Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu jenis karya sastra yang bentuknya itu prosa fiksi. Berbeda dengan novel, cerita di dalam cerpen cenderung lebih padat dan biasanya tidak memiliki banyak tokoh.
Struktur teks cerita pendek terdiri atas orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda.
1) Struktur orientasi adalah bagian yang mengandung penentuan peristiwa, penciptaan gambaran visual latar tempat, latar suasana, waktu kisah, pengenalan karakter, dan arah menuju komplikasi.
2) Struktur komplikasi, cerita bergerak menuju konflik (pertentangan yang salah) atau puncak masalah yang memengaruhi latar waktu dan karakter.
3) struktur evaluasi, yaitu bagian yang menyatakan komentar pengarang atas peristiwa puncak yang telah diceritakannya.
4) Struktur resolusi yang berisi solusi masalah, yakni bagaimana pengarang mengakhiri cerita. Di samping itu, dalam beberapa cerpen juga terkandung struktur koda.
5) Koda merupakan kata-kata penutup oleh pengarang setelah cerita yang disampaikannya tuntas. Koda dapat pula berperan sebagai suatu simpulan atas isi suatu cerita.
Lanjutan cerita tersebut yang merupakan pengenalan tokoh adalah:
Berbondong-bondong angin malam mulai menjalankan tugasnya menyelimuti semesta hitam. Malam pun menetas. Di salah satu sudut remang, seorang perempuan tua berselonjor di atas sebuah bangku bambu. Dipijatnya urat-urat kaki yang menegang akibat rutinitas melelahkan sehari ini. Kulit-kulit keriputnya seakan bicara tentang lelah yang telah menggunung seperti tumpukan sampah yang ada di belakang gubuk reyotnya. Matanya layu dan redup. Sepasang mata itu digendong kantung mata kehitaman yang makin melebar. Sesekali, dikedipkan dalam-dalam, sebagai cara untuk memperjelas apa yang menghampar di hadapannya. Tetapi percuma saja. Matanya telah tua, setua perjalanan kepedihannya yang menahun, dan perempuan itu tak mampu lagi menikmati tarian kunang-kunang yang muncul sebagai teman dalam pekat malamnya.
(Sandal Jepit Merah karya S. Rais)