atau mahasiswa yang malasbelajar tidak gigih menuntut ilmu pun termasuk kelompok ini karena semua fasilitas pendidikan dibiayai oleh pajak.

    Kelompok kontraprestasi lainnya adalah yang kecewa karena anggaran negara yang dibiayai pajak itu dikorupsi. Mereka berpikir untuk apa bayar pajak jika untuk dikorupsi. Korupsi tindakan yang sangat salah, tidak membayar pajak juga sangat salah. Koruptor dan wajib pajak yang tidak membayar pajak adalah warga negara yang tidak membela negaranya. Mereka jenis warga yang  bertentangan dengan tujuan negara untuk menyejahterakan rakyatnya.

    Wajib pajak yang patuh membayar pajak adalah patriot bangsa. Mereka membela negara, membangun negara, mengangkat harkat dan derajat bangsa di mata dunia dengan membayar pajak. Pajak untuk kemandirian bangsa agar kita menjadi bangsa yang kuat dan disegani di dunia. Stop utang negara dengan membayar pajak. Pajak banyak, utang hilang, negara kaya, rakyat makmur.  Terwujudlah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Pertanyaan Telaah


Bagaimana teks diskusi ini disusun?

Iklan

E. Dwiky

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Malang

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Dalam teks diskusi di atas memuat pendahuluan, isi, dan simpulan. Berikut langkah-langkah dalam menyusun teks diskusi tersebut. 1. Menentukan topik atau isu. Topik dalam teks tersebut ialah kepatuhan masyarakat untuk membayar pajak. 2. Menentukan tujuan. Tujuan dalam teks tersebut meliputi penjelasan pendapat pro dan pendapat kontra. Pendapat pro dalam teks tersebut yaitu dengan masyarakat taat membayar pajak akan dapat meningkatkan kemandirian bangsa. Sementara itu, pendapat kontra dalam teks tesebut yaitu banyak orang yang merasa tidak perlu menyumbang kepada negara karena anggaran tersebut dikorupsi. 3.Mencari informasi tentang isu yang dipilih. Informasi tersebut diambil dari data World Bank tahun 2014. 4. Menyusun kerangka teks. Kerangka disusun sesuai dengan struktur teks diskusi meliputi pendahuluan, isi, dan simpulan. Pendahuluan berisi latar belakang topik secara umum yang disajikan dalam bentuk pernyataan dan pertanyaan. Isi berisi pendapat atau sudut pandang mengenai topik yang telah dipilih. Simpulan berisi ringkasan pendapat dari keseluruhan isi teks. 7.Mengembangkan kerangka menjadi teks diskusi. Rangkaian teks diskusi terdiri dari beberapa paragraf yang padu. Penambahan judul Kesadaran Membayar Pajak harus dilakukan agar menjadi sebuah teks diskusi yang utuh. 8.Menyunting teks diskusi. Langkah ini dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan penulisan, baik ejaan, bahasa, ataupun penyampaian pendapat yang dirasa kurang maksimal. Jadi, terdapat enam langkah-langkah menulis teks diskusi, yaitu sebagai berikut. 1. Menentukan topik atau isu 2. Menentukan tujuan 3. Mencari informasi tentang isu yang dipilih 4. Menyusun kerangka teks 5. Mengembangkan kerangka menjadi teks diskusi 6.Menyunting teks diskusi

Dalam teks diskusi di atas memuat pendahuluan, isi, dan simpulan.

Berikut langkah-langkah dalam menyusun teks diskusi tersebut.
1. Menentukan topik atau isu. Topik dalam teks tersebut ialah kepatuhan masyarakat untuk membayar pajak.
2. Menentukan tujuan. Tujuan dalam teks tersebut meliputi penjelasan pendapat pro dan pendapat kontra. Pendapat pro dalam teks tersebut yaitu dengan masyarakat taat membayar pajak akan dapat meningkatkan kemandirian bangsa. Sementara itu, pendapat kontra dalam teks tesebut yaitu banyak orang yang merasa tidak perlu menyumbang kepada negara karena anggaran tersebut dikorupsi.
3. Mencari informasi tentang isu yang dipilih. Informasi tersebut diambil dari data World Bank tahun 2014.
4. Menyusun kerangka teks. Kerangka disusun sesuai dengan struktur teks diskusi meliputi pendahuluan, isi, dan simpulan. 
Pendahuluan berisi latar belakang topik secara umum yang disajikan dalam bentuk pernyataan dan pertanyaan.
Isi berisi pendapat atau sudut pandang mengenai topik yang telah dipilih. 
Simpulan berisi ringkasan pendapat dari keseluruhan isi teks.
7. Mengembangkan kerangka menjadi teks diskusi. Rangkaian teks diskusi terdiri dari beberapa paragraf yang padu. Penambahan judul Kesadaran Membayar Pajak harus dilakukan agar menjadi sebuah teks diskusi yang utuh.
8. Menyunting teks diskusi. Langkah ini dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan penulisan, baik ejaan, bahasa, ataupun penyampaian pendapat yang dirasa kurang maksimal.

Jadi, terdapat enam langkah-langkah menulis teks diskusi, yaitu sebagai berikut.
1. Menentukan topik atau isu
2. Menentukan tujuan
3. Mencari informasi tentang isu yang dipilih
4. Menyusun kerangka teks
5. Mengembangkan kerangka menjadi teks diskusi
6. Menyunting teks diskusi

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

335

Gratia Hutasoit

Pembahasan lengkap banget

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Bagaimana cara menyusun, mengklasifikasi, merevisi, dan meringkas teks diskusi?

26

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

info@ruangguru.com

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia