Pertanyaan

Meski di awal-awal hubungan Uni Soviet dan Tiongkok tampak harmonis, namun lambat laun merenggang karena…

Mao Zedong tidak lagi menyukai politik revolusioner Joseph Stalin
terjadi destalinisasi dan perubahan orientasi politik revolusioner Uni Soviet
meninggalnya Nikita Khrushchev dan terjadinya suksesi kepemimpinan Uni Soviet
Mao Zedong kehilangan orientasi politik revolusioner ala Partai Komunis Tiongkok
terjadi perubahan radikal haluan politik komunisme Tiongkok yang cenderung melunak terhadap kekuatan Barat

M. Robo

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Setelah proklamasi berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, Uni Soviet merupakan negara pertama yang memberikan pengakuan kedaulatan terhadap Tiongkok. Hal ini tak pelak menjadikan Uni Soviet sebagai sekutu kuat Tiongkok. Namun, setelah Joseph Stalin selaku pemimpin Uni Soviet meninggal pada 1953, hubungan Tiongkok dan Uni Soviet menjadi renggang. Terlebih ketika Nikita Khrushchev sebagai pemimpin baru Uni Soviet malah menerapkan kebijakan Destalinisasi atau penghapusan pengaruh Stalin, maka semakin terbukti pendapat Mao Zedong yang menyatakan bahwa Uni Soviet telah kehilangan sisi revolusionernya sehingga tidak layak lagi berdiri sebagai pemimpin komunisme dunia.

Setelah proklamasi berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, Uni Soviet merupakan negara pertama yang memberikan pengakuan kedaulatan terhadap Tiongkok. Hal ini tak pelak menjadikan Uni Soviet sebagai sekutu kuat Tiongkok. Namun, setelah Joseph Stalin selaku pemimpin Uni Soviet meninggal pada 1953, hubungan Tiongkok dan Uni Soviet menjadi renggang. Terlebih ketika Nikita Khrushchev sebagai pemimpin baru Uni Soviet malah menerapkan kebijakan Destalinisasi atau penghapusan pengaruh Stalin, maka semakin terbukti pendapat Mao Zedong yang menyatakan bahwa Uni Soviet telah kehilangan sisi revolusionernya sehingga tidak layak lagi berdiri sebagai pemimpin komunisme dunia.