Sunan Ampel yang memiliki nama asli Raden Mohammad Ali Rahmatullah (Raden Rahmat) menyebarkan agama Islam di wilayah Surabaya, Jawa Timur. Sunan Ampel merupakan anak dari Maulana Malik Ibrahim atau Malik Maghribi atau yang dikenal Sunan Gresik. Sunan Ampel dikenal dengan metode dakwahnya Moh Limo. Ia juga salah satu sebagai pencetus Kerajaan Islam pertama di tanah Jawa dan membantu membangun Masjis Agung Demak.
Sunan Ampel mampu menjalankan tugas dengan baik. Dengan kesabaran dan kewibawaannya, Sunan Ampel mampu mengatasi situasi Kerajaan Majapahit dengan menyadarkan dan mendidik para bangsawan serta adipati ke jalan yang benar. Saat berjalan menyusuri desa, Raden Rahmat tiba di sebuah tempat yang kosong. Di situ, ia membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah, kemudian membangun pesantren. Daerah tersebut dikenal dengan Ampeldenta. Di situlah diberi kekuasaan dan kemudian dikenal dengan Sunan Ampel.
Cara dakwah yang dilakukan Sunan Ampel sangat singkat dan cepat. Cara dakwahnya dikenal dengan falsafah "Moh Limo", yang artinya tidak melakukan lima hal tercela. Lima hal tersebut adalah moh main (tidak mau berjudi), moh ngombe (tidak mau mabuk), moh maling (tidak mau mencuri), moh madat (tidak mau menghisap candu), dan moh madon (tidak mau berzina).
Dengan demikian, Raden Rahmat melakukan perjuangan dakwahnya dengan menanamkan falsafah Moh Limo yang harus dipatuhi setiap penganut Islam, yakni moh main (tidak mau berjudi), moh ngombe (tidak mau mabuk), moh maling (tidak mau mencuri), moh madat (tidak mau menghisap candu), dan moh madon (tidak mau berzina).