Iklan

Pertanyaan

Mengapa manusia perlu menginterpretasikan tindakannya dalam berinteraksi?

Mengapa manusia perlu menginterpretasikan tindakannya dalam berinteraksi?space space 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

22

:

21

:

32

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Pembahasan
lock

Poin soal menanyakan alasan manusia perlumenginterpretasikan tindakannya dalam berinteraksi. Dalam kehidupan sosial, tindakan manusia tidak lepas dari suatu penilaian dari orang lain. Tindakan yang dilakukan kerap menjadi suatu acuan bagi orang lain untuk memberikan penilaian baik atau buruk pada si pelaku tindakan.Penilaian itu pada umumnya ditujukan kepada si pelaku sebab tindakan yang dilakukan itu dimengerti sebagai produk keputusan pikiran si pelaku. Namun, penilaian itu kerap kali tanpa memperhitungkan hal-hal lain yang memotivasi dan yang hendak dituju oleh si pelaku. Dengan dasar bahwa setiap tindakan individu akan dinilai oleh individu lain, maka menafsirkan tindakan yang dilakukan oleh diri sendiridalam interaksi sosial menjadi penting untuk dilakukan. Max Weber, seorang sosiolog Jerman menawarkan suatu metode sistematis untuk memahami tindakan manusia dan makna yang terkandung dalam tindakan itu secara objektif. Metode itu disebut metode verstehen.Metode tersebut digunakan untuk memahami makna tindakan sosial. Beragamnya tindakan sosial mendorong Weber mengklasifikasikannya menjadi empat tipe tindakan dari segi orientasinya, yakni: Tindakan sosial intrumental. Tindakan yang didasari pada akal/rasio , sehingga mempertimbangkan antara tujuan dan cara yang dilakukan. Misalnya, seorang murid yang begadang belajar demi persiapan ulangan. Tindakan sosial berorientasi nilai. Tindakan sosial ini berkaitan dengan nilai-nilai dasar yang terkandung di masyarakat. Seperti etika, estetika, agama, dan nilai-nilai lain . Contohnya, seorang anak yang berhenti main bola untuk melakukan ibadah (tindakan ini didorong oleh nilai agama). Tindakan sosial afektual. Tindakan sosial ini terjadi karena dorongan dari perasaan/emosi. Contohnya, seorang siswa yang menangis karena dihukum guru saat mencontek ulangan teman. Tindakan sosial tradisional .Tindakan yang didasarkan atas kebiasaan yang telah mendarah daging. Contoh: Tradisi Ngaben di Bali sebagai bentuk penghormatan atas orang yang telah meninggal dunia.

Poin soal menanyakan alasan manusia perlu menginterpretasikan tindakannya dalam berinteraksi.

Dalam kehidupan sosial, tindakan manusia tidak lepas dari suatu penilaian dari orang lain. Tindakan yang dilakukan kerap menjadi suatu acuan bagi orang lain untuk memberikan penilaian baik atau buruk pada si pelaku tindakan. Penilaian itu pada umumnya ditujukan kepada si pelaku sebab tindakan yang dilakukan itu dimengerti sebagai produk keputusan pikiran si pelaku. Namun, penilaian itu kerap kali tanpa memperhitungkan hal-hal lain yang memotivasi dan yang hendak dituju oleh si pelaku. Dengan dasar bahwa setiap tindakan individu akan dinilai oleh individu lain, maka menafsirkan tindakan yang dilakukan oleh diri sendiri dalam interaksi sosial menjadi penting untuk dilakukan.

Max Weber, seorang sosiolog Jerman menawarkan suatu metode sistematis untuk memahami tindakan manusia dan makna yang terkandung dalam tindakan itu secara objektif. Metode itu disebut metode verstehen. Metode tersebut digunakan untuk memahami makna tindakan sosial. Beragamnya tindakan sosial mendorong Weber mengklasifikasikannya menjadi empat tipe tindakan dari segi orientasinya, yakni:

  1. Tindakan sosial intrumental. Tindakan yang didasari pada akal/rasio, sehingga mempertimbangkan antara tujuan dan cara yang dilakukan. Misalnya, seorang murid yang begadang belajar demi persiapan ulangan.
  2. Tindakan sosial berorientasi nilai. Tindakan sosial ini berkaitan dengan nilai-nilai dasar yang terkandung di masyarakat. Seperti etika, estetika, agama, dan nilai-nilai lain. Contohnya, seorang anak yang berhenti main bola untuk melakukan ibadah (tindakan ini didorong oleh nilai agama).
  3. Tindakan sosial afektual. Tindakan sosial ini terjadi karena dorongan dari perasaan/emosi. Contohnya, seorang siswa yang menangis karena dihukum guru saat mencontek ulangan teman.
  4. Tindakan sosial tradisional. Tindakan yang didasarkan atas kebiasaan yang telah mendarah daging. Contoh: Tradisi Ngaben di Bali sebagai bentuk penghormatan atas orang yang telah meninggal dunia.space space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

29

Iklan

Pertanyaan serupa

Jelaskan hubungan antara interaksi antar ruang dengan potensi SDA!

11

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia