Titik didih dipengaruhi oleh kekuatan gaya antarmolekul yang dimiliki. Semakin kuat gaya antarmolekul, semakin tinggi titik didihnya karena dibutuhkan energi yang lebih besar untuk memutus gaya tersebut sehingga molekul bisa lepas menjadi fase gas. Urutan kekuatan gaya antarmolekul, yaitu: ikatan hidrogen > gaya dipol-dipol > gaya London/dispersi.
- Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom hidrogen yang sangat elektropositif dari suatu molekul dengan atom yang sangat elektronegatif (O, F, N) dari molekul lain.
- Gaya dipol-dipol terjadi pada senyawa kovalen polar.
- Gaya London/dispersi terjadi pada senyawa kovalen nonpolar.
a. C2H5OH atau C2H6
Senyawa C2H5OH memiliki gugus -OH sehingga akan membentuk ikatan hidrogen. Senyawa C2H6 merupakan senyawa kovalen nonpolar sehingga akan membentuk gaya London. Dengan demikian, titik didih senyawa C2H5OH lebih besar daripada C2H6.
b. Cl2 atau I2
Senyawa Cl2 atau I2 sama-sama merupakan senyawa kovalen nonpolar. Namun, massa molekul relatif dari I lebih besar dari Cl. Semakin besar Mr, gaya antarmolekul yang dibentuk semakin kuat karena elektron valensi relatif tidak terlalu kuat ditarik oleh inti atom. Dengan demikian, titik didih senyawa I2 lebih besar daripada Cl2.
c. NH3 atau PH3
Senyawa NH3 memiliki N-H sehingga akan membentuk ikatan hidrogen. Senyawa PH3 merupakan senyawa kovalen polar sehingga akan membentuk gaya dipol-dipol. Dengan demikian, titik didih senyawa NH3 lebih besar daripada PH3.
d. PH3 atau AsH3
Senyawa PH3 dan AsH3 sama-sama merupakan senyawa kovalen polar sehingga akan membentuk gaya dipol-dipol. Namun, massa molekul relatif dari As lebih besar dari P. Dengan demikian, titik didih senyawa AsH3 lebih besar daripada PH3.
Jadi, titik didih C2H5OH > C2H6, Cl2 < I2, NH3 > PH3, dan PH3 < AsH3.