Iklan

Pertanyaan

Bacaan 4


Lestarikan Sungai dengan Prokasih


Pagi ini hari Minggu. Aku berencana akan bersepeda bersama sahabatku, yaitu Lala, Fina, dan Sofi. Aku harus bersiap-siap!

“Dina! Teman-teman kamu sudah datang, Nak. Kamu sudah siap, kan?” ujar bunda dari luar kamarku.

“Iya, Bun,” jawabku.

Bergegas aku keluar rumah. Tampak teman-teman sudah menunggu.

Setelah pamit kepada bunda, kami pun berangkat. Pagi itu angin bertiup sejuk. Suasana perumahan kami sangat tenang. Kami berencana bersepeda sampai kampung sebelah.

“Udara pagi ini sangat segar,” kata Lala.

“Iya, udara pagi ini belum tercemar asap kendaraan, La,” jawabku.

Kami mengayuh sepeda pelan-pelan. Kami bersepeda di sebelah kiri. Kami tidak ingin menganggu pengendara lain jika berpapasan dengan kami. Tak terasa kami tiba di kampung sebelah perumahan kami. Kami melihat warga sedang kerja bakti. Mereka membersihkan sungai kecil yang letaknya di tepi kampung.

Banyak warga yang berada di dalam sungai. Mereka mengambil sampah yang ada di sungai. Aliran air sungai tidak begitu deras, jadi memudahkan warga mengambil sampah-sampah itu. Saat sedang memperhatikan kegiatan warga, seorang bapak mendekati kami.

“Ada apa, Nak? Bapak perhatikan sejak tadi kalian memerhatikan warga yang sedang kerja bakti. Perkenalkan saya Ketua RT di kampung ini,” terang Pak RT.

“Oh, maaf, Pak,” jawabku.

“Kami tidak boleh ya, Pak, berhenti di sini?” tanya Fina.

“Oh, boleh, Nak. Tidak ada yang melarang,” jawab Pak RT.

“Rumah kami di Perumahan Permai. Hari ini kami ingin bersepeda keliling perumahan dan kampung. Saat tiba di kampung ini, kami melihat banyak warga terjun di sungai. Kami ingin tahu apa yang mereka lakukan, Pak,” jawabku.

“Oh, itu. Iya, Nak. Mereka sedang membersihkan sampah rumah tangga yang dibuang di sungai oleh orang tak bertanggung jawab. Mumpung aliran airnya tidak terlalu deras, kami ingin membersihkan sampah-sampah itu,” jawab Pak RT.

“Mereka sudah terbiasa masuk ke dalam sungai, ya, Pak?” tanya Sofi.

“Ada yang sudah pernah dan ada yang belum pernah, Nak. Kalau warga yang bekerja sebagai petugas kebersihan, tentu mereka biasa melakukan pekerjaan seperti ini. Akan tetapi, bagi mereka yang biasa bekerja di perkantoran tentu tidak terbiasa dengan pekerjaan ini,” jawab Pak RT.

“Jadi, warga di sini memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda ya, Pak?” tanya Sofi.

“Iya, Nak. Di kampung ini ada yang berprofesi sebagai perajin gerabah, karyawan pabrik, guru, peternak lele, tukang bangunan, dan buruh serabutan,” jawab Pak RT.

“Walaupun mereka memiliki jenis pekerjaan yang berbeda-beda, mereka tetap rukun ya, Pak?” tanya Fina.

“Ini adalah suatu bentuk kerukunan hidup dengan tetangga. Sebagai contoh, untuk menciptakan kerukunan adalah dengan kerja bakti. Kerukunan membuat hidup menjadi tenang dan damai,” jawab Pak RT.

“Pak, adakah kaitan kerja bakti ini dengan Prokasih atau Program Kali Bersih seperti iklan di televisi itu?” tanyaku.

“Wah, pernah lihat iklannya ya, Nak?” tanya Pak RT.

Aku tersenyum mendengar pertanyaan Pak RT.

“Iya, Nak. Di kota ini terdapat ratusan sungai dalam kondisi kritis. Selain mengalami pengendapan yang luar biasa, sungai juga dipenuhi sampah rumah tangga. Oleh sebab itu, kami tergerak untuk membersihkan sungai kecil ini. Kegiatan ini juga bertujuan mencegah banjir. Dengan begitu, diharapkan dapat mengurangi risiko bencana banjir pada musim penghujan,” jelas Pak RT.

“Saya punya usul, Pak. Bagaimana jika sungai kecil ini sudah bebas sampah, warga di sini memasang iklan layanan masyarakat. Iklan tersebut berisi ajakan agar masyarakat cinta lingkungan. Iklan tersebut juga menginformasikan bahwa warga di sini mendukung program kali bersih,” kataku.

“Wah, bagaimana bentuk ajakan itu ya, Nak?” tanya Pak RT.

Aku segera mengeluarkan buku saku dan pensil yang selalu ada di tas mungilku. Segera aku dan teman-teman berdiskusi membuat kalimat iklan layanan masyarakat untuk Pak RT. Setelah berdiskusi, aku menyerahkan kalimat iklan tersebut kepada Pak RT. Pak RT membaca kalimat iklan yang kami buat. Pak RT tersenyum.

“Kalian memang anak-anak pintar. Bapak bangga bisa berkenalan dengan kalian,” kata Pak RT.

Mendengar kata-kata Pak RT kami menjadi tersanjung. Akan tetapi, kami sadar apa yang kami lakukan belum sebanding dengan perjuangan para warga yang rela masuk ke sungai untuk mengambil sampah-sampah.

“Sama-sama, Pak. Apa yang kami perbuat ini belum sebanding dengan keikhlasan warga saat membersihkan sampah di sungai,” jawabku.

“Iya, menurutku pekerjaan membersihkan sampah di sungai sangat menguras tenaga,” kata Sofi.

“Iya, Nak. Pekerjaan ini memang berat karena berhubungan dengan sampah, kotoran, dan bau tidak enak. Akan tetapi, kami sudah bertekad untuk membersihkannya. Pekerjaan membersihkan sungai terasa ringan bagi kami karena diselingi dengan bercanda. Pekerjaan yang berat jika dikerjakan bersama-sama akan terasa ringan dan cepat selesai,” kata Pak RT.

“Iya. Pak. Saya setuju. Karena hari sudah semakin siang, kami ingin pamit. Maaf menganggu kegiatan kerja bakti warga kampung ini,” kataku.

“Terima kasih, Bapak telah meluangkan waktu di sela-sela kegiatan kerja bakti untuk bercakap-cakap dengan kami, “ kata Fina.

“Kami pamit dahulu, Pak. Semoga warga Suka Makmur tetap semangat untuk menjaga lingkungan,” kata Lala.

“Lain waktu kami ingin bertemu Pak RT lagi. Saya dengar kampung ini ada perajin gerabah, Pak. Kami ingin mengenal lebih dekat kegiatan perajin gerabah di kampung ini,” ujar Sofi.

“Iya, betul itu. Saya setuju dengan usul Sofi,” jawabku.

“Sama-sama, anak-anak. Bapak juga senang dapat mengenal kalian. Jika kalian tertarik mengetahui kerajinan gerabah di kampung ini, silakan menghubungi bapak. Bapak akan membantu kalian bertemu dengan perajin gerabah itu. Para perajin gerabah di kampung ini memproduksi gerabah dan diekspor ke luar negeri, loh,” kata Pak RT.

“Wah, pasti bagus hasil kerajinan mereka,” kataku.

“Iya, lain waktu saja kita kembali lagi,” kata Fina.

“Iya, Nak. Nanti orang tua kalian khawatir jika terlalu lama di sini. Sekali lagi bapak mengucapkan terima kasih telah memberi saran bagus untuk membuat iklan layanan masyarakat tadi, ya? Semoga dengan iklan yang kami pasang di sungai ini, warga semakin sadar lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan di sekitarnya.space 

Mata pencaharian apa saja yang dimiliki warga Desa Suka Makmur?

Mata pencaharian apa saja yang dimiliki warga Desa Suka Makmur?space 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

10

:

21

:

43

Klaim

Iklan

A. Dwianto

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Yogyakarta

Jawaban terverifikasi

Jawaban

mata pencaharianyang dimiliki warga Desa Suka Makmur adalahperajin gerabah, karyawan pabrik, guru, peternak lele, tukang bangunan, dan buruh serabutan.

mata pencaharian yang dimiliki warga Desa Suka Makmur adalah perajin gerabah, karyawan pabrik, guru, peternak lele, tukang bangunan, dan buruh serabutan.space 

Pembahasan

Suatu teks mengandung informasi yang ingin disampaikan kepada para pembaca atau pendengarnya. Informasi tersebut dapat ditemukan dengan cara mencermati teks. Mencermati teks berarti memahami maksud dan tujuan dari setiap kata serta kalimat yang ada pada teks. mencermati teks dapat dilakukan dengan cara membaca teks secara seksama, dari awal sampai akhir. Mata pencaharianyang dimiliki warga Desa Suka Makmur adalah perajin gerabah, karyawan pabrik, guru, peternak lele, tukang bangunan, dan buruh serabutan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut. Jadi, warga di sini memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda ya, Pak?” tanya Sofi. “Iya, Nak. Di kampung ini ada yang berprofesi sebagai perajin gerabah, karyawan pabrik, guru, peternak lele, tukang bangunan, dan buruh serabutan,” jawab Pak RT. Dengan demikian, mata pencaharianyang dimiliki warga Desa Suka Makmur adalahperajin gerabah, karyawan pabrik, guru, peternak lele, tukang bangunan, dan buruh serabutan.

Suatu teks mengandung informasi yang ingin disampaikan kepada para pembaca atau pendengarnya. Informasi tersebut dapat ditemukan dengan cara mencermati teks. Mencermati teks berarti memahami maksud dan tujuan dari setiap kata serta kalimat yang ada pada teks. mencermati teks dapat dilakukan dengan cara membaca teks secara seksama, dari awal sampai akhir.

Mata pencaharian yang dimiliki warga Desa Suka Makmur adalah perajin gerabah, karyawan pabrik, guru, peternak lele, tukang bangunan, dan buruh serabutan.

Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.

Jadi, warga di sini memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda ya, Pak?” tanya Sofi.

“Iya, Nak. Di kampung ini ada yang berprofesi sebagai perajin gerabah, karyawan pabrik, guru, peternak lele, tukang bangunan, dan buruh serabutan,” jawab Pak RT.

Dengan demikian, mata pencaharian yang dimiliki warga Desa Suka Makmur adalah perajin gerabah, karyawan pabrik, guru, peternak lele, tukang bangunan, dan buruh serabutan.space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

2

Iklan

Pertanyaan serupa

Informasi Iklan di atas adalah ...

8

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia