Iklan
Pertanyaan
Kutipan cerpen yang menggambarkan kondisi ekonomi adalah ….
Biasanya, kami mengangguk-angguk. Ia tersenyum. Dan, entah siapa yang memberinya gelar, Kami akrab mengenal Pak Ayub sebagai tuan kurma yang bijaksana. Ukuran bijaksana ini pun kami tak tahu pasti. Yang jelas, enak menyebutnya dan terasa patut. Pokoknya kalau dikaji alur patut dan mungkinnya, ia tepat sekali. Kadang ada yang patut, tapi tak mungkin. Ada yang mungkin, namun tak patut.
“Jangan ditanya rantau jauh saya. Tetapi, pandanglah saya dari kecintaan pada orang dan kampung ini. Walau cuma bisa kasih kurma, itu indah sekali…” begitu kilahnya, seraya berkata lagi sambil menunjuk dadanya, “Semua tergantung di sini. Rantau yang jauh tiada taranya, di dalam dada. Begitu juga sebaliknya, di dada. Rasakan makna niatnya…”
Sebagai kelazimannya, ia mengatakan bahwa setiap orang atau per kepala di dalam sebuah rumah atau keluarga, mendapat tiga buah kurma.
Biasanya, kalau besok paginya di tepian sungai atau lapau kopi, orang bercerita tentang nikmatnya membukakan puasa dengan tiga butir kurma, berarti orang-orang itu kemarin habis dikunjungi pak Ayub dengan bayang-bayang sepanjang badannya, telah mampu berbuat pengasih dan penyayang serta adil ke warga kampung.
Sementara perantau yang dulu pulang bawa dan nyumbang macam-macam untuk surau, masjid, jalan, tugu, dan balai pemuda, kini bertambah banyak. Bingkisan Ramadan dan lebaran pun silih berganti diterima warga kampung.
Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb
Habis dalam
02
:
09
:
41
:
17
Iklan
A. ACFREELANCE
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Sebelas Maret
8
0.0 (0 rating)
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia