Iklan
Iklan
Pertanyaan
Maka titah baginda: "Baiklah esok pagi-pagi kita berburu"
Maka setelah keesokan harinya maka jaring dan jerat pun ditahan oranglah. Maka segala rakyat pun masuklah ke dalam hitan itu mengelanalah segala perburuan itu dari pagi-pagi sehingga datang melincir matahari, seekor perburuan tiada diperoleh. Maka baginda pun amat heranlah serta menitahkan menyuruh melepas anjing perburuan baginda sendiri itu. Maka anjing itu pun dilepaskan oranglah. Hatta ada sekira-kira dua jam lamanya maka berbunyilah suara anjing itu menyalak. Maka baginda pun segera mendapatkan suara anak anjing itu. Setelah baginda datang kepada suaru serokan tasik itu, maka baginda pun bertemu dengan segala orang yang menurut anjing itu. Maka titah baginda: "Apa yang disalaj oleh anjing itu?"
Maka sembah mereka sekalian itu: " Daulat tuanku, patik mohonkan ampun dan karunia. Ada seekor pelanduk putih, besarnya seperti kambung, warna tubuhnya gilang gemilang. Itulah yang dihambat anjing itu. Maka pelanduk itu lenyaplah pada pantai ini."
(Hikayat Seribu Satu Malam)
Nilai budaya yang terungkap dalam kutipan tersebut adalah ...
Raja (baginda) memelihara anjing
Rakyat patuh kepada raja (baginda)
Berburu dengan menggunakan anjing
Menggunakan jaring dalam berburu
Gotong royong berburu pelanduk
Iklan
U. Yuliani
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Gunadarma
5
0.0 (0 rating)
Iklan
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia