Iklan

Pertanyaan

Mengapa hipotesis semikonservatif pada replikasi DNA lebih diterima, sebelum dilakukan percobaan oleh Meselson-Stahl ?

Mengapa hipotesis semikonservatif pada replikasi DNA lebih diterima, sebelum dilakukan percobaan oleh Meselson-Stahl ? space 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

12

:

21

:

54

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

hipotesis semikonservatif pada replikasi DNA lebih diterima karena masing-masing pita DNA dapat berfungsi sebagai cetakan.

hipotesis semikonservatif pada replikasi DNA lebih diterima karena masing-masing pita DNA dapat berfungsi sebagai cetakan. space 

Pembahasan

Pembahasan
lock

Ada tiga hipotesis tentang replikasi yang menjelaskan bagaimana pita double helix DNA membuat salinannya yaitu Hipotesis konservatif, menjelaskan bahwa pita double helix DNA membentuk pita baru dalam keadaan utuh. Hipotesis semikonservatif, menjelaskan bahwa kedua pita DNA terbuka dan masing-masing pita tersebut mencetak pita baru yang merupakan pelengkapnya. Hipotesis dispersal, menjelaskan bahwa kedua pita terpotong-potong dan setiap potongan membentuk pita baru sebagai pengganti potongan pita sebelahnya yang terpotong. Dengan demikian, pita double helix yang baru merupakan campuran antara potongan pita lama dengan yang baru dibentuk. Pada tahun 1950-an, Franklin Stahl dan Matthew Meselson menguji ketiga hipotesis replikasi DNA dengan menggunakan bakteri E. coli . Berdasarkan hasil percobaan yang mereka lakukan diketahui bahwa hanya hipotesis semikonservatif yang dianggap tepat untuk menjelaskan replikasi DNA. Sementara itu, hipotesis konservatif dan dispersal tidak terbukti. Hal ini dikarenakan terbukanya dua rantai DNA masing-masing berfungsi sebagai cetakan. Jadi, hipotesis semikonservatif pada replikasi DNA lebih diterima karena masing-masing pita DNA dapat berfungsi sebagai cetakan.

Ada tiga hipotesis tentang replikasi yang menjelaskan bagaimana pita double helix DNA membuat salinannya yaitu

  1. Hipotesis konservatif, menjelaskan bahwa pita double helix DNA membentuk pita baru dalam keadaan utuh.
  2. Hipotesis semikonservatif, menjelaskan bahwa kedua pita DNA terbuka dan masing-masing pita tersebut mencetak pita baru yang merupakan pelengkapnya.
  3. Hipotesis dispersal,  menjelaskan bahwa kedua pita terpotong-potong dan setiap potongan membentuk pita baru sebagai pengganti potongan pita sebelahnya yang terpotong. Dengan demikian, pita double helix yang baru merupakan campuran antara potongan pita lama dengan yang baru dibentuk.

Pada tahun 1950-an, Franklin Stahl dan Matthew Meselson menguji ketiga hipotesis replikasi DNA dengan menggunakan bakteri E. coli. Berdasarkan hasil percobaan yang mereka lakukan diketahui bahwa hanya hipotesis semikonservatif yang dianggap tepat untuk menjelaskan replikasi DNA. Sementara itu, hipotesis konservatif dan dispersal tidak terbukti. Hal ini dikarenakan terbukanya dua rantai DNA masing-masing berfungsi sebagai cetakan.

Jadi, hipotesis semikonservatif pada replikasi DNA lebih diterima karena masing-masing pita DNA dapat berfungsi sebagai cetakan. space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

54

Jesica Angeline

Ini yang aku cari!

Delvimoraliza

Pembahasan lengkap banget

Widi Andika Wicaksono

Mudah dimengerti Bantu banget

Iklan

Pertanyaan serupa

Pada peristiwa replikasi DNA secara ... dua pita DNA saling memisahkan diri, kemudian setiap pita akan berfungsi sebagai cetakan untuk menyintesis DNA yang baru.

169

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia