Larutan penyangga penting dalam cairan tubuh karena mampu mempertahankan pH tubuh.
Dalam keadaan normal, pH cairan tubuh termasuk darah adalah 7,35 – 7,5. Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai hasil metabolisme dari zat-zat, tetapi keadaan setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan membuang kelebihan asam tersebut.
Di dalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan asam-basa konjugasi yang berfungsi sebagai larutan penyangga. Cairan tubuh, baik sebagai cairan intra sel dan ekstra sel memerlukan sistem penyangga untuk mempertahankan harga pH cairan tersebut. Sistem penyangga ekstra sel yang penting adalah penyangga karbonat (H2CO3/HCO3−), sedangkan sistem penyangga intra sel yang penting adalah penyangga fosfat (H2PO4−/HPO42−).
1. Penyangga fosfat
HPO42−(aq)+H+(aq)⇌H2PO4−(aq)H2PO4−(aq)+OH−(aq)⇌HPO4−(aq)+H2O(l)
Sistem penyangga fosfat dapat mengontrol pH darah terutama dalam sel, seperti ginjal. Ion H+ dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal melalui pembentukan HPO42− dan dibuang sebagai garam dalam urin, sehingga pH urine dapat berada sekitar 4,8 – 7,0.
2. Penyangga karbonat
H2CO3(aq)+OH−(aq)⇌HCO3−(aq)+H2O(l)HCO3−(aq)+H+(aq)⇌H2CO3(aq)
Sistem penyangga karbonat membantu menjaga pH darah hampir konstan, yaitu 7,4. Perbandingan konsentrasi HCO3− terhadap H2CO3 untuk menjadikan pH = 7,4 adalah 20 : 1. HCO3− jauh lebih banyak karena hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat asam. Jika mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal sehingga pH turun menjadi 7 atau naik menjadi 7,8, maka dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh bahkan kematian.