Iklan

Pertanyaan

Mengapa Buya Hamkamenolak teori Gujarat?

Mengapa Buya Hamka menolak teori Gujarat?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

20

:

14

:

26

Klaim

Iklan

C. Sianturi

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

alasan Buya Hamka menolak teori Gujarat disebabkan penentuan waktu dari masuknya Islam ke Indonesia yaitu abad ke-7 Masehi.

alasan Buya Hamka menolak teori Gujarat disebabkan penentuan waktu dari masuknya Islam ke Indonesia yaitu abad ke-7 Masehi.

Pembahasan

Pembahasan
lock

Hamka menolak teori Gujarat karena beberapa alasan seperti: bukti naskah kuno dari Cina yang menyebutkan, sekelompok bangsa Arab telah bermukim di kawasan Pantai Barat Sumatera (tepatnya di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara) pada 625 M. Di Barus, yang pernah dikuasai Kerajaan Sriwijaya, juga ditemukan nisan kuno bertuliskan nama Syekh Rukunuddin, wafat tahun 672 M. Keyakinan Hamka tersebut dikuatkan oleh teori yang dikemukakan oleh T.W. Arnold sebelumnya, berdasarkan sumber yang sama yaitu berita dari Cina. Arnold (1935) dalam The Preaching of Islam menyebut bahwa ada seorang pembesar Arab yang menjadi kepala daerah pendudukan bangsa Arab di Pantai Barat Sumatera pada 674 M . Teori datangnya Islam ke Nusantara berasal dari Timur Tengah, meskipun tidak hanya dari Mekkah, juga pernah dimunculkan. Crawfurd (1820), Keyzer (1859), Niemann (1861), De Hollander (1861), dan P.J. Veth (1878), meyakini Islam datang dari Hadramaut atau Yaman Selatan. Yang menjadi landasan atas teori ini adalah bahwa orang-orang Islam di Hadramaut adalah pengikut mazhab Syafii, seperti halnya di Indonesia. Selain itu, ada pula yang menyebut Islam datang ke Nusantara dari Mesir dengan alasan serupa. Dengan demikian, alasan Buya Hamka menolak teori Gujarat disebabkan penentuan waktu dari masuknya Islam ke Indonesia yaitu abad ke-7 Masehi.

Hamka menolak teori Gujarat karena beberapa alasan seperti: bukti naskah kuno dari Cina yang menyebutkan, sekelompok bangsa Arab telah bermukim di kawasan Pantai Barat Sumatera (tepatnya di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara) pada 625 M. Di Barus, yang pernah dikuasai Kerajaan Sriwijaya, juga ditemukan nisan kuno bertuliskan nama Syekh Rukunuddin, wafat tahun 672 M. Keyakinan Hamka tersebut dikuatkan oleh teori yang dikemukakan oleh T.W. Arnold sebelumnya, berdasarkan sumber yang sama yaitu berita dari Cina. Arnold (1935) dalam The Preaching of Islam menyebut bahwa ada seorang pembesar Arab yang menjadi kepala daerah pendudukan bangsa Arab di Pantai Barat Sumatera pada 674 M .

Teori datangnya Islam ke Nusantara berasal dari Timur Tengah, meskipun tidak hanya dari Mekkah, juga pernah dimunculkan. Crawfurd (1820), Keyzer (1859), Niemann (1861), De Hollander (1861), dan P.J. Veth (1878), meyakini Islam datang dari Hadramaut atau Yaman Selatan. Yang menjadi landasan atas teori ini adalah bahwa orang-orang Islam di Hadramaut adalah pengikut mazhab Syafii, seperti halnya di Indonesia. Selain itu, ada pula yang menyebut Islam datang ke Nusantara dari Mesir dengan alasan serupa.

Dengan demikian, alasan Buya Hamka menolak teori Gujarat disebabkan penentuan waktu dari masuknya Islam ke Indonesia yaitu abad ke-7 Masehi.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

128

Iklan

Pertanyaan serupa

Pendapat tentang masuk dan berkembangnya Islam di kepulauan Indonesia sekitar abad ke-7 M karena adanya perjalanan para pendeta Kanshih adalah didasarkan pada berita dari ...

14

4.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia