Sekitar tahun 1415 M, mulai muncul pemukiman Islam di Jawa bagian Timur, dalam perkembangannya penguasa-penguasa muslim di pesisir Jawa membentuk pemerintahan, salah satunya kerajaan Demak yang berdiri pada tahun 1500 M yang didirikan oleh Raden Fatah. Berdirinya Kerajaan Demak menandai berdirinya kerajaan Islam pertama di Jawa, Raden Fatah adalah keturunan dari raja terakhir majapahit yaitu Brawijaya V, pada masa Raden Fatah. kerajaan Demak mengalami kemajuan pesat, Demak menjadi kerajaan maritime yang besar dan kuat, selain itu berkembang menjadi pusat ajaran agama islam. Masa pemerintahan Raden Fatah digantikan oleh anaknya Pati Unus. Masa pemerintahan Pati Unus di gantikan oleh Sultan Trenggono, disini demak menjadi pusat penyebaran agama islam, selain itu Sultan Trenggono banyak melakukan perluasan wilayah, namun pada 1546 Sultan Trenggono meninggal dalam pertempuran dan digantikan oleh Sunan Prawoto. disinilah awal konflik Kerajaan Demak dimulai, yaitu ketika naik tahtanya Sunan Prawoto yang menimbulkan kontra dari adik Sultan Trenggono yaitu Pangeran Sekar, nantinya Sunan Prawoto dan keluarganya dihabisi semua oleh anak dari Pangeran Sekar yaitu Arya Penangsang, Arya Penangsang menjadi penerus takhta, namun pada nantinya menantu Sunan Prawoto, yaitu Joko Tingkir membunuh Arya Penangsang dalam peperangan dan berakhirlah kasultanan Demak. Kerajaan Demak jatuh dalam kekuasaan Jaka Tinggkir, akan tetapi Jaka Tinggkir malah memindahkan istana dari Demak ke wilayah Pajang, disana ia mendirikan Kerajaan Pajang dan menjadi pemimpinnya, disini pusat kekuasaan politik berpindah yang tadinya di wilayah pesisir menjadi di daerah pedalaman.
Nah pesisir itu kegiatannya berupa pelayaran dan perdagangan, karena pusat politik pindah ke pedalaman maka hancurlah kegiatan-kegiatan maritime yang sudah di bangun lama oleh Kerajaan Demak, mata pencaharian rakyat beralih dari maritime ke kegiatan agraris.
Dengan demikian alasan mengapa sepeninggal Sultan Trenggono Kerajaan Demak mengalami kemunduran ialah adanya perebutan kedudukan politik atas takhta Sunan Prawoto yang dilakukan oleh Pangeran Sekar Seda Lepen.