Iklan
Pertanyaan
Bacalah teks biografi berikut!
Tahun 1960-an, Pramoedya Ananta Toer ditahan oleh pemerintahan Soeharto karena pandangannya yang pro terhadap komunitas Tiongkok. Ia ditahan di Pulau Nusakambangan dan Pulau Buru tanpa proses pengadilan. Selama masa penahanan di Pulau Buru, ia dilarang menulis buku. Namun, ia akhirnya bisa menulis kembali setelah memperoleh pena dan kertas. Apalagi ada tahanan lain yang menggantikan pekerjaannya. Selama dalam penjara (1965-1979), ia menulis empat rangkaian novel sejarah yang kemudian semakin mengukuhkan reputasinya. Dua di antaranya, Bumi Manusia (1980) dan Anak Semua Bangsa (1980). Novel tersebut mendapat perhatian dan kritikan setelah diterbitkan yang kemudian dibredel pemerintah. Dua volume lainnya dari tetralogi ini, Jejak Langkah dan Rumah Kaca, terpaksa dipublikasikan di luar negeri.
Karya ini menggambarkan secara komprehensif tentang masyarakat Jawa ketika Belanda masih memerintah di awal abad ke-20. Sebagai perbandingan dengan karya awalnya, karya terakhirnya ini ditulis dengan gaya bahasa naratif yang sederhana. Sementara itu, enam buku lainnya disita oleh pemerintah dan hilang untuk selamanya.
Masalah yang dihadapi tokoh dalam paragraf tersebut adalah ...
Pramoedya hanya bercerita tentang masyarakat Jawa di zaman Belanda.
Dua karya Pramoedya yang dipublikasikan di luar negeri hilang.
Empat rangkaian novel sejarah karya Pramoedya tidak dapat diterbitkan.
Pramoedya kehilangan dua buah novel dan enam buku lainnya.
Pramoedya dilarang menuangkan pikirannya dalam tulisan.
Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb
Habis dalam
00
:
00
:
40
:
25
Iklan
A. Rizky
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Indonesia
58
5.0 (3 rating)
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia