Iklan

Pertanyaan

Menyikapi kedatangan bala tentara sekutu dan NICA, pemuda Medan membentuk TKR yang dipimpin oleh…

Menyikapi kedatangan bala tentara sekutu dan NICA, pemuda Medan membentuk TKR yang dipimpin oleh…

  1. R. Westerling

  2. Murad Idrus

  3. W.S. Mallaby

  4. Achmad Tahir

  5. Tahir Jide

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

01

:

24

:

11

Klaim

Iklan

I. Agung

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia

Jawaban terverifikasi

Jawaban

jawaban yang tepat adalah D.

jawaban yang tepat adalah D.

Pembahasan

Diketahui bahwa setelah Indonesia merdeka, datang sekutu dengan memboncengi NICA yang bertujuan untuk menguasai kembali Indonesia. Akibatnya terjadi berbagai reaksi dari masyarakat, salah satu reaksi masyarakat Indonesia adalah melakukan pertentangan dan perlawanan. Perlawanan ini terjadi di berbagai daerah, seperti di Surbaya hingga Medan. Di Medan, pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Sumatra Utara pada tanggal 9 November 1945. Pendaratan pasukan Sekutu itu diboncengi oleh pasukan NICA yang telah dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan. Pemerintahan RI Sumatera Utara memperkenankan mereka menempati beberapa hotel di Medan, seperti Hotel de Boer, Grand Hotel, Hotel Astoria dan lainya, karena menghormati tugas mereka. Sebagian dari mereka ditempatkan di Binjai, Tanjung Morawa dan beberapa tempat lainnya dengan memasang tenda-tenda lapangan. Pada mulanya, Team dari RAPWI telah mendatangi kamp-kamp tawanan di Pulu Berayan, Saentis, Rantau Prapat, Pematang Siantar dan Berastagi untuk membantu membebaskan para tawanan dan dikirim ke Medan atas persetujuan Gubernur M. Hasan. Akan tetapi, kelompok tersebut dibentuk menjadi Medan Batalion KNIL yang mengakibatkan perubahan sikap dari para tawanan yang telah dibebaskan tersebut. Puncaknya terjadi insiden antara penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh salah satu orang pemuda. Akibatnya, insiden ini meluas ke berbagai daerah seperti Pematang Siantar dan Berastagi. Sementara itu, pada tanggal 10 Oktober 1945 dibentuk TKR Sumatera Timur dengan pimpinannya Ahmad Tahir. Inggris merespon insiden-insiden yang meluas ini dengan memberikan ultimatum kepada bangsa Indonesia agar menyerahkan senajata kepada sekutu pada tanggal 18 Oktober 1945. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut pinggiran kota Medan. Tindakan pihak Inggris itu merupakan tantangan bagi para pemuda. Pihak Inggris bersama NICA melakukan aksi pembersihan terhadap unsur-unsur Republik yang berada dikota Medan. Para pemuda membalas aksi-aksi tersebut, setiap usaha pengusiran dibalas dengan pengepungan, bahkan seringkali terjadi tembak menembak. Perlawanan terus memuncak, pada bulan April 1946 tentara Inggis mulai berusaha mendesak pemerintah RI ke luar kota Medan. Gubernur, Markas Divisi TKR, Walikota RI pindah ke Pematang Siantar. Dengan demikian Inggris berhasil menguasai kota Medan. Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan suatu pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan Area. Pertemuan memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama “Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area” yang dibagi atas 4 sektor dan bermarkas di Sudi Mengerti (Trepes). Dengan demikian, TKR yang dibentuk di Medan dipimpin oleh Ahmad Tahir. Jadi, jawaban yang tepat adalah D.

Diketahui bahwa setelah Indonesia merdeka, datang sekutu dengan memboncengi NICA yang bertujuan untuk menguasai kembali Indonesia. Akibatnya terjadi berbagai reaksi dari masyarakat, salah satu reaksi masyarakat Indonesia adalah melakukan pertentangan dan perlawanan. Perlawanan ini terjadi di berbagai daerah, seperti di Surbaya hingga Medan. Di Medan, pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Sumatra Utara pada tanggal 9 November 1945. Pendaratan pasukan Sekutu itu diboncengi oleh pasukan NICA yang telah dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan. Pemerintahan RI Sumatera Utara memperkenankan mereka menempati beberapa hotel di Medan, seperti Hotel de Boer, Grand Hotel, Hotel Astoria dan lainya, karena menghormati tugas mereka. Sebagian dari mereka ditempatkan di Binjai, Tanjung Morawa dan beberapa tempat lainnya dengan memasang tenda-tenda lapangan.

Pada mulanya, Team dari RAPWI telah mendatangi kamp-kamp tawanan di Pulu Berayan, Saentis, Rantau Prapat, Pematang Siantar dan Berastagi untuk membantu membebaskan para tawanan dan dikirim ke Medan atas persetujuan Gubernur M. Hasan. Akan tetapi, kelompok tersebut dibentuk menjadi Medan Batalion KNIL yang mengakibatkan perubahan sikap dari para tawanan yang telah dibebaskan tersebut. Puncaknya terjadi insiden antara penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh salah satu orang pemuda. Akibatnya, insiden ini meluas ke berbagai daerah seperti Pematang Siantar dan Berastagi. Sementara itu, pada tanggal 10 Oktober 1945 dibentuk TKR Sumatera Timur dengan pimpinannya Ahmad Tahir.

Inggris merespon insiden-insiden yang meluas ini dengan memberikan ultimatum kepada bangsa Indonesia agar menyerahkan senajata kepada sekutu pada tanggal 18 Oktober 1945. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut pinggiran kota Medan. Tindakan pihak Inggris itu merupakan tantangan bagi para pemuda. Pihak Inggris bersama NICA melakukan aksi pembersihan terhadap unsur-unsur Republik yang berada dikota Medan. Para pemuda membalas aksi-aksi tersebut, setiap usaha pengusiran dibalas dengan pengepungan, bahkan seringkali terjadi tembak menembak.

Perlawanan terus memuncak, pada bulan April 1946 tentara Inggis mulai berusaha mendesak pemerintah RI ke luar kota Medan. Gubernur, Markas Divisi TKR, Walikota RI pindah ke Pematang Siantar. Dengan demikian Inggris berhasil menguasai kota Medan. Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan suatu pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan Area. Pertemuan memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama “Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area” yang dibagi atas 4 sektor dan bermarkas di Sudi Mengerti (Trepes). Dengan demikian, TKR yang dibentuk di Medan dipimpin oleh Ahmad Tahir.

Jadi, jawaban yang tepat adalah D.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

8

Iklan

Pertanyaan serupa

Mengapa pihak Belanda masih ingin menguasai kembali Indonesia padahal Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan?

27

4.5

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia